1.In the new season

10.3K 407 2
                                    


Hari dimana waktu yang sudah sangat kutunggu dalam hidupku selama bertahun-tahun.
Bekerja keras dan berjuang sekuat tenaga demi hasil yang memuaskan. Bukan hanya untukku tapi untuk seseorang yang sangat spesial di hidupku.
Walaupun aku bukan gadis seperti gadis kebanyakan biasanya, namun aku bersyukur bahkan dengan sangat karna, Tuhan membukakan pintu di jalan yang berduri selama ini.
Universitas Seoul yang sangat terkenal dan diincar oleh semua pelajar. Apakah ini disebut kebetulan atau mungkin rezeki atau mungkin memang sudah ditakdirkan.
Aku berhasil menembus universitas Seoul dengan jalur beasiswa. Awalnya aku hanya iseng mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Aku sempat berfikir kalau aku hanya akan masuk perguruan biasa-biasa saja di daerah tempat tinggalku.
Tapi Tuhan berucap lain dan mengizinkanku untuk belajar di universitas terbesar ini. Begitu bahagianya aku mendapat kabar kelulusanku hari itu, bahkan teman-temanku sempat tidak percaya juga kalau aku berhasil bahkan melalui jalur undangan.
Rasanya masih belum dapat kupercaya kalau sekarang kakiku sudah menginjakkan kaki di universitas ini. Mataku berbinar memandangi bangunan tinggi yang mengelilingi tanah luas di daerah Gwanak-gu ini.
Baiklah, cukup untuk mengagumi tempat ini. Lebih baik jika aku segera masuk dan mencari ruangan yang sudah ditentukan untuk menjadi kamarku selama belajar disini.
Aku menenteng box berukuran sedang dimana buku-buku dan alat tulisku yang lainnya ku taruh. Dan dipunggungku juga ada tas yang penuh dengan baju yang akan kubutuhkan.
Cukup lama berkeliling karna bangunan asrama ini lebih besar dari perkiraanku. Aku bahkan harus naik tangga dua kali agar sampai di kamarku.
D18 itulah kamarku, terletak di lantai tiga dari bangunan ke lima dari universitas. Bangunan utama merupakan gedung tempat belajar. Mulai dari kelas, cafe, perpustakaan, dan tempat olahraga.
Jaraknya cukup jauh juga, jika diperkirakan mungkin sejauh lima ratus meter. Kurang lebih kufikir segitu.
Aku memutar kenop dan sedikit mendorong pintu berwarna coklat mengkilat ini. Aku sedikit mengintip ke dalam sebelum masuk untuk memastikan siapa yang sedang di dalam.
Dan benar saja, ada dua orang gadis yang langsung mendongak memutar kepala dan bola mata untuk balik menatapku.
Aku masuk lalu kembali menutup pintu. Setelahnya aku membungkuk untuk menyapa dua orang yang mungkin merupakan seniorku. Dan akan menjadi teman sekamar bagiku.

"Annyeohaseyo"

"Murid baru?"

"Nee"

"Berapa umurmu? Wajahmu terlihat seperti bayi"

"Aku dua puluh tahun"

"Imut sekali"

Canggung sekali-untukku. Aku bahkan menggaruk kepalaku yang sama sekali tidak gatal.
Kulihat salah satu gadis itu berjalan ke arahku. Dia cantik dengan balutan mini jeans dan kaos crop merah yang bisa dikatakan hanya menutupi bagian bukit kembarnya.

"Aku suka gadis manis sepertimu, aku Hwang Tae Hee dan dia Moon Ga Young, kau....?"

"Kim Hanri-iraguhabnida"

"Kim Hanri? Nama yang sangat pas untuk gadis manis seperti mu"

"Gamsahabnida"

"Itu ranjangmu, santai saja dan mulai sekarang kita akan berteman"

"Yee"

Gadis itu mengusap kepalaku sambil tersenyum. Serasa dia membuatku seperti adik kecilnya.

"Aku dua puluh tiga tahun, Gayoung juga"

"Ahh ne eonni"

Kulihat mereka terkekeh dan berakhir menggelengkan kepala. Setelahnya mereka keluar meninggalkanku.
Aku sempat berfikir sejenak setelah mereka keluar.
Apa dunia kampus segitu bebasnya?
Apa boleh berpakaian seperti itu mengikuti kelas?
Bukankah itu terlalu terbuka dan bisa disebut terlalu seksi?
Woah, dunia kampus memang benar berbeda.

Kufikir Universitas terkenal ini begitu banyak aturan, dalam berpakaian misalnya. Ternyata tidak juga, bahkan mungkin memakai pakaian dalam saja boleh mengikuti kelas.
Bagaimana aku bisa berfikir seperti itu, karna kulihat pakaian Gayoung eonni jauh lebih terbuka dari Taehee eonni. Dia hanya menggunakan blackjeans hampir berbentuk celana dalam yang hanya menutupi bagian penting disana, dan dengan perpaduan mini sangat mini kaos di bukitnya.
Mungkin bisa kukatakan, headband yang sering dipakai oleh idol korea seperti mungkin sebut saja Suga oppa, di taruh untuk menutup gundukan itu.
Baiklah, itu bukan gangguan selama mereka tidak membulliku. Mungkin tidak akan karna kuliahat mereka orang baik walaupun terlihat seperti badgirl dalam drama-drama yang pernah kulihat di televisi.
Sudah pukul tujuh di pagi hari. Kelas pertama akan dimulai satu jam setelah ini. Aku berbenah diri dan menyiapkan peralatan yang akan kubutuhkan selama perjalanan berlangsung nanti.
Aku juga mengucir rambutku agar tidak menggangguku saat belajar nanti. Aku tidak ingin memberikan kesan buruk pada dosen pengajar di hari pertamaku.
Aku keluar dari kamar. Menderapkan langkah dengan lontaran senyum pada setiap orang yang melewatiku. Begitu juga dengan mereka sangat ramah dan sopan satu sama lain.
Walaupun seperti yang kukatan, pakaian mereka terlalu wow untukku gadis yang berasal dari kampung ini.
Cuacanya begitu bagus, ditambah cicitan burung di atas dahan atau mungkin ranting pohon. Aku merasa lega saat kupastikan ternyata bukan hanya aku pelajar yang berjala kaki menuju gedung utama.
Walaupun kebanyakan kulihat ada yang menggunakan motor dan mobil, tapi ternyata masih banyak yang memilih berjalan kaki.
Cukup melelahkan juga harus berjalan sejauh ini. Bahkan memakan waktuku hampir setengah jam.
Aku mengelilingi bangunan ini dengan buku panduan yang dari tadi tidak lepas dari pandanganku. Sebelum masuk kelas alangkah baiknya aku bertemu dengan seseorang yang mungkin akan berpengaruh besar untuk hidupku.
Rasanya begitu sulit untuk menemukan satu orang di tempat ini. Melihat bagaimana rumitnya tata ruang dari bangunan utama ini.
Bahkan ada namanya tertera ruangan biologis. Entah digunakan untuk apa aku juga kurang tahu, mungkin untuk pemulihan jiwa yang tertekan atau lain hal semacamnya.

Brugh

Aku tidak tahu apa, tapi yang jelas kepalau membentur keras sesuatu saat aku berbalik badan. Cukup keras juga sampai rasanya keningku cukup sakit juga.
Ada benjolan kecil yang cukup kasar saat kurasakan tekstur benda yang kutabrak beberapa detik lalu.
Aku mengangkat kepalaku perlahan dengan salah satu tanganku masih memegangi kening.
Begitu mengejutkan saat kulihat sepasang mata seseorang menatapku. Ternyata aku menabrak seorang pria. Dilihat dari cara dia memandangiku dia sedang marah saat ini.
Kenapa aku begitu bodoh sampai harus membuat masalah di hari pertama. Jika kuingat adegan seperti ini di dalam drama akan berakhir dengan pembulian.

"Jweseonghabnida"

Aku membungkuk padanya melebihi sudut sembilan puluh derjat. Tidak peduli apakah itu benar atau salah yang aku tahu aku hanya harus menghindari orang ini.
Biasanya pria semacam ini adalah ketua geng di kampus dan paling ditakuti semua orang, aku tidak ingin bermasalah jadi tolong lepaskan aku untuk kali ini saja dan janhan membuatku berakhir meninggalkan tempat dan cita-citaku.
Kumohon

"Neo......"

"Eo? Oh Han Kyeol saem?..... jweseonghabnida"

Aku kembali membungkuk padanya dan langsung berlari mengejar seseorang yang terlihat jauh di depan sana.
Bukan ingin menghindar dengan cara tidak sopan seperti itu yang kuinginkan. Hanya saja aku tidak bisa kehilangan orang yang sudah kucari dari lima belas menit yang lalu.
Mungkin karna kesalahan bodohku itulah, aku dan dia saling mengenal dan ditugaskan mengisi catatan takdir kehidupan masa muda di kampus terkenal ini.

.
.

Sssssstttttttt
"Ini rahasia antara kau dan aku, namun jika kau mencoba untuk pergi dari hidupku, akan kupastikan kau tidak akan melihatku dan dunia ini lagi"

It's LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang