Hai Reader
12 November 2018, ini karya ke 18 saya. Semoga kalian penasaran.
Happy reading
***
"Put ...!,"
"Puput ...!,"
"Apaan sih !,"
"Sini dong,"
"Apaan !,"
"Sini, ini penting, lo harus tau !,"
Mau tidak mau Putri melangkahkan kakinya mendekati Mince.
"Apa?,"
Mince memperlihatkan akun instagram kepada Putri, "Laki lo pasang foto telanjang dada,"
"Serius !,"
"Serius, sumpah !,"
Alis Putri terangkat, ia meletakan gelas di meja dan mendaratkan pantatnya di sofa. Ia tahu bahwa Farhan tidak pernah sekalipun mengunggah foto dirinya di media sosial, apalagi di instagram. Instagram laki-laki tidak lebih berlatar belakang pemandangan dan bangunan arsitektur. Karena ia tahu bahwa Farhan begitu menjaga privacynya dihadapan media.
Putri memandang ke arah layar persegi, ia melihat foto Farhan berbaring di tempat tidur. Tatapan mata itu begitu dalam seolah menginginkan sesuatu dan dia terlihat begitu sexy. Lihatlah otot-otot pada tubuh itu sengaja dia pamerkan dihadapan publik. Ia memandang 1256 komentar, bagian bawah mengatakan terdapat sebuah komentar yang membuatnya ingin muntah, "Meleleh mas, mau dong di peluk,". Ia yakin yang komentar itu adalah anak-anak ABG yang haus belaian laki-laki. Ia tidak berniat untuk membaca komentar itu lebih lanjut.
Dulu ia sering memeluk tubuh bidang itu, bahkan pernah menyematkan bahwa tubuh Farhan adalah tempat ternyaman yang pernah ia rasakan. Sehingga ia betah berlama-lama di sana. Putri menelan ludah, ketika menatap ke arah lokasi di atas foto, Jakarta-Indonesia dengan caption "I see you,"
"Jakarta ...!,"
Putri menjauhi ponsel Mince, ia kembali berdiri. Ia mengibaskan rambutnya ke belakang, suasana mendadak gerah. Ia bingung harus berbuat apa, laki-laki itu kini di Jakarta. Oh Tuhan, bagaimana laki-laki itu ada di Jakarta. Padahal ia pulang ke Jakarta tidak ada satupun yang tahu.
Mince memandang Putri, terlihat jelas pada wajah itu cemas teramat sangat. Ia tahu posisi Putri seperti apa, karena ketika di London, Putri sengaja melarikan New York tanpa sepengetahuan Farhan tepatnya seminggu setelah mereka menikah. Ia tidak tahu bagaimana cara Putri melarikan diri, mungkin ketika Farhan sedang bekerja.
Tujuan utama Putri memang ke Berlin, tapi dia tahu bahwa Farhan akan ke Berlin menjemput Putri. Dari awal Putri tidak menginginkan pernikahan itu terjadi, ternyata Farhan malah menikahinya di gereja Katedral. Pernikahan berlangsung sederhana dan terkesan mendadak. Sehingga para media semakin menyoroti mereka berdua, ingin tahu kenapa pernikahan itu begitu tertutup. Ia pernah mendapati Putri menangis tersedu-sedu di kamar dan Farhan hanya diam memandang Putri tanpa berniat untuk meredakan tangisnya. Ia juga tidak berani bertanya kepada Putri, karena percuma saja Putri tidak akan pernah sekalipun menceritakan apa yang telah terjadi dia dan Farhan. Ia kenal Putri seperti apa, dia itu selalu memendam masalahnya sendiri. Dia selalu memperlihatkan senyum cantik dan pandai sekali berakting. Ya, akting memang bakatnya dari dulu.
Setelah menikah tentu saja Farhan memboyong Putri ke London tentu saja tanpanya. Farhan sama sekali tidak mengijinkan dirinya bersama Putri. Seminggu kemudian Putri menghubunginya untuk tinggal di New York. Ia adalah salah satu orang yang paling setia menemani Putri. Putri tidak menceritakan kenapa ia lari dari London. Akhirnya ia adalah satu-satunya orang menemani Putri hingga dia melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eat, Bread and Love (TAMAT)
Romance"Put ...!," "Puput ...!," "Apaan sih !," "Sini dong," "Apaan !," "Sini, ini penting, lo harus tau !," Mau tidak mau Putri melangkahkan kakinya mendekati Mince. "Apa?," Mince memperlihatkan akun instagram kepada Putri, "Laki lo pasang foto telanjang...