❤❤❤
.
.
.
.
.
Malam ini hujan dan aku tidak berencana untuk tidur. Sejak kejadian siang tadi, obrolanku dan Lay berlanjut di ruang Chat. Sahabatku bahkan sudah ngorok di sampingku sedangkan aku cekikikan dalam selimut membaca pesan darinya.
----------------------------------------
Ayahku seperti bebek ketika sedang marah...- 23.52
Jangan begitu. Sebaiknya kau dengarkan dia... -23.53
Aku ingin, tapi aku bosan :( - 23.53
Kenapa? - 23.55
Aku ingin kabur dari rumah - 23.57
---------------------------------------
Deg...
Perasaanku mulai bergemuruh. Bagaimana pria berperawakan dewasa ini berpikir akan pergi dari rumah? Semua yang dia lakukan selama ini mungkin saja akan hancur. Walaupun tidak sesuai dengan keinginannya, tapi paling tidak dia sudah berusaha.
Aku bergegas menyibakkan selimutku untuk duduk. Aku ingin memanggilnya dan berbicara dengan langsung. Lari dari tanggung jawab itu juga salah.
Kutekan gambar gagang telepon untuk memanggilnya. Sesekali berbunyi "tuut", namun dia tidak menjawabnya.
"Ishhh!" aku berdecih kesal. Kenapa dia serumit ini sekarang?
Ah, seharusnya aku tidak mendengar curhatannya dan menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja. Atau mungkin aku seharusnya dulu tidak menerima menjadi pacarnya, jika akhirnya ternyata masalahnya begini.
Drrrrttt!
Ponselku bergetar cukup panjang. Sepertinya aku tahu siapa yang meneleponku.
"Lay!" Teriakku lirih.
"Tebak aku di mana sekarang?"
Aku menggigit bibit bawahku dengan keras. Dia tidak mungkin selarut ini datang ke kontrakanku, kan? Aku melihat jam dindingku dan ternyata sudah jam 12 lewat. Lagi pula gerbangnya sudah di kunci tadi.
"Lea? Kau tidak menjawabku?" Aku tersentak kaget saat seseorang di ujung teleponku bicara. Aku lupa untuk menanyakan keberadaanya.
"Um, tidak. Memangnya kau di mana? Jangan coba-coba untuk kabur dari rumah Lay! Aku melarangmu."
"Aku di teras. Aahh... Sshh... Dingin sekali."
Mendadak aku berdiri dari tempat tidurku. Rasanya pundakku ditimpa oleh seonggok gajah. Aku mematikan telepon dan bergegas untuk keluar. Tentunya dengan hati-hati agar temanku ini tidak bangun. Bisa repot urusannya.
Karena jarak kamarku agak di belakang, aku sebisa mungkin tidak membuat gaduh dan membangunkan penghuni-penghuni liar di rumah ini.
Kupegang gagang pintu dengan hati-hati sambil kuusap dadaku yang kian parah berdetaknya. Sungguh. Seumur hidup aku tidak pernah diapeli oleh pria seperti ini malam-malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST - LAY | END ✔️
FanfictionEccedentesiast - Part of Lay EXO Birthday project Dia selalu tersenyum meski sebenarnya menangis. Dia penghibur yang sangat baik. Dia cenderung bisa menyelesaikan masalah kecil orang lain tapi justru tidak bisa mencari jalan keluar untuk masalahnya...