10 | Loose Cannon

2.4K 189 12
                                    

Memangnya sejak awal arwah Hayoung sudah memberikan mereka petunjuk hanya saja kepala mereka terlalu dungu untuk bersikap to the point dan memilih untuk melakukan menyelidiki layaknya seorang detektif handal yang menangani kasus besar. Kim Myungjoon itu adalah kuncinya–dia adalah atasan Wonwoo sekaligus teman mantan pacar Hayoung sebelum wanita itu menikah dengan Wonwoo. Tapi pria itu bukanlah orang yang Wonwoo cari karena menurut informasi yang keduanya perolehan dari sang narasumber yang tak lain dan tak bukan adalah tersangka nomor satu sendiri–Hayoung ternyata berpacaran dengan Park Jinwoo dan fakta barunya mengatakan bahwa pria itu sudah menjadi tahanan penjara yang masih harus menjalani tiga tahun lainnya di dalam jeruji besi akibat tindakannya yang telah membunuh temannya dan hampir melukai kekasihnya sendiri.

Kini Wonwoo tahu jawaban mengapa gadis itu memilih membesarkan anaknya sendiri dan tidak mengatakan apapun soal ibunya. Karena kalaupun Hayoung mengatakan siapa pria yang menghamilinya dan keluarga Oh meminta pria itu untuk bertanggung jawab Nyonya Oh pasti tidak akan menyetujuinya dan mungkin akan tetap mencarikan pria yang bisa menutupi aib keluarganya dan Wonwoo-lah jawabannya. Lalu inikah jawaban mengapa Hayoung ingin Minseo tetap tinggal bersamanya apapun yang terjadi? Walaupun mungkin Wonwoo memutuskan untuk mencari pasangan hidup dan membuat Minseo memiliki ibu baru? Ngomong-ngomong tentang ibu baru tampaknya rencana awal mereka tidak berhasil–Choi Yuna yang membuat Mingyu mau membantu Wonwoo menemukan ayah kandung putrinya tampaknya sudah tidak tertarik lagi menjalani hubungan dengan pria yang sudah mapan. Gadis itu ini tengah berkencan dengan anak kuliahan yang empat tahun lebih muda darinya.

Baik Mingyu maupun Wonwoo tidak mau pusing-pusing akan hal itu yang penting saat ini perjodohan sialan itu di batalkan dan Mingyu bisa menjalani hidupnya dengan normal dan tentunya dengan kekasih barunya. Ia masih ingat percakapan sore itu di dalam mobil dalam perjalanan pulang sehabis dari kantor kepolisian.

Hyung kau tahu kau tidak perlu lagi menghadiri kencan kedua dengan Yuna karena gadis itu mengatakan padaku bahwa dia sudah menemukan seseorang,” ucap Mingyu. “Kau senangkan kau tidak perlu memaksakan dirimu menjadi straight?”

Wonwoo hanya berdehem sebagai jawaban kemudian ia bertanya. “Jadi perjanjian kita batal ya dan aku pihak yang di untungkan karena peruntunganmu ada saat kita berhasil menemukan ayah kandung Minseo dan lagi kau tidak perlu repot-repot memikirkan bagaimana caranya terbebas dari perjodohan karena ikatannya sudah terputus tanpa bantuanku.”

Mingyu memberengut merasa dirinya benar-benar dirugikan. Sungguh jika ia tahu bahwa Yuna bisa mencari kekasihnya sendiri Mingyu tidak akan meluangkan waktunya untuk membantu Wonwoo mencari ayah kandung Minseo. Jika ia tidak membantu Wonwoo akan ada banyak hal yang bisa ia lakukan salah satunya mencari kekasih. Hm. Kekasih ya?

Hyung,” panggil Mingyu. “Aku pikir perjanjian kita harus tetap terjadi.”

“Apa?” Wonwoo menaikkan alisnya. “Kau mau memintaku untuk berkencan dengan gadis lainnya yang akan di jodohkan denganmu?”

Mingyu nyengir dan cengiran itu cukup menjengkelkan bagi Wonwoo. “Kau ingat bukan bahwa tujuan utamaku membuatmu berkencan dengan Yuna agar gadis itu memiliki alasan untuk membatalkan perjodohan itu dan ya dia berhasil melakukannya dengan pria lain.”

“Jadi?” tanya Wonwoo.

“Bukan hanya Yuna yang bisa berkencan untuk membatalkan perjodohan itu tapi juga aku hanya saja saat itu aku tidak tertarik dengan sebuah kencan,” Mingyu menjawab. “Jadi Hyung sebelum Eomma menemukan gadis lainnya yang mau di jodohkan denganku–maukah kau berkencan denganku?”

Dan Mingyu tidak mendengar penolakan dari pernyataannya itu jadi di sinilah dia sekarang–duduk di sofa ruang tengah sambil menunggu kekasihnya itu kembali. Wonwoo telah berjanji akan menitipkan Minseo di rumah ibunya selama Mingyu menginap di rumahnya karena mereka ingin menikmati waktu berdua saja dan membahas hal-hal yang mungkin saja akan membuat Minseo terbangun dari tidurnya dan menemukan ayahnya tengah bermesraan dengan Mingyu–itu bukan sesuatu hal yang patut di lihat oleh anak kecil lagi Wonwoo memutuskan untuk menitipkan anak itu. Walaupun sedikit kecewa bahwa ia tidak bisa bermain dengan gadis kecil itu Mingyu tetap meyakinkan dirinya bahwa masih banyak kesempatan baginya untuk menghabiskan waktu bersama Minseo karena ia bisa berkunjung ke rumah kekasihnya kapan saja bukan?

