06

5.8K 320 1
                                    

"Kau beneran gak bawa oleh-oleh" rengek rajvi.

Andi pusing sedari tadi rajvi merengek padanya meminta oleh-oleh,padahal rajvi sendiri tau98 bahwa dia pergi keluar kota untuk bisnis bukan liburan.

"Rajvi berhentilah merengek,itu tidak pantas dengan wajah jelekmu" ucapan sry membuat rajvi langsung pundung karena wajahnya di sebut jelek.

"Andi pak ardan manggil kamu ke ruangannya" lanjut sry tak peduli dengan rajvi.

"Baiklah" andi langsung pergi ke ruang bosnya.

Namun baru saja ia masuk kantor,ia langsung di kejutkan dengan pandangan di depannya.

Dimana sang bos sedang berciuman panas dengan wanita seksi yang tidak di kenal oleh andi.

Dengan cepat andi menutup kembali pintu ruangannya dan lari menahan sesak di dadanya yang datang tiba-tiba.

Ardan tersenyum penuh kemenangan di balik ciuman panasnya saat melihat wajah andi yang syok melihatnya barusan.

Andi berjongkok di salah satu bilik toilet kantor,tangannya dengan kuat menutup mulutnya untuk menyembunyikan isak tangisnya.

Air matanya sudah membasahi kedua pipi mulusnya.dadanya terasa sesak.andi tidak tau apa yang terjadi tapi melihat bosnya yang sedang berciuman membuat hatinya sakit.

Padahal andi sendiri sadar,tak ada gunanya menangis karena dia tak punya hak apapun untuk ardan.

Tapi....tetap saja andi tak terima,apalagi setelah kejadian di hotel malam kemarin.

Dimana andi dan ardan berciuman dengan panas,andi masih mengingat semuanya.mengingat wajah seksi ardan,mengingat suara serak seksi ardan.

Andi ingat semuanya.....

'Aku tidak bisa seperti ini terus,aku harus bisa melupakannya,hanya ada satu cara agar aku bisa melupakannya....' batin andi sedih.

Tok..tok..tok..
"Masuk"

Abdi dengan sopan masuk ruangan ardan seperti biasa,ardan yang melihatnya tersenyum,senyum yang baru pertama kali andi lihat.

"Ada apa" tanya ardan.

Andi tidak menjawa,dia hanya meletakan sebuah kertas di meja tepat di hadapan ardan.

Dahi ardan mengernyit bingung,wajahnya berubah menjadi serius saat tau itu surat pengunduran diri.

"Apa maksudanya ini" ucap ardan tak terima.

"Seperti yang bapak tau" jawab andi pelan.

"Tapi kenapa,saya butuh alasan yang jelas"

"Alasannya saya tidak bisa bekerja lagi di sini"

"Kenapa"

"Saya gak bisa beritahu"

"Apa karena saya selalu memerintah mu,baikalah saya tidak akan menyuruhmu sesuka saya" andi hanya menggeleng mendengar ucapan bosnya.

"Atau karena gajimu kecil,saya bisa naikan gaji seperti yang kamu mau.tapi please jangan berhenti" mohon ardan.

Andi kembali menggeleng.

Ardan merasa prustasi melihat semua ini,bagaimana bisa orang yang selalu dia butuhkan ingin pergi di dekatnya.

Tidak,ardan tidak akan membiarkan pemuda manisnya itu pergi darinya.tidak akan pernah.

Ardan bangun dari duduknya mendekati andi yang masih berdiri dengan menunduk.

Tangan ardan menarik pinggang andi membuat andi terkejut saat tubuhnya bersentuhan dengan bosnya.

"Apa itu semua karena kejadian di hotel waktu itu" tanya ardan menatap tepat di mata andi.

Andi menggeleng."bukan"

"Lalu karena apa" kesal ardan.andi hanya diam tak memberi tahu.

Ardan melepaskan tubuh andi,kepalanya tiba-tiba sakit.dia ingin tau alasan andi ingin berhenti.

Andi hanya diam menunduk sambil menangis.ardan yang sedang prustasi dan melihat wajah andi yang nenyiratkan seperti sedang terluka membuat ardan tersenyum.

Ya....ardan tau alasannya sekarang.ardan kembal menarik pinggan andi dan berbisik tepat di telingan andi.

"Apa itu karena kau melihatku berciuman dengan celsy tadi siang"

Andi langsung berhenti dari tangisnya,matanya membulat kaget.ardan yang melihatnya langsung tersenyum menang.dugaannya tidak salah lagi,andi merasa cemburu dan ardan yakin akan hal itu.

"A-apa maksud bapak" gugup andi ketahuan.

"Ternyata benar,kau cemburu melihat aku berciuman dengan yang lain" ucap ardan dengan wajah seolah tak percaya.

"Ti-tidak,itu tidak mungkin" bantah andi tak terima.

"Aku senang" ucap ardan mengelus wajah andi yang memerah karena menangis bahkan masih basah karena air mata.

"Aku senang kamu cemburu" ucap ardan lembut.andi bisa melihat dari mata bosnya terpancar rasa bahagia yang sangat besar.

"Aku sudah menunggu mu selama ini" ucap ardan membuat andi bingung tak paham.

"Aku senang kau cemburu,dan aku....sangat mencintaimu" ardan mengecup bibir andi pelan.

Mata andi membulat tak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.sungguh otaknya sulit berpungsi.

'Ada apa ini.....' batin andi.










Happy reading....

My Annoying BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang