Reyza dan aku kini sedang duduk menikmati hembusan angin dan desiran ombak. Mata kami menatap wajah langit yang biru dipenuhi awan putih, tak lupa sinar matahari mewarnai dengan kuning yang menawan.
Jantung ini berdegup seirama dengan desiran ombak yang menghantam pasir putih. Senyum indah ini setia menemani tanda nyaman yang tidak terganti.
Ditengah nyanyian indah angin bersama ombak, aku merasakan tangan hangat Reyza menggenggam tanganku. Sebenarnya aku ingin sekali melempar tangan Reyza dari tanganku, tapi aku tidak ingin merusak suasana indah hatiku.
"Sasha," panggil Reyza. Ketika aku menoleh, kudapati wajahnya menatap tenang ke arahku, dengan senyum pastinya.
Wajahku dan Reyza bertemu. Saling tatap mata ini membuat tempo detak jantung mengacaukan irama lagu.
Nafasku tidak beraturan tanpa suara. Wajahku memanas ditemani merah yang menjalar di pipiku.Terlihat Reyza mendekatkan wajahnya dengan perlahan. Mataku tanpa perintah menutup karena tak kuat menatap wajah mempesona seorang Reyza. Udara juga berhenti masuk ke sistem pernafasanku.
Entah kenapa waktu terasa sangat lambat, dan dapat kurasakan nafas Reyza di wajahku. Aku juga merasakan sentuhan bibir tipis Reyza yang berhasil mengecup lembut bibirku.
Setelah tak kurasakan nafas Reyza di wajahku. Aku rasakan tangan Reyza mencubit gemas pipiku. Tapi entah mengapa cubitan itu semakin keras.
"AAWW," kubuka mataku perlahan, dan kudapati Gion di depanku. Kudengar ia juga menyebut namaku diikuti kata 'bangun'.
Jadi itu semua hanya mimpi?. Baguslah, aku tidak perlu repot menampar Reyza dan melihat wajahnya kesakitan.
"Gion?!!, sedang apa kau disini?," tanyaku penasaran dengan nada tak biasa tentunya.
"Aku mencarimu kemana-mana Sha, untungnya kau baik-baik saja disini. Laki-laki itu tidak macam-macam padamu kan?" tanya Gion tak sabaran.
"tidak, malah ia yang menjagaku disini," jawabku membela Reyza. Kalau aku bilang Reyza ingin berbuat mesum padaku, bisa habis ia dengan serangan dari Gion.
"Terimakasih ya sudah menjaga pacarku," terlihat Gion menyalami Reyza dengan ramah. Sementara terlihat wajah Reyza yang datar menatap ke arahku.
"cepatlah kalian bersiap, kita akan segera meninggalkan tempat ini," ujar Gion meninggalkan dan menuju perahu mesin yang akan membawa kami pulang.
Reyza masih terlihat diam mematung, matanya tidak berpaling menatap diriku. Aku bingung ingin berkata apa.
"Kau telah membohongi kami, kau bilang kau tidak pernah berbicara dengan laki-laki. Tapi ternyata kau malah punya pacar," Reyza melihatku dengan wajahnya yang datar, berbeda dengan wajah yang kulihat tadi malam.
Apakah aku sudah memberi harapan terhadap Reyza?. Apa aku benar-benar yang salah disini?.
"Andai aku tahu kau sudah punya kekasih, aku akan menjaga hatiku agar tidak menyukaimu," Reyza meninggalkanku yang kini tengah terpaku.
Mendengar ucapan Reyza hatiku terasa perih, padahal tidak ada apa-apa diantara kami. Malah sebelumnya aku sangat benci padanya. Tapi kenapa sekarang aku sedih ketika ia tampak dingin padaku?. Apakah aku juga merasakan hal yang sama dengan Reyza?.
....
Sasha menjadi seorang diantara perempuan yang menjadi perusak kebahagiaan. Ternyata ia sama saja seperti perempuan pada umumnya, memainkan perasaan laki-laki hanya untuk kepuasan.
Kulihat ia kini sedang berada di dalam rangkulan kekasihnya. Sementara aku duduk sendirian memperhatikan mereka menikmati lautan.
Angin laut dan suara deburan ombak kini tak lagi indah ditelingaku. Malah suara itu mengganggu dan membuat panas hatiku. Apalagi pemandangan sepasang kekasih yang telah menggores semangatku.
Biarkan desiran ombak, butiran pasir, dan nyanyian angin menjadi saksi kisahku dan Sasha di pulau itu. Biarkan pula mereka menjadi sakti atas sakit hatiku pada Sasha. Biarkan aku kembali merasa kesepian.
Tapi Sasha, aku masih sangat berharap kita dapat kembali bersama menghabiskan waktu. Walau tanpa nyanyian angin dan desiran ombak, aku harap bisa kembali melihat senyummu yang manis itu.
Aku harap..

KAMU SEDANG MEMBACA
Kerang Ajaib [complete]
Romance"Bawakan aku kerang ajaib dari bikini bottom," aku sangat yakin bahwa ia akan meminta hal lain untuk ia lakukan, karena orang bodoh mana yang percaya dengan kerang ajaib. "Baiklah," katanya mengiyakan. Ha?!, demi apa ia akan benar-benar mencarinya...