Malam itu hujan turun dengan derasnya dan jam sudah menunjukkan tengah malam namun Wonwoo belum juga terlihat tanda-tanda kedatangannya–Mingyu mencemaskannya lebih dari apapun. Pikirannya yang liar melayang pada kenangan saat kedua orang tuanya pernah mengalami kecelakaan saat hujan turun–semoha saja hal itu tidak akan terjadi pada Wonwoo. Mingyu meyakinkan dirinya sendiri bahwa Wonwoo adalah mengemudi yang baik dan tidak akan mengemudikan mobilnya ugal ugalan hanya agar bisa pulang lebih cepat. Mungkin saja saat ini dua sedang menunggu hujan mereda di sana, mungkin saja Wonwoo tengah mengurusi urusan lain dengan keluarganya atau mungkin Wonwoo tengah menunggu Minseo untuk tertidur baru pergi meninggalkannya–siapa yang tahu kalau anak itu memiliki gangguan tidur atau kebiasaan tidur?

Mingyu memegang erat ponselnya–sudah lima panggilan lebih dan tidak satupun panggilan yang di angkat. Mungkin juga pemilik telepon itu tidak melihatnya sama sekali. Muncul pertanyaan baru di dalam pikiran Mingyu–mengapa Wonwoo tidak mengangkat teleponnya sama sekali. Memutuskan untuk berhenti menelepon karena akhirnya akan sia-sia saja dan tidak ingin terlihat begitu memaksa Wonwoo untuk lekas datang–Mingyu menidurkan dirinya di atas sofa dengan tangan yang masih setia memegang ponsel. Berharap di tengah-tengah tidurnya ia akan terbangun karena suara dering panggilan dari Wonwoo yang mengatakan maaf karena tidak bisa pulang cepat sebelum hujannya mereda atau sebelum Minseo tertidur. Tidak dapat di pungkiri bahwa Mingyu saat ini benar-benar lelah dan mengantuk–pekerjaan kantor membunuhnya secara perlahan.

Rasanya baru sedetik Mingyu memejamkan mata–ia merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya saat ia tengah setengah sadar. Berusaha memfokuskan matanya pada objek yang berada di depannya Mingyu kemudian menemukan Wonwoo menelusup ke ceruk lehernya dan memeluknya erat–meskipun tidak seerat pelukan posesif ketika mereka menonton di bioskop. Detik berikutnya Wonwoo menghujamkan ciuman pada leher jenjang Mingyu membuat sang empu merasa tergelitik sekaligus nyaman dengan perlakuan itu–Mingyu mengeluarkan lenguhannya. “Wonwoo-yah–berhentilah–aku sedang tidur.”

“Tapi sekarang kau sudah bangun kan?” Wonwoo menarik alisnya–berikutnya ia selesai menciumi leher Mingyu dan tangannya bergerak untuk mengikap kaus kebesaran yang membalut tubuh Mingyu dan mengamati perut sixpack-nya. “Kau sudah lama menunggu?”

“Tidak juga–aku mengantuk.”

“Maaf aku terlalu lama–Eomma menahanku kau tahu?”

“Ohyah?”

“Aku sudah menceritakan semuanya tentang rahasiaku dan tentang hubungan kita dan dia ingin bertemu dalam waktu dekat,” Wonwoo berucap–tangannya bergerak untuk mengelus surai hitam Mingyu. “Jadwalmu kosong akhir pekan besok?”

Mingyu bangku dari tidurnya. “Yang benar saja Hyung! Kita bahkan belum berpacaran lebih dari seminggu dan aku harus bertemu dengan Eomma-mu?”

“Nyonya Oh kau ingat? Tidak bisa menjaga mulutnya dan menceritakan pada Eomma bahwa waktu itu aku datang ke rumah bersama seorang pria tampan dan Eomma jadi penasaran karenanya. Dia memintaku membawamu ke rumah jadi aku pikir kenapa tidak sekalian saja aku menceritakan tentang kita–kau tidak keberatan akan itu bukan?”

“Satu-satunya yang membuatku keberatan hanya jika kau mencari orang lain untuk menjadi Eomma kedua Minseo,” Mingyu mengerucutkan bibirnya.

Wonwoo tersenyum mendengarnya. “Tenang saja–aku sudah meminta Minseo untuk memanggilmu dengan panggilan Eomma Gyu dan dia juga tampaknya tidak sabar memiliki Eomma berotot sepertimu.”

“Sialan kau!” Mingyu memukul lengan Wonwoo hingga pria itu meringis. “Untung saja aku sayang.”

Wonwoo membuka tangannya lebar-lebar. “Kemarilah kesayangan Wonwoo.”

Malam itu hujan turun cukup deras dan kedua insan itu melewatinya dengan berpelukan untuk menciptakan sebuah kehangatan yang nyata.
.
.
.
.
.
Fin

[✓] Unexpected | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang