6.All of the Part

2.7K 285 17
                                    


Hanri bergegas, dia tidak ingin terlambat mengikuti kelas terlebih dia sempat bolos kemarin. Akan turun nilai ip nya jika membuat ulah setiap hari.
Beruntunglah tubuhnya kecil dan bisa berlari dengan cepat. Menaiki anak tangga pun rasanya tidak masalah selama dia tidak terlambat mengikuti kelas.
Sampai di pintu masuk, Hanri sempat canggung membungkuk pada dosen dan mendapat perhatian dari seisi kelas. Dia terlambat tiga menit dan itu pertama kalinya dalam sejarah persekolahan Hanri.
Hampir dua jam mengikuti pelajaran, Hanri membereskan alat belajarnya untuk kembali masuk ke dalam tas. Menuruni anak tangga dan keluar dari ruangan.
Siapa yang sangka jika Jimin berdiri menyender ke dinding di samping pintu masuk. Sendiri tanpa dua orang teman yang biasa dilihat Hanri mengekor dibelakangnya.

"Kelas mu sudah berakhir?"

"Mm...."
"Akan dilanjutkan pukul dua nanti"

Jimin memandang jam di tangannya "masih ada waktu tiga jam, ikut aku"

"Kemana?"

Bukan menjawab, namun Jimin lebih memilih untuk menarik tangan Hanri membawa tubuh kecil itu untuk ikut dengannya. Hanri sempat berfikir kalau dia akan dibawa ke rumah di tengah hutan itu lagi. Tapi ternyata Jimin membawanya untuk makan siang di salah satu cafe yang berjarak tidak terlalu jauh dari kampus.
Di tengah-tengah Hanri sibuk mengunyah makanannya sampai pipi itu sedikit mengembung, Jimin hanya memandangi wajah manis itu dengan senyuman.
Sesekali Jimin juga menghirup sedotan berisi cairan jus mangga pesanannya. Jimin tidak makan, hanya saja dia ingin mengisi penuh perut Hanri. Karna dia juga tahu kalau Hanri tidak sempat sarapan sama sekali.

Larut dengan kebersamaan mereka, Jimin tidak sadar kalau di arah pintu masuk Taehee dan Gayoung memperhatikan dirinya bersama Hanri. Mereka tidak habis fikir kenapa bisa Jimin sedekat itu bersama Hanri yang selama ini terlihat sangat membenci dan selalu mencoba menghindarinya.
Penuh pertanyaan yang tak dapat mereka sampaikan di saat itu juga. Taehee sampai berfikir begitu keras ada apa dengan mereka berdua sebenarnya.

Jam kampus sudah berakhir, Hanri bahkan sudah mandi dan bersiap untuk belajar lagi di atas ranjang kecilnya di kamar asrama. Sementara Hanri sibuk dengan peralatan belajarnya, baik itu Taehee maupun Gayoung hanya memperhatikan Hanri begitu teliti. Dimulai dari ujung kaki sampai puncak kepalanya.
Namun pertanyaan di benak mereka terpecahkan setelah satu jam mereka tidak bicara dan hanya memperhatikan Hanri.
Tiba-tiba saja Hanri bangkit dari ke fokusannya belajar karna mual dan berlari ke kamar mandi.
Taehee membuang nafas berat dan tidak dapat berfikir jernih lagi. Terlebih dia mendengar bagaimana Hanri muntah diiringi suara aliran air wastafle yang sangat deras.

"Jimin tidak mungkin------"

"akan ku bunuh bajingan itu"

"Taehee-ya.."

Taehee tidak menghiraukan panggilan Gayoung berkali-kali padanya. Dia keluar setelah mengambil mantel yang tergantung di balik pintu. Beriringan dengan suara dentuman pintu yang ditutup Taehee, Hanri keluar dari kamar mandi sambil membersihkan mulutnya dan bingung melihat Taehee begitu marah.

"ada apa dengan Taehee eonni? dia mau kemana malam begini?"

Gayoung menghampiri Hanri dan memegang kedua sisi lengan Hanri, membuat tubuh itu berhadapan dengannya "Hanri-ah...aku ingin kau jujur kepada ku, kau mau bukan?"

Hanri mengangguk "ada apa eonni?"

"kau......hamil?"

Hanri membeku, dia tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan menyakitkan itu. Terlebih dengan tatapan Gayoung yang sangat menuntut padanya. Hanri tidak mampu berkutik, apalagi untuk melepaskan diri dari genggaman Gayoung saat ini.

It's LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang