3.VANIA(teman).

54 6 2
                                    

Akhtar melajukan motornya masuk ke dalam sekolah.

Di sisi lain shabila berada di sisi parkiran melihat gedung sekolahnya.

Bersyukur dia bisa masuk sma ini.

Shabila terkejut ada air yang menyemprotnya