Malam datang membawa kabar bahwa cinta telah berkibar antara dua insan. Reyza dan Shasa sepertinya memiliki rasa diantara mereka, terlihat dari ekspresi wajah memerah dan tersipu malu khas orang jatuh cinta.
Reyza dan Shasa kini sedang duduk di depan api unggun untuk mengahangatkan diri, apalagi siang tadi mereka habis berbasah-basahan.
Hening mengelilingi tanpa ada sepatah kata yang keluar dari lidah mereka, mungkin lidah mereka kelu dan bingung ingin berkata apa.
Apalagi saat teringat kejadian siang tadi,
"kaaaannnn, bajuku basah semuaaa," pekik Shasa dengan wajah memerah, selepas itu ia tertawa sembari membalas Reyza atas percikan air yang membasahi tubuhnya.
Mereka saling menyerang satu sama lain dengan tawa bahagia, senyum di pipi Reyza seakan lepas dengan leluasa setelah sekian lama, dan teriakan Shasa mengiang terbawa angin pantai.
Reyza berlari kabur setelah ia berhasil membuat mata Shasa perih terkena air garam.
"REYZAAA," teriak Shasa mengejar Reyza dan berusaha membalasnya. Mereka terlihat bertengkar, tapi senyum tawa mereka menghias tanda bahagia.
"TANGKAP AKU KALAU KAU BISA," seru Reyza menantang Shasa, tapi bodohnya ia tersandung hingga jatuh dengan posisi telentang. Shasa pun ikut terjatuh dan menindih tubuh Reyza.
Saat itu entah kenapa waktu terasa sangat lambat. Kedua mata mereka bertemu diiringi alunan suara degup jantung. Waktu terasa berhenti.
....Dan kini hening memainkan perannya, membuat kedua manusia itu seperti seorang tunawicara.
"cantik," gumam Reyza menatap kobaran api.
"makasih, aku tahu" sahut Shasa dengan percaya diri.
"maksudku apinya yang cantik," balas Reyza yang membuat wajah Shasa cemberut.
Reyza terlihat tersenyum menatap wajah Shasa yang cemberut dan ia kembali membuka mulutnya.
"kau tahu gak apa persamaan kau dengan api unggun ini?,"Shasa tertawa, "jangan bilang kalau kau sedang gombal," tapi kemudian ia berhenti tertawa, karena ia melihat senyum menawan dari Reyza yang membuatnya terdiam.
"api unggun ini sangat cantik, hangat, penuh kenangan, dan menyinari ditengah gelap. Seperti kau," Reyza menatap wajah Shasa dengan senyum yang tenang dan lembut. Senyum yang akan ia rindukan.
Shasa hanya bisa diam diantara ramai nya detak jantung di dalam dadanya. Ia merasa senang, tapi disamping itu merasa sedih dan khawatir, ada sesuatu yang memenuhi pikirannya.
"Shasa," panggil Reyza, Shasa menoleh saat Reyza memanggilnya.
"aku ingin meminta maaf soal peristiwa yang tidak sopan waktu itu, sehingga kita berada disini," ucap Reyza dengan lembut.
"aku tidak akan memaafkanmu," sergah Shasa dengan cepat.
Reyza bertanya, "kenapa?," dan Shasa menjawab dengan dua kata, "kerang ajaib,".
Dan Reyza malah tertawa terbahak-bahak. Melihat itu Shasa pastinya kebingungan.
"sebentar," kata Reyza meninggalkan Shasa sendiri, dan itu membuat Shasa semakin bingung.
Sembari menunggu Reyza, mata Shasa menatap tenang ke arah rembulan. Pandangannya sangat leluasa tanpa ada gedung dan bangunan yang menghalangi.
Senyuman Shasa yang manis itu mengembang dan tak akan kempis. Ia berharap agar waktunya bersama Reyza tidak buru-buru selesai.
Reyza datang dengan tangan yang disembunyikan di balik tubuhnya. Sepertinya ada sesuatu di tangannya. Sasha penasaran pastinya, "Apa yang kau bawa Rey?."
Reyza tidak menjawab, ia malah menunjukan Senyumnya yang menawan. "Kau pasti akan memaafkanku," kata Reyza menatap wajah Sasha.
Wajah Sasha bingung, apakah yang dibawa oleh Reyza, "Kerang ajaib?," tanya Shasa sembari tertawa ketika Reyza menunjukan apa yang ia bawa.
"Ini bukan sembarang kerang ajaib," Reyza berusaha meyakinkan, tapi sekertinya tawa Shasa semakin menjadi.
"Baiklah aku percaya," kata Shasa mengejek.
"Kau bisa buktikan sendiri Shasa. Ketika kau meniup kerang ini tiga kali, aku akan hadir untukmu," kata Reyza penuh semangat.
Sasha mengambil kerang itu dari tangan Reyza. Terlihat kerang itu sebesar tiga genggaman tangan orang dewasa, dan warnanya terlihat indah. Kerang itu bukan kerang mutiara, tapi seperti kerang ajaib yang ada di animasi SpongeBob.
"Akan ku buktikan Rey," Sasha masih memperhatikan kerang itu. Apa benar ini kerang ajaib?.
"Berarti kau memaafkanku?," tanya Reyza penuh harap.
Sasha tersenyum bahagia, dan kemudian ia mengangguk tanda bahwa ia memaafkan Reyza.
"Aku sangat lelah hari ini, aku akan tidur sekarang," kata Sasha meninggalkan Reyza sendiri di depan api unggun.
"Mimpi indah Sha," gumam Reyza menatap punggung Shasa.
Reyza
Sasha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kerang Ajaib [complete]
Romantizm"Bawakan aku kerang ajaib dari bikini bottom," aku sangat yakin bahwa ia akan meminta hal lain untuk ia lakukan, karena orang bodoh mana yang percaya dengan kerang ajaib. "Baiklah," katanya mengiyakan. Ha?!, demi apa ia akan benar-benar mencarinya...