Aku tidak tahu siapa nama wanita itu. Dia selalu berdiam di bawah tempat tidurku. Pada hari tertentu, dia akan mengucapkan kalimat "Gadis kecil... Gadis kecil... Apa kau bisa mendengarku?" dari bawah sana berkali-kali.
Suaranya perempuan itu parau. Desir kata yang dikeluarkannya begitu kering. Perempuan itu, ia berkata layaknya seperti sedang dicekik.
Itu bermula ketika aku baru berusia enam tahu. Saat itu, aku baru mengetahui fakta bawa Brian bukanlah manusia. Ketika aku mengetahui bahwa aku 'tidaklah normal', mereka mulai berdatangan dan menampakkan diri bak air bah yang menjebol bendungan. Penampakan mereka membuatku shock. Aku sempat stress. Aku juga hampir gila karena ulah mereka.
Pada malam tertentu, suara perempuan menggema dari bawah tempat tidurku.
Dia memanggilku.
Dia terus menerus mengulangi kalimat itu.
"Gadis kecil... Gadis kecil... Apa kau bisa mendengarku?"
Aku yang pada saat itu tidak mengetahui apapun tentangnya, dengan naif mencari sumber suara tersebut.
Aku menyalakan lampu kamar, akan tetapi suara itu hilang. Bukankah lebih mudah menemukan seorang jika kau memiliki penerangan yang cukup?
Aku yang masih separuh takut membungkukkan badanku—melihat apa yang ada di bawah tempat tidur.
Tidak ada seorangpun disana. Hanya ada kumpulan debu yang menggumpal, dan mungkin laba-laba kecil yang menunggu seekor nyamuk untuk terjebak dalam jaringnya.
"Syukurlah hanya pikiranku saja." ucapku lega pada saat itu.
Sayangnya, ketika aku merasa suara tersebut hanya sebatas imajinasiku saja—dia kembali memanggilku.
"Gadis kecil... Gadis kecil... Bisa kau matikan lampunya?"
"Siapa? Kau dimana?!"
Aku tersentak dan spontan berteriak merespon ucapan perempuan itu. Namun, dia tidak mengutarakan hal lain selain kalimat sebelumnya.
"Gadis kecil... Gadis kecil... Bisa kau matikan lampunya?"
''......"
Aku sama sekali tak merespon. tetapi perempuan itu terus menerus mengulangi perkataannya.
"Gadis kecil... Gadis kecil... Bisa kau matikan lampunya?"
Aku tahu suara perempuan itu ada di sana, di bawah tempat tidurku.
Aku kembali membungkukkan badan dan melihat ke sana.
Masih tidak ada satupan nyawa yang bisa kulihat.
YOU ARE READING
Veysteria (A Ghost Diary)
HorrorNOTE: Ini adalah cerita lain dari project "Novel VEYSTALE" yang ada di link ini: https://cabaca.id/#/book/463/veystale-kisah-dari-sang-jurnalis-alam-gaib Please dibaca juga karena kedua cerita ini saling berhubungan.... =========SINOPSIS========= Ba...