02

6.1K 374 8
                                    

Benar dengan dugaan andi selama siang tadi bahwa ia akan lembur kembali.dan sekarang andi masih setia duduk di kursi kerjanya sementara yang lainnya sudah pulang.

"Huh...udah jam delapan malam" gumamnya lemas.

Kerjaannya belum selesai dan masih numpuk di karenakan kepalanya yang tiba-tiba sakit membuat semuanya semakin lambat selesai.

"Kau belum pulang"

Andi menoleh menatap bosnya ada di sampingnya yang juga menatapnya.namun dia  langsung memalingkan wajahnya.

Mungkin dia akan marah...batin andi

"Apa sudah selesai semuanya" tanya ardan.

"Belum pak,baru selesai tiga berkas" ucap andi lemah.

"Emm...baiklah,kau bisa pulang.tapi besok harus sudah selesai semuanya"

"Tapi pak-"

"Kenapa,kau tidak sanggup"

"Bukan tidak sanggup,tapi....bukannya berkasnya gak di butuhkan buat besok"

"Saya ingin besok selesai,karena saya juga harus memeriksanya kembali" ucap ardan santai.

"Akan saya usahakan" pasrah andi.

"Saya tidak mau tau,besok harus selesai bagaimanapun caranya."

Andi mengaguk pasrah."baik"

Setelah itu ardan langsung keluar kantor tak peduli dengan andi yang mencoba menahan amarahnya.

"Hah..." andi menjatuhkan tubuhnya ke kursi kerja dengan putus asa.

"Sepertinya aku akan menginap di kantor lagi" gumam andi sedih.

Tik..tik..tik..
Malam ini hanya suara detik jam saja yang menemani andi di ruangan yang luas namun gelap,hanya cahaya komputer saja yang membatu penerangan.

"Uhh..." pusing andi memijit dahinya yang terasa pusing.

"Kau harus bisa,tinggal satu berkas lagi" semangatnya sendiri.

Andi menoleh pada jam yang sudah menunjukan jam dua malam.sungguh hari ini kerjaannya terasa sangat lambat beda dari biasanya.

"Sepertinya aku memang harus keluar dari pekerjaan ini,karena sepertinya pak ardan tidak menyukai hasil kerja ku.karena itu...hiks...dia menyuruhku ini itu...hiks" sedihnya tanpa sadar air matanya menetes.

Tangan andi dengan lambat mengetik keyboard komputer,pandangannya terasa blur karena ngantuk di tambah karena air matanya.

"Aku...tidak kuat lagi..." dengan begitu mata andi tertutup terasa berat karena mengantuk.

..

"Andi bangun...hei andi bangun"

Andi merasa tubuhnya di guncang dengan pelan,dan merasa seseorang memanggil namannya juga.

Dengan perlahan andi membuka matanya,sesekali matanya mengerjap karena sinar matahari sepertinya.tunggu....matahari-

"Ya ampun" kaget andi membuat yang lainnya ikut kaget karena teriakannya.

"Kau nginap di sini lagi" tanya sry tak percaya.

"Aku harus menyelesaikan berkas ini saat ini juga" ucap andi tak peduli dengan pertanyaan sry barusan.

"Andi sebaiknya kau cuci muka dulu sana"

"Tidak bisa sry,aku harus-"

"Biar aku yang kerjakan ini,kau sana cuci muka dulu" potong sry cepat.

Andi ingin menolak namun melihat tatapan sry yang cukup menakutkan membuat andi mengalah dan menurut saja.

Setelah mencuci muka dan menyikat gigi andi langsung kembali ke tempat kerjanya dengan cepat.

"Ini" ucap rajvi menyerahkan segelas kopi hangat.

"Terima kasih,tapi-"

"Jangan kuatir semuanya sudah selesai" ucap sry memberikan berkas pada andi.

"Baiklah aku harus menyelesaikannya sekarang" ucap andi mengambil semua bekasnya dan pergi tanpa meminum kopi dari rajvi.

"Sungguh kasian sekali andi"

"Benar,dia sampai harus menginap di kantor"

"Dan ini bukan yang pertama kali dia menginap di kantor"

"Sepertinya,pak ardan tidak menyukainya"

"Kau benar"

Sry dan rajvi hanya bisa diam mendengar bisikan-bisikan karyawan lainnya.sungguh mereka juga merasa kuatir.tapi....mereka juga tak tahu apa yang harus di lakukan.

"Permisi pak" ucap andi saat masuk ruangan ardan.

"Ah..apa sudah selesai"

"Em...sudah pak" andi meletakan semua berkasnya di meja ardan.

"Andi,bisa bantu saya"

"Bantu apa pak"

"Tolong bantu saya periksa data ini" ucapnya memberikan sebuah kertas.

"Itu semua data untuk nanti saya keluar kota"

Andi bingung,dia merasa seperti sektertarisnya pak ardan.dengan berat hati andi mengaguk dan mengambil kertas itu.

"Kau kerjakan saja di sini" ucapnya lagi.

Andi tak bisa menolak.dengan sopan dia duduk di sofa yang ada di ruangan pak ardan.

Andi berusaha fokus pada kertas ini,namum perutnya terasa sakit mungkin karena dari kemarin hanya makan roti saja.

"Oh iya andi,saya belum sarapan.bisa tolong belikan saya makanan di kape sebelah"

"Baik pak"

"Kalau kamu mau,sekalian saja" ucap ardan menyerahkan kartu cardnya.

"Terima kasih pak" ucap andi dan langsung keluar.

Bagaimanapun caranya aku harus keluar dari kerjaan ini.... batin andi yakin.












Happy reading....

My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang