💜💜💜
.
.
.
(Ternyata ciuman membuat sebuah hubungan menjadi mesra)
.
.
.
***
Dua pekan sudah kejadian romantis pertama kami berlalu. Sejauh ini kuamati, hubunganku dengan Lay justru semakin membaik. Padahal sebelum itu terjadi, aku berpikir jika hubungan ini sudah tidak bisa dilanjutkan kembali. Bahkan aku sudah berencana untuk putus. Tapi mungkin Tuhan telah berkehendak lain. Dengan masalah-masalah yang kami hadapi justru mendekatkan kami satu sama lain. Aku dengan keraguan hatiku dan Lay dengan masalah psikisnya. Keraguanku sudah berakhir, namun Lay belum. Aku tidak bisa mudah membantunya karena itu berurusan dengan keluarganya. Apalagi aku yang hanya berstatus sebagai pacar. Aku tidak berhak atas kehidupan pribadinya.
Hari sabtu ini adalah jadwal terakhir ujianku dan mungkin mahasiswa lain juga. Namun sebagian besar dari masing-masing jurusan punya jadwal yang berbeda. Terkecuali Lay. Dia mahasiswa tingkat akhir yang hanya berurusan dengan skripsi.
"Lea!" Panggilnya sambil berlarian ke arahku. Aku pun menyambutnya dengan senyuman hangat.
"Sudah selesai? Ayo!" Ajaknya sambil menarik tanganku. Sejak saat itu dia selalu riang seperti terlepas semua beban masalahnya.
Lay mengajakku keluar kampus dengan motorku untuk merayakan hari terakhir ujianku. Seperti anak muda biasanya, kami akan menghabiskan malam minggu dengan jalan-jalan.
Motor pun berhenti di tempat makan mewah berbasis 'All You Can Eat'. Aku memandang kagum tempat perdana yang aku kunjungi. Ini malam minggu yang mahal.
"Ada apa? Merasa aneh dengan tempatnya?" Tanya Lay memecah lamunanku. Aku menggeleng.
"Kurasa ini mahal." Ungkapku jujur. Dia terkekeh.
"Ini belum apa-apa dibandingkan saat kita berlibur ke Eropa nanti."
Ah, dia benar juga, mengingat Lay janji akan mengajakku berlibur ke Eropa setelah ujian selesai. Itu artinya sebentar lagi.
Kami pun masuk dan ternyata semua meja sudah penuh, jadi kami menunggu antrian di kursi tunggu. Kulihat beberapa orang juga sedang menunggu antrian makan sama seperti kami. Ini berarti tempat makan ini enak dan populer. Aku jadi tidak sabar untuk mencicipinya.
Aku memikirkan tempat makan seperti yang ada di Korea atau Jepang.
"Lay, kira-kira ada es krim tidak? Aku mendadak ingin makan es." rengekku sambil kugoyangkan lengannya manja. Aku cukup malu berada di antara orang-orang di sini. Ada yang berpasangan juga tapi ada pula yang bersama dengan keluarga.
"Ada. Kau bisa ambil sepuasmu." Mendengarnya, mataku membulat seperti bola.
Aku sudah tidak sabar.
***
Setelah menunggu sekitar setengah jam, kami pun mendapat giliran masuk. Aku sedikit takut dengan adanya peraturan di tempat ini. Pertama kami harus makan kurang dari 90 menit. Kedua, jika makanan yang kami ambil tidak habis maka kami harus membayar denda 10.000 setiap 10 gramnya. Namun melihat Lay bahagia mengambil makanan, aku pun sedikit tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST - LAY | END ✔️
FanficEccedentesiast - Part of Lay EXO Birthday project Dia selalu tersenyum meski sebenarnya menangis. Dia penghibur yang sangat baik. Dia cenderung bisa menyelesaikan masalah kecil orang lain tapi justru tidak bisa mencari jalan keluar untuk masalahnya...