Jangan lupa vote and comment
Sudah hampir tiga tahun aku membantu bisnis Awan, tugasku membantu sebagai asisten pribadinya.
Sudah biasa bagiku mendengar ocehan tidak suka para pegawai kantor yang berkerja di perusahana awan, dan aku tidak pernah mengambil hati dari semua ocehan yang tidak menyukai aku di posisiku saat ini.
banyak pegawai kantor menaroh kecemburuan berlebih padaku, karena mungkin faktor dari aku sering pergi dan pulang kantor bersama Awan. memang kami sering pergi dan pulang kantor bersama tapi kami tinggal dirumah yang berbeda.
Aku cukup sering berkunjung kerumah Awan yang super itu, hanya untuk membuat dia terlihat seperti manusia biasa. meski Awan bisa bertahan tanpa darahku tiga bulan tapi aku tetap iklas memberikan darahku tiga kali seminggu.
Aku tidak mengharapkan apa-apa dari itu semua. walaupun pada awalnya menolak itu, setelah aku nasehati bahwa nasip kehidupan ribuan kariawan berada ditanganya walaupun begitu dia tetap menolak meminum darahku tiga kali seminggu. Tapi setelah aku memberitahukan kepada Awan bahwa alasanku hidup adalah dirinya, alasanku makan makanan bergizi untuk menghasilkan darah yang banyak itu karena dia.
Semenjak ucapanku itu angkasa tidak berkutik sama sekali
“Bagaimana Pagimu?” tanya awan saat kami tidak sengaja bertemu di lift
“seperti biasa” jawabku
“aku rindu senyummu” tiba-tiba suasana menjadi hening
“ Apa aku tidak pernah tersenyum?” tanyaku dengan wajah aneh
“ Bukan senym itu, tapi senyum tulusmu empat tahun yang lalu” ujarnya
Jujur aku bingung dengan apa yang awan katakan barusan
“jadi apa alasan pengusaha dari pulau seberang membatalkan pertemuan penting ?” tanyaku mengalih topik
“seharusnya aku yang bertanya itu padamu” mendengar jawaban itu aku diam terpaku
‘bodohnya aku’ batinku
“Jadi kapan jadwal pastinya?” tanya awan
“kemaren sekertaris pengusaha itu menghubungi sekertaris kita, katanya pertemuan malam ini di tempat yang sama” jawabku santai
“aku heran pada kamu, kenapa kamu memangil angkasa pengusah pulauseberang” tanya awan disela memandang pintu lift
“namanya membuat aku mengingat seseorang” ujarku tiba-tiba bad mood
“Apa jangan-jangan, nama orangnya sama” tebak awan
Aku hanya diam sambil melipat tangan kedada
“apakah orangnya sama” tanya awal lagi
“aku tidak pernah melihat pengusaha pulau seberang itu, lagi pula dunia ini luas. tak mungkinaku menemukan orang yang sama” uajrku acuh
“Terserah” ujar Awan
lalu lift pun berbunyi
***
“kenapa pintunya dikunci?” tanya awan yang kaget dengan kedatanganku
“saatnya makan siang” ujarku menyangulkan rambutku
“mungkin nanti, aku lagi sibuk”ujar awan yang tidak lepas dari komputernya.
Sebenarnya aku mengerti, Aku tahu awan berusaha tidak seinsten dulu mengambil darahku. Jika aku hitung-hitung sudah hampir sebulan dia tidak makan, terakhir kali seingatku saat perjalanan bisnis sekitar tigga minggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is Putri Bulan
Werwolf"aku punya cerita, suatu hari wanita bodoh sedang tesesat dihutan dan menemukan sebuah goa dan didalam goa itu bayak batuan bergradasi warna-warni" aku berusaha tegar, meski mataku sudah kabur oleh airmata tapi aku tetap menahanya sepenuh hati agar...