15. Wedding Day

4K 224 49
                                    


Jimin duduk di pinggiran ranjang menumpu kedua sikunya pada paha, jari jemarinya saling meremas satu sama lain dan menik matanya lekat memandangi ubin putih yang sedang diinjaknya.
Sudah berpakaian rapi dengan stelan black suit yang berselipkan bunga mawar kecil di saku kiri tepat di atas jantung Jimin. Sudah yang keberapa kalinya Jimin menarik nafas dalam dan membuangnya berat pagi itu. Walaupun dia tidak menyaksikan secara langsung namun Jimin tahu bagaimana keadaan di luar ruang ganti itu sekarang.
Gedung mewah milik keluarga nenek yoo yang sudah di dekor seindah mungkin untuk melangsungkan upacara pernikahannya bersama salah satu cucu kesayangannya.

"jimin..."

Suara yang tidak asing di telinganya itu menarik perhatian Jimin untuk menoleh kearah pintu yang ternganga di sana. Jimin bangkit perlahan dan memandangi wajah manis bermini dress merah muda dengan heels putih di kakinya. Rambutnya hitam kecoklatan yang sudah mulai panjang semakin cantik ditambah jepitan berbentuk mahkota kecil yang menjorok ke bagian kiri.
Tatapan Jimin semakin dalam memandangi wajah itu yang sekarang sudah berdiri tepat di hadapannya. Melontarkan senyuman merekah dan merapikan dasi hingga bunga mawar di tubuhnya.

"awas saja jika kau berani membuat Haerim dan Yuhan ku menangis, ku lempar kau ke laut"

Jimin tertawa "kau yakin bisa melakukannya?"

"tentu saja kenapa tidak"

Jimin tersenyum, dia kembali memandangi wajah manis Hanri "kuharap di kehidupan berikutnya kau yang menjadi pengantin ku"

"bwo?.."

"semoga aku bisa terlahirkan kembali dan bertemu dengan mu lebih cepat"

"dasar orang gila"

"boleh aku memelukmu?.....untuk yang terakhir kalinya.."

Sepuluh detik Hanri diam dan tidak menjawab Jimin. Dia hanya memandangi wajah pria yang sebenarnya juga masih sangat disukainya. Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang, hari ini hari terakhir dia bisa berada dalam jarak sedekat itu dengan Jimin. Setelah ini, Jimin hanya milik saudara kembarnya dan Yuhan. Itu adalah pembatas yang tidak akan mungkin di lewati Hanri sampai kapanpun. Dinding itu bukanlah hal yang harus Hanri tembus dan tidak ada hak Hanri untuk menyentuhnya setelah sumpah pernikahan nanti diucapkan.
Hanri menarik sudut bibirnya dan tersenyum hangat pada Jimin. Kakinya melangkah lebih mendekati Jimin.

"aku...bukanlah gadis yang baik..."

".....?"

Jimin membulatkan mata sipitnya saat Hanri mengecup bibirnya selama beberapa detik.

"kau juga tahu itu Jimin"

Disaat Hanri akan melangkah mundur, Jimin dengan sigap menarik tangan Hanri dan mendekap tubuh itu menempel pada dirinya. Jimin bahkan tidak membuang waktu untuk segera mendaratkan bibirnya di atas bibir Hanri.

'aku tidak perlu maaf mu bukan'

'kau tidak perlu meminta maaf, ini salahku karna mencintaimu'

Jimin memandangi tubuh bergaun pengantin yang tengah berjalan di bimbing calon ayah mertuanya itu. Gaun yang sangat cantik dan wajah perempuan itu yang ditutupi tudung transparan. Menit berikutnya Jimin menyambut tangan Haerim yang diulurkan oleh sang ayah mertua padanya. Membimbing Haerim untuk menaiki altar dan berdiri saling berdampingan dan bergandengan tangan.
Hanri sendiri kini tengah duduk memangku Yuhan bersama Hyunjin, Bogum, nenek Yoo dan ibunya. Di barisan kursi tepat di belakang mereka, Jungkook Taehyung Taehee dan Gyuri ikut hadir di upacara pernikahan itu.
Pendeta mulai membacakan teks panjang lebar itu, berakhir dengan Haerim dan Jimin yang saling berhadapan. Bertukar cincin di jari manis masing-masing. Bertepatan dengan Jimin dan Haerim yang menghapus jarak untuk berbagi ciuman, Hyunjin menarik kepala Hanri dan menyembunyikan pandangan kakaknya itu dari hal yang tidak perlu disaksikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang