chapter three : lockdown

51 3 0
                                    

Aku pulang sekolah sudh disaambut dengan bunda ayah srta bang samsul, okay ini mengerikan
“assalamualaikum adek pulang”teriakku
“waalaikum salam”jawab mereka serentak
“nak ganti bajumu dan langsung tirun kebawah ya” sahut bundaku datar
“i..i..i ya bunda” jawabku terbata.
Sontak aku langsung saja ganti pakaian dan turun kebawah begitu dibawah bang samsul luan yang ngomong okay this is terrible
"Sebenarnya kamu kenapa sama temen Abang? Karena tadi pagi lutut kamu luka? Bukannya dia mau nawari kamu malah kamu tolak" sahut bang Samsul dengan nada tinggi. Orang tuaku hanya diam saja
"Dan kau mengerjai dia saat disekolah hebat sekali kau young lady!!"pekik bang Samsul. Dan aku hanya menunduk
"Apa kau ga bisa jelaskan pada kami hah?"gebrak bang Samsul diatas meja. Jujur aku takut
" Sampai dia bilang tolong ajarkan sopan santun dasar gadis ga tau malu"timpal bang Samsul yang kini aku hanya menunduk

Nangis dalam diam

"Nak sudahlah, kamu besok minta maaf sama dia dan katakan kamu sebenarnya sudah belajar sopan santun tapi karena emosi sesaat kau melakukan itu" timpal ibuku dengan lembut
"Iya Bun" sahutku
"Okay, ayah akan memberikan kamu hukuman, seluruh fasilitas kamu ayah tarik, mobil walau kamu ga pernah pakai kesekolah, handphone, laptop serta uang jajan kamu ayah potong sampai satu bulan lamanya. Untuk handphone kau pakai hp ini" sembari memberikan aku hp Nokia jadul
"Tapi kalau aku pakai ini ga bisa WhatsApp an dan kalau ada teman kasih catatan bentuk foto gimana?"sahutku
"Bisa melalui ku young lady"timpal bang Samsul
"Sudah balik kekamarku dan antar semua fasilitas yg dibilang papa sama kartu ATM, kredit dan debet kamu balikin juga"timpal bang Samsul
"Iya bang" sahutku.
"Awas saja kau tiang listrik"batinku
Seketika aku meletakkan semua fasilitas itu dalam tas. Jujur kalau pisah sama handphone kesayangan ku aku ga bisa sedih aku tuh, laptop yang full drama korea, terus kartu ATM buat aku belanja alat make up serta makanan ringan. Uang jajan dipotong nasib ku apes kali.
Setelah semua kuletakkan di dalam tas aku kembalikan ke pada ayahku.

"Ingat selama sebulan penuh ini ayah sita sama kamu ga boleh keluar rumah begitu pulang sekolah langy pulang dan yang antar kamu balik kerumah teman si Samsul yang ngajar sana.tidak ada penolakan"sahut ayahku

"Baik ayah"sahutku

Kini aku diam dikamar. Sembari membuat pr aku menangis.

Iya menangis karena semua hukuman ini. Aku seperti dikurung

Emang dikurung sih

Aku harap semoga ada kecerahan dihari esok.

Apa harus minta tolong sama tiang listrik buat cabut hukumannya

Langit berubah menjadi gelap. Saatnya makan malam

Ting tong suara bel pintu menggema

"Amelia bukakan pintu nak"teriak ibuku
"Ok Bu"

Seketika aku keluar kamar dan membukakan pintu namun sedetik kemudian

"Ka...ka...kau...!?,ngapain kemari?"tanyaku Yap dia si tiang listrik
"Apakah kau masih belum diajarkan sopan santun?"tanyanya

Shit dia akan membunuhku kalau Samapi dengar oleh semuanya
"Silahkan masuk pak Andre"jawabku kesal
"Trima kasih aku hanya mampir buat ngajak bang Samsul jalan"sahutnya
"Yaudah silahkan masuk dan duduk anggap aja ini rumahmu sendiri"sahutku geram
"Ok"sahutnya dengan memamerkan senyumannya, okay dia terlihat ganteng. Sangat...

"Bang Samsul ada pak Andre didepan"teriakku didepan kamar si bang Samsul

"Andre?mau ngapain?"tanyanya
"Dia mau ngajakmu jalan"sahutku
"Apakah kau sudah minta maaf dengannya?"tanya bang Samsul

"Belum"sahutku sambil menunduk
"Tunggu apalagi sana kau minta maaf jangan sampai aku menyeret mu kesana"marah bang Samsul
"Iya bang"sahutku

Jujur aku mulai menangis karena kesalahan ini. Sampai diruang tamu aku menghapus air mata ku dan mencoba buat senyum biasa aja sih
"Pak Andre saya ingin minta maaf atas kejadian tadi. Mohon maafkan saya"sahutku dengan nada sedikit memelas
"Sudah kumaafkan"jawabnya hey sombong sekali kalau bukan karena hukuman ini aku jadi ga mau
"Apa kau sudah siap pr mu yang kuberikan?"tanyanya
"Sudah kusiapkan dari tadi siang pak"jawabku
"Mengapa kau memanggilku dengan sebutan pak, kalau diluar sekolah kau cukup memanggil ku dengan sebutan mas?"

Tiang listrik ga ada akhlak

"Baiklah mas Andre?"sahutku
"Hey bro kita mau kemana ni?"timpal bang Samsul
"Clubbing?"tanya si tiang listrik
"Okay no problem"jawab bang Samsul

"Kalian mau clubbing?"tanyaku
"Apa ada yang salah?" Tanya bang Samsul

Serasa ga punya dosa apa mereka menanyakan nya ke aku

"Sorry bukan aku bermaksud mengajari daripada kalian menghabiskan waktu yang tidak berguna kenapa kalian ga gunakan waktu kalian buat sesuatu yang berguna bagi orang lain,.maaf " sahutku dan aku pergi berlalu dari mereka yang asik tengah berpikir.

Berpikir apakah yang aku katakan benar atau tentang sesuatu yang ga kuketahui

Andre POV
"Aku ga nyangka adikmu memiliki pemikiran yang begitu dewasa"sahutku takjub akan Amel. Jujur ini membuatku semakin

Mencintainya

Ah iya mencintai nya

"Kau benar, dia memiliki pemikiran dewasa pada saat tertentu, hey jangan bilang kalau kau suka dengan adikku"tanya Samsul

"Jujur aku suka pesona nya,.walau pun bawel dan jahil aku suka dia apa adanya"

"Ingat kau sudah punya Stevani, bahkan kau akan melaksanakan pernikahan"

"Jangan bahas wanita brengsek itu didepan ku, dia bukan calon istriku lagi dan mutlak orang tuaku setuju"

"Apa penyebabnya?"

"Dia selingkuh"
"Okay maafkan aku"
"Its ok"

Memikirkan Stevani membuat ku teringat akan hal dua tahun yang lalu. Wanita yang kusayangi dan hanya cintaku satu satunya dia selingkuh bahkan berhubungan badan

Menjijikkan

Ini kah yang disebut percintaan

Sejak itu aku ga percaya akan hal ini, tapi melihat wajah lugu Amel membuatku merasakan nya lagi

"Kau milikku amelia"batinku

Love You And Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang