BAB 19 - Kehilangan?

31.7K 2.7K 233
                                    

Holaa, apa kabar semua. High School Hits List balik lagi nemenin malam kalian.

Jangan lupa vote dan coment untuk dukung cerita ini! Follow instagram @indahmuladiatin untuk pemberitahuan update dan info-info lainnya

Happy reading! Hope you like this chapter 😗😄❤

☁️☁️☁️

Dalam satu bulan terakhir ini hari Kiara kembali tenang. Seperti sebelum Dimas datang ke sekolah dan membuat kekacauan. Ketenangan yang Kiara sukai, atau kemonotonan yang membosankan. Entah lah, yang jelas dia jadi merasa ada yang kurang setiap harinya.

Perkataan kasar itu mungkin memang menyakiti hati Dimas. Hingga cowok itu bahkan tidak melirik ketika mereka tidak sengaja berpapasan. Sesuai dengan keinginan Kiara, sekarang Dimas seperti tidak mengenalnya.

Dimas masih sering menyapa  Sasya, Luna dan Mita. Bicara akrab seperti biasa, tapi tidak dengannya. Kadang itu membuatnya uring-uringan dan moodnya rusak. Malas melakukan apapun dan memilih tidur saja. Oh sebenarnya kenapa dia begini.

"Masih belum sadar juga?" tanya Sasya.

Kiara yang sedang bertopang dagu sambil mengaduk makanannya langsung menoleh dengan kerutan di keningnya. "Sadar apa?"

Luna menggelengkan kepala. "Asli gue bahkan nggak pernah lihat lo segininya pas suka sama Kak Kahfi, pikir deh Ra kalau lo bener-bener benci Dimas kenapa lo segalau ini pas dia ngejauh?"

"Yapp padahal itu permintaan lo sendiri, pake acara ngomong hal yang nggak enak banget lagi," tambah Mita.

Kiara mengetuk-ngetuk kepalanya di meja. Ayolah, dia juga sedang berpikir kenapa dengan dirinya sendiri. "Apa gue ngerasa bersalah ya? apa gue harus minta maaf sama Dimas biar gue lega? gue ngerasa punya beban."

Keempatnya hanya menatap Kiara dengan pandangan kasihan juga gemas ingin menjitak kepalanya agar cepat-cepat sadar. Kata keempat tidak salah, sekarang Mona jadi sering nongkrong bareng dengan geng Kiara. Seperti saat ke kantin jam istirahat. Sayangnya Mona ini jarang sekali buka mulut, selain kebanyakan bacot, dia juga lebih tertarik dengan makanannya.

Gerombolan Dimas datang ke kantin. Sudah pasti cowok itu berjalan dengan Siska seperti hari-hari biasanya. Angga sendiri tampil cuek, kadang memasang senyum menggoda pada cewek yang menyapanya. Teman-teman Dimas yang lain jangan ditanya, sudah rebutan tempat duduk seperti tidak ada tempat lain di kantin ini.

"Tuh Dimas," kata Luna.

Bahu Kiara menurun. "Gue nggak buta kali, yaudah lah biarin aja." Sambil mencoba untuk cuek bebek, Kiara buru-buru menghabiskan makanannya. Tentu agar bisa langsung cabut dari kantin ini.

Rasanya terlalu pengap, mungkin karena ada banyak manusia di sini. Dan ada tipe manusia yang meraup oksigen dengan rakus. Kiara mengusap bibirnya dan langsung menghabiskan es teh dalam beberapa tegukan saja.

"Weitss laper bos?" tanya Mita.

Mona tersenyum geli dan ikut menghabiskan minumannya. "Lo mau balik ke kelas duluan? gue juga mau balik."

"Ayoo Naa," ajak Kiara semangat. "Gengs duluan yaa."

Langkah dua orang ini terhenti karena Adrian datang. Bicara tentang cowok ini, Kiara juga sudah tidak pernah bicara dengannya. Lebih baik semua menjauh saja sekalian. Daripada ada keributan-keributan lagi.

"Lo dipanggil buat rapat ekskul," kata Adrian.

"Ohh," jawab Kiara. Kepalanya menoleh pada Mona. "Gue rapat dulu deh, lo nggak apa-apa kan ke kelas sendiri?"

High School Hits List (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang