12. (sang penyelamat)

984 50 2
                                    


Jangan lupa vote and comment

“Sudah cukup, aku sudah muak melihat wajah yang penuh luka itu” bentak mata sebiru samudra itu

 Aku masih tidak berkutik dengan jam tangan yang baru dia berikan untukku

“aku suka ini” ujarku mencoba memasang wajah sangat bahagia

“Jangan berpura-pura lagi. Sudah empat  tahun kita bersama dan bukan aku orangnya” ujar awan mencoba mengalah  dengan keadaan.

“maksut kamu” tanyaku meminta kepastian

“Aku bukan jawabanya, kamu tidak bahagia bersamaku” ujar Awan.

 Ini yang aku suka dari awan, yaitu dia selalu jujur dalam memutuskan sesuatu

“apa-apaan ini” bentaku “kamulah alasanku sampai saat ini” aku memandangnya dengan wajah penuh amarah

“maaf kan aku, empat tahun yang lalu aku begitu optimis dapat mengubahmu tapi aku memberi kamu kesempatan untuk mencari kebahagiannmu” ujar Awan tegas

“maksutnya kamu mencampakanku setelah memberiaku sebuah harapan?” tanyaku memastikan

Hening sejenak

“Aku tidak mencampakanmu. Aku memberikamu kebebasan untuk memilih jalan hidup kamu” dia memandang mataku dengan penuh keyakinan

“aku tidak akan melepaskan kamu, aku harus tetap berada disisiku. Aku memberi kamu kebebasan untuk meraih apa yang ingin kamu raih”

 saat aku mejamkan mataku, aku bisa merasakan hembusan angin dingin diwajahku

“aku tahu” aku merasakan sentuhan di pipiku

 Dan saat membuka mata, wajah Awan begitu dekat dari wajahku

“saat aku meminum darahmu aku bisa melihat semuanya” ujar Angkasa sambil merapikan poniku.

 warna biru matanya begitu memancarkan keyakinan kepadaku

“meski aku tidak bisa melihat dengan jelas tapi aku tahu jalan ceritanya”

 Aku tersenyum, ini yang aku suka dari Awan. Awan adalah pria yang begitu pengertian dan yang paling penting begitu menghargaiku sebagai wanita, dan itu membuat aku sangat nyaman. karena aku tidak memerlukan tenaga yang sangat kuat untuk mencintai, cukup menjadi apa yang dia inginkan dan kamu akan merasakan bagaimana rasanya dicintai.

“apakah aku mahluk yang abadi” Tanyaku

“Aku tahu bukan itu yang kamu inginkan” ujarnya

Aku tersenyum tipis

“Aku harap aku mahlukk yang abadi, sama sepertimu. aku ingin abadi bersama kamu” ujarku memegang dadanya

“Jantung kamu berdetak?” tanyaku dengan wajah yang penasaran, sebenarnya sudah lama aku ingin menanyakan ini tapi aku begitu malas untuk bertanya

“Jangan mencoba untuk merubah topik” ujarnya tersenyum

“sunguh aku penasaran” ujarku protes

“ok, jangan merajuk.” kekehnya

“ Tidak aku tidak merajuk?” dustaku “aku hanya kesal, kamu terlalu tertutup untuk memberitahu kepadaku tentang dunia-dunia bangsa legenda seperti kamu vampir jadi-jadian” ujarku mengangkat sebelah pipi kananku mencoba tersenyum sinis.

“jadi selama empat tahun ini apa yang kita lakukan?” tanya Awan

“Kamu terlalu sibuk dengan bisnismu, kamu kan tidak butuh makan nan seperti yang manusia makan, jadi untuk apa kamu memperkayakan diri kamu?” Aku berusaha menyindirnya sehalus mungkin

My Mate Is Putri BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang