3.This is My Fault?

4.1K 322 9
                                    


Hanri melirik jam di dinding menunjukkan jarum pendek diangka sebelas dan jarum panjangnya di angka empat. Gadis itu sedikit heran melihat dua orang teman sekamarnya baru saja masuk.
Hanri heran juga jika diingat dia tidak melihat mereka seharian di kampus. Dan aneh juga dengan pakaian mereka.
Menambah keheranannya saat mereka lewat menuju ranjang masing-masing untuk istirahat. Ada bau alkohol yang menyapa menyengat hidung Hanri.
Dan iya, itu dari tubuh mereka.
Hanri tidak tahu itu jenis minuman apa, tapi baunya tidak enak dan sangat memabukkan.

"Apa yang sedang kau lakukan jam segini?" Sapa Taehee.

"Membahas soal matematika siang tadi" jawab Hanri seadanya.

"Dasar gadis kutu buku" tutur Taehee lagi.

"Bagaimana hari pertamamu? Tidak ada yang mengganggumu bukan?" Ujar Gayoung.

"Mmm"

Hanri tersenyum. Dia tidak ingin membicarakan masalah seharian tadi pada dua orang teman barunya itu.

"Berhati-hatilah, murid baru sepertimu ini akan banyak diganggu oleh senior bangsat, apalagi wajah polosmu itu yang menggemaskan" tambah Gayoung.

"Mmm terutama berhati-hatilah pada Jimin" saut Taehee lagi.

"Jimin?...."

"Haahhh dia berwajah malaikat namun berhati monster, sekali kau berurusan dengan dia kau tidak akan dilepaskannya dengan mudah"

Hanri berfikir keras mencari tahu siapa orang yang dimaksud oleh Taehee beberapa detik yang lalu.

"Tapi sebaiknya kau tidak perlu terlalu khawatir, kami akan melindungimu, dan dia juga teman kami jadi tidak perlu terlalu khawatir, akan kukatakan padanya agar tidak mengganggumu"

"Aahhh nee gamsahabnida"

Mendengar kalimat dari Taehee membuat hati Hanri cukup tenang. Dia merasa teman sekamarnya ini memperhatikannya dan menganggapnua benar-benar seorang teman.
Atau mungkin seorang adik yang menggemaskan.

"Besok ada pesta kau ikut dengan kami oke"

"Ye?"

"Tidurlah"

Hanri mengangguk bak mendengarkan perintah ibunya. Dia sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya begitu patuh pada orang yang dianggapnya baik.
Bagi Hanri, selama orang itu tidak melakukan hal buruk padanya. Jadi tidak ada salahnya berbuat kebaikan dan mendengarkan setiap perkataan yang baik juga.

***

Ini hari kedua, Hanri memangku beberapa buku ditangannya. Di jadwal sudah tertera kalau pagi ini ada kelas biologis. Kelas yang sempat membuat Hanri terheran sendiri.
Seperti apa pelajaran dan dosen hari ini. Hanri berharap dosennya akan menyenangkan seperti dosen bahasa inggris kemarin.
Hanya saja suasana berubah karna orang yang mengganggunya.
Hanri memutar kenop pintu dan masuk ke dalam ruangan. Pertama kali yang dilihat Hanri adalah ruangan gelap. Hanya ada cahaya dari layar yang memutarkan video. Layaknya ruangan bioskop.
Hanri berusaha tidak menimbulkan suara dan menduduki salah satu kursi. Walaupun gelap Hanri dapat melihat tempat ini cukup ramai oleh pelajar.
Ini bukan pelajaran, tapi sebuah film dokumentasi. Hanri yakin itu saat melihat cuplikan adegan di layar lebar itu.
Hanri sempat berdegik dan melebarkan matanya saat melihat layar itu menunjukkan adegan ciuman panas antara seorang pria dan wanita. Hanri bahkan cepat-cepat menutup matanya dengan telapak tangan menunggu adegan itu berakhir.
Didetik yang sama, Hanri mendengar suara cukup aneh disekitarnya. Perlahan Hanri menurunkan tangannya dan menoleh kesamping kanan.

Mengejutkan

Hanri sampai menutup mulutnya sendiri menyaksikan kejadian itu. Tidak jauh dari tempat duduknya, Hanri melihat sepasang pelajar melakukan hal yang sama dengan adegan di video.
Mengejutkannya lagi, Hanri mendengar suara perempuan yang melepaskan nafasnya. Tapi terkesan sensual dan bisa disebut melepas desahan.
Secepat mungkin Hanri menarik tasnya dan berlari keluar. Hanri masih menutup mulutnya karna dia mual dengan apa yang dilihatnya beberapa detik yang lalu.
Hanri sempat memuntahkan cairan pahit di mulutnya di belakang salah satu ruangan. Beruntung tempat ini terbuka memberikan udara segar dari pepohonan rimbun.
Dan untungnya lagi tidak ada orang lain.

It's LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang