Jeon Wonwoo mendesah seraya memutar arah kalender dan memperhatikan tanggal berapa yang di tunjukkan pada tahun ini. Nampaknya November akan berjalan sangat lama dengan pekerjaan yang berat, tugas menumpuk, rapat mendadak dan lembur di sana-sini. Walaupun dalam hati Wonwoo menyukai pekerjaan yang banyak dan lembur karena itu artinya gajinya akan bertambah dan ia bisa menghabiskan waktu di kantor sambil mengobrol dengan beberapa rekan yang juga ikut melembur.
Namun yang tidak ia sukai adalah jika ibunya mulai mengoceh tentang nasib putri kecilnya jika ia tidak memiliki waktu di rumah–pria itu menyewa pengasuh part time yang akan pulang saat jam kerjanya selesai pukul enam sore dan satu jam lagi perempuan tua itu akan pulang ke rumahnya dan meninggalkan putrinya di rumah. Yang menyebalkan pengasuhnya itu selalu menghubungi ibu Wonwoo ketika Wonwoo belum juga kelihatan batang hidungnya saat ia akan pulang dan berakhir Wonwoo di marahi habis-habisan oleh wanita yang ia panggil Eomma itu.
Sejak awal Wonwoo tidak pernah setuju soal perjodohan tapi ayahnya adalah orang pertama yang tidak bisa ia tolak setelah ibunya. Ayahnya adalah orang yang keras dan telah mendidik Wonwoo menjadi seorang pria jantan yang menghabiskan satu jam yang tersisa sebelum jam pulangnya untuk menyelesaikan lima persennya yang tertinggal dan hal itu membuatnya mendapatkan posisi tinggi dari atasannya. Seingatnya wanita bernama Oh Hayoung itu tidak pernah ia kenal sebelum pertemuan pertama mereka bersama pihak keluarga dan wanita berwajah manis itu sama sekali tidak bisa menarik atensi Wonwoo kecuali fakta bahwa ia telah mengandung benih orang lain ketika di perkenalkan dengan Wonwoo dulu.
Belakangan Wonwoo tahu alasan ia di jodohkan dengan Hayoung adalah untuk menutup kehamilan di luar periode nikah wanita itu.
Ketika pernikahan mereka pun Wonwoo tidak pernah mau menyentuh Hayoung barang sehelai rambut pun–satu-satunya momen saat Wonwoo menyentuhnya adalah saat pernikahan sakral mereka di gereja setempat. Wonwoo mau tidak mau harus menyematkan cincin di jari manis Hayoung dan mencium wanita itu setelah pendeta mempersilahkan pengantin pria itu mencium pengantinnya di hadapan seluruh tamu undangan yang Wonwoo harap sudah melupakan momen itu.
Tapi karena pada dasarnya pernikahan mereka hanya untuk menutupi rasa malu keluarga Hayoung–Wonwoo tidak bisa untuk tidak pura-pura bahagia saat ibunya mengetahui kabar kehamilan Hayoung pada dua Minggu pernikahan mereka yang terhitung tidak memberikan kesan sama sekali. Wonwoo tidak bisa berkata apa-apa dan membiarkan Hayoung menjalani sandiwaranya–entah sampai kapan wanita itu akan bertahan di sisi Wonwoo yang tidak memperdulikannya salam sekali.
Ketika mendekati minggu persalinan Wonwoo menyempatkan diri untuk menjalankan tugas di luar kota demi absen dalam acara persalinan istrinya itu. Tidak tanggung-tanggung karena atasan mereka Kim Myungjoon tidak mengetahui bahwa istri Wonwoo akan segera melahirkan–pria itu mengirim Wonwoo ke Shanghai dan menjalankan tugas di sana selama satu Minggu penuh. Setelah tugasnya selesai Wonwoo segera kembali ke Korea dan mendapatkan dua kabar baik ; pertama ia sudah menjadi seorang ayah (walaupun anak itu secara biologis bukan anaknya) dan kedua Hayoung mengalami pendarahan dan nyawanya tidak dapat di selamatkan.
Setelah menerima bayi itu Wonwoo memutuskan untuk melakukan tes DNA dan memberikan hasilnya kepada kedua orang tuanya. Keduanya terkejut dan ibunya segera saja menghampiri orang tua Hayoung dan memarahi mereka habis-habisan. Meskipun telah meminta maaf dan mengatakan akan mengurus anak itu pada akhirnya Wonwoo sendiri yang harus mengurusnya karena rekan-rekan kerjanya yang lain sudah terlanjur mengetahui kabar tentang Hayoung berkat admin gosip mereka Boo Seungkwan yang ingin sekali Wonwoo cekik lehernya. Akan sangat menambah kecacatan dalam diri Wonwoo jika ia menjadi seorang duda tanpa anak atau seorang duda yang tidak mau mengurus anaknya.
Bersamaan dengan itu kedua orang tuanya masih saja memperkenalkan seorang gadis padanya tapi tidak memaksanya untuk menikahi salah satu dari mereka karena mereka takut kejadian yang sama kembali menimpa mereka. Tapi walaupun gadis-gadis yang di perkenalkan padanya adalah gadis baik-baik yang akan menerima Wonwoo dengan statusnya sebagai seorang ayah–tidak ada satupun dari mereka yang cukup menarik atensi Wonwoo karena pria itu sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada lawan jenis dan keluarganya tidak mengetahui hal itu bahkan ketika Wonwoo menemukan dirinya menganggumi tetangganya di usia yang masih terbilang muda.
Satu-satunya yang mengetahui bahwa Wonwoo merupakan kaum minoritas adalah sahabatnya sendiri–Kim Hanbin–yang dua bulan lalu berhasil membangun rumah tangga bersama seorang gadis cantik asal Thailand bernama Lalice Manoban. Jika di tanya alasan mengapa Wonwoo tidak berminat membangun hubungan dengan sahabatnya sendiri ia akan menjawab ; “Aku tidak ingin memiliki pacar yang lebih muda tapi lebih tinggi dariku dan aku juga tidak ingin memaksanya untuk menjadi sepertiku. Dia sudah sempurna bahkan tanpa harus di temani seorang gadis sekalipun. Kim Hanbin aku harap kau bahagia dengan gadis pilihanmu.”
Wonwoo juga masih menyimpan cincin pernikahannya di dalam lemari tempat berkas-berkasnya berada. Ia tidak berminat untuk menikah lagi kalaupun ia ingin menikah untuk kedua kalinya ia ingin menikah dengan seseorang yang sama sepertinya–seseorang yang memiliki ketertarikan yang sama dengannya dan seseorang yang mempunyai status sebagai seorang pria. Walaupun nantinya kedua orang tuanya terutama ayahnya akan menolak mentah-mentah keputusannya dan ibunya mungkin akan menangis histeris–Wonwoo akan mencoba nanti meskipun harus kehilangan hak asuh atas anak Hayoung itu dan ia hanya akan mencoba saat menemukan orang yang tepat.
Di sisi lain saat orang-orang menganggapnya sebagai seorang pria kantoran yang sempurna dengan jabatan tinggi dan kerja keras yang maksimal–Wonwoo terkadang merasa bahwa dirinya sudah gagal menjadi seorang pria. Walaupun dengan statusnya yang sudah pernah menikah dengan wanita sungguhan dan memiliki seorang putri yang menunggu kehadirannya di rumah–Wonwoo masih saja mempertanyakan takdir dan merindukan mantan kekasihnya lima tahun lalu. Mantan kekasihnya yang tidak pernah ia kenalkan kepada kedua orang tuanya karena mereka masih sama-sama takut untuk come out.
Ketika jam dinding terdengar jelas di telinganya yang terbuka lebar–Wonwoo mendengar sebuah ketukan dari pintu ruang kerjanya. Sosok Hanbin menyembulkan kepalanya di sela pintu yang terbuka dan memberikan senyuman lebarnya seperti biasa. Walaupun Wonwoo tidak merespon kehadiran Hanbin–pria itu tetap senang karena Hanbin tidak pernah meninggalkannya ketika pria itu tahu Wonwoo sedikit menyimpang dan Wonwoo bersyukur karena ia tidak pernah sekalipun tertarik untuk menyukai sahabatnya sendiri bahkan saat Hanbin menjadi seorang yang terlihat sempurna secara fisik maupun materi.
“Wonwoo ayo kita pulang,” ajak pria itu. “Sudah lewat sepuluh menit dari jam pulang. Memangnya kau tidak merindukan rumah.”
Wonwoo tertawa renyah. “Memangnya apa yang harus aku rindukan di rumah?”
“Putrimu barang kali,” jawab Hanbin. “Tapi bagiku tentu saja istriku yang sedang menunggu kepulanganku dan tentu saja calon anakku yang sedang bermanja-manja di dalam perutnya.”
Wonwoo menarik atensinya dari kertas lapotan yang sedang ia periksa. “Lisa hamil?”
“Aku akan mengadakan acara makan malam kecil-kecilan–kau harus datang dan tidak ada penolakan,” ucap Hanbin. “Lisa sedang senang-senangnya melihat anak kecil.”
“Wah selamat ya–kau harus menjadi lebih baik.”
Hanbin tersenyum memperlihatkan giginya yang tersusun dengan rapi. “Tolong ajari aku bagaimana caranya menjadi seorang ayah yang baik.”
Entahlah..
Wonwoo saja belum pernah memiliki seorang anak.
.
.
.
.
.
To be continued..
.
.
.
.
.
A/n ;
Aku mau nangis tahu nggak waktu liat vote di cerita aku yang sebelumnya. Aku nggak nyangka bakal ada orang yang kasih vote soalnya aku ya... Sudahlah.. nggak penting buat di bahas juga. Anyway Stocklorm Syndrome kayaknya banyak peminat ya sampai ada diantara kalian yang masukin cerita itu ke daftar bacaan sedangkan Between Two Reality aku akui nggak terlalu menarik.. cerita buatan aku memang biasa-biasa aja sih..Sebagai pembaca yang baik tolong tinggalkan jejak jangan kayak author yang nulis cerita ini ya *plak.. istrinya Mingyu ini memang bukan panutan yang baik reader jadi jangan ditiru ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Unexpected | Meanie
Fanfiction[Completed] Kim Mingyu ingin tahu apa yang salah pada dirinya. Mengapa ia harus begitu peduli pada yang bukan urusannya? ⛔ Not suitable for those under 18, please take a caution Notes : FR031119 ©2019 Written by peach_cha