25. ( ikatan )..

486 34 3
                                    

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Jangan lupa Vote dan comment

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏



Mendung kembali datang.
Semenjak peristiwa terakhir itu hubunganku dan angkasa berjalan sedikit canggung, aku hanya bersikap biasa-biasa saja namun angkasa yang terlalu memaksakan diri untuk selalu berbicara atau sekedar basa-basi kepadaku namun aku menghargai usahanya untuk berdamai padaku.

"Apa yang ingin kamu lakukan hari ini? "Ujar Surya menyadarkanku dari lamunan.

Aku hanya menggeleng tidak tahu apa yang harus aku lakukan hari ini, dan  juga ini bukan tempatku jadi aku tidak bisa semena-mena.

Lagi pulang aku merasa lebih diawasi.

"Bagaimana kalau kita bicara? "Ujar Surya sambil duduk di sampingku.

Semilir angin menghembus tiap pori-pori kulitku dan menerbangkan helaian demi helaian rambutku

Perlahan-lahan kubiarkan angin segar meniup gemuruh kelam hatiku

"Kedengarannya tidak buruk " ujarku mencoba membuka hati dan menerima masa lalu.

"Ngomong-ngomong semenjak kita bertemu aku tidak pernah melihat bersama ayah, di mana dia?"
Aku mencoba bernada tegar dalam pertanyaan itu sambil yakin apa yang mereka lakukan dahulu untuk melindungiku.

"Sulit untuk aku jelaskan, semenjak kamu hilang di air terjun Ayah terlihat murung, kemudian menutup diri dari dunia luar lalu ia memutuskan menyendiri di perpustakaan ibukota "Surya menatapku dengan mata sayunya.

"Kamu tahu, ada sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Namun sudahlah semuanya telah terjadi dan tidak akan kembali lagi "
Surya menggenggam kedua tanganku

"Aku minta maaf sungguh aku minta maaf. Ada sesuatu yang tidak bisa aku katakan namun dengan berat hati aku jalankan. Di dunia ini ada sisi gelap ada terang namun dunia tidak sesederhana itu jika kamu melihat hal-hal tertentu lebih complex kamu mungkin akan menyadari bahwa di setiap terang ada bayangan dan itu tidak bisa dipungkiri namun sisi gelap dari bayangan itu tidak akan mengambil dan menarik kita ke sisi negatif justru sebaliknya adanya bayangan itu membuktikan bahwa wa kita hidup dan ada"

Jujur ini kali pertama bang Surya berbicara begitu panjang lebar kepadaku, aku bahagia dan merasa lebih hidup namun aku menyadari satu hal bahwa dia masih menganggap aku anak-anak, dia masih menganggapku seperti Aurora kecil nya seperti 12 tahun yang lalu

Aku hanya tersenyum berpura-pura bingung tapi aku tahu inti dari ucapannya adalah mereka berbuat seperti itu ingin melindungi ku dari dunia mereka yang keras ini yaitu dunia gelap manusia serigala.

Sepertinya tampang pura-pura tidak mengerti cukup menyakinkan untuknya terbukti ti senyuman manisnya terpampang di wajah di pagi ini. Aku ingin sekali menyadarkannya bahwa aku bukan Aurora kecil 12 tahun lalu, tapi aku tak tahu bagaimana caranya.......

"Aku memaafkanmu bang, dan juga Ayah " sadarlah Surya aku sudah dewasa, buktinya nya saat ini aku sedang memaafkan kalian.....

Namun tidak.....
Hangatnya pelukan yang menyelimutiku membuat aku sadar dia masih menganggapku Aurora kecil 12 tahun lalu

"Ehem "suara batuk seseorang mengganggu adegan melepas rasa rindu antara adik dan kakaknya.

"Sudah cukup reuniannya, aku akan meminjam aurora"
Aku masih diam, memandang wajah angkasa yang terlihat tidak menentu

"Baiklah, ucapanmu adalah perintah bagiku "bang Surya menepuk bahuku lalu sedikit mendorongku mendekati angkasa.

"Hai apa kabar? "
Siapa aku setelah aku berdiri dihadapan angkasa.
Mencoba lebih akrab dengan berbasa-basi malah tidak direspon olehnya, betapa menyakitkan

ucapanku diabaikan, wajahnya yang tidak menentu itu semakin terlihat gelisah saat aku berdiri dihadapannya.
Angkasa memandangku dengan penuh gusar tapi tidak dengan tatapan dinginnya.
' apa ada masalah?'batinku

Tanpa ucapan dan ekspresi yang berarti angkasa berbalik lalu pergi begitu saja.

Sepertinya jangka waktu nya telah habis, dan itu alasannya kenapa dia kembali seperti semula. Seperti makanan ringan saja ada batas waktu konsumsi.
Begitu juga dengan makhluk di depanku ini, mungkin sudah kadaluarsa sikap basa-basinya itu,
Aku nyesel, jika dipikir-pikir lagi betapa bodohnya Aku tidak memanfaatkan saat-saat dia terlihat baik dan ramah. Seandainya waktu beberapa hari yang lalu terulang kembali, saat dia masih mau berbasa-basi mungkin aku bisa membujuknya untuk membelikan aku pakaian yang baru.

Aku memandang pakaian lusuh yang aku kenakan, begitu ketinggalan zaman aku tidak menyukai warnanya bentuknya dan bahannya namun apalah daya aku tidak mampu mengeluh padanya, kami tidak memiliki ikatan apa-apa

Jika dikatakan teman itu tidak mungkin dia dan aku adalah orang asing yang dipertemukan oleh takdir.

Mau tidak mau aku harus mengikutinya, siapa tahu dia mau memberi kejutan padaku.
Seperti baju baru

Sudahlah jangan terlalu besar kepala

Dianya laki-laki yang tidak peka.....
Namun punggungnya terlihat kokoh dari belakang...

***
Langkahku terhenti.
'sudah berapa lama aku berjalan?, Namun yang aku rasakan aura yang begitu tidak nyaman.
Tempat apa ini?

"Ada apa? " Kali ini angkasa tidak bisa menebak apa yang sedang aku pikirkan

"Kita mau kemana?"
Jika dilihat dari dinding-dinding koridor yang semakin lama semakin gelap ini aku jadi merinding, apalagi suhu udara semakin lama terasa dingin.

"Apakah"aku menelan ludah "kita akan pergi ke tempat yang menakutkan? "
Kalau dipikir-pikir kan lagi sejak kapan aku mempunyai rasa takut, maksudku sebelum ini Aku merasa aku tidak mempunyai rasa.

Angkasa tidak mengatakan apa-apa , dia melanjutkan langkahnya hingga sampai keujung koridor
'jalan buntu'batinku

Namun angkasa tidak menghentikan langkahnya malah ia meraba-raba dinding kusam yang menggelap karena kelembaban udara di sini begitu tinggi.

"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan? "
Lagi-lagi angkasa tidak merespon jawabanku tindakannya meraba-raba dinding itu membuat  aku dan merasa curiga dan kemudian pikiran negatif tiba-tiba menghantuiku tanpa bisa dicegah.

Jika diingat-ingat lagi dia orang asing bagiku tidak ada ikatan sama sekali kenapa aku percaya padangnya?

Sepersekian detik kemudian dinding yang angkasa raba bergeser dan menampilkan ruang yang begitu gelap.

"Ayo masuk "
Ucapan bernada perintah itu sedikit banyak membuatku kesal.

Aku cukup ragu, namun apa boleh buat sekarang aku berada di rumah nya aku harus mengikuti apa perintahnya.

"Jadi ini dia sang putri bulan itu?"
Aku tidak melihat di mana orangnya namun suara bernada seram itu cukup menghentikan langkahku untuk masuk lebih dalam ke ruangan gelap ini




🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏👍

Terima Kasih  Vote dan comment_nya

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

My Mate Is Putri BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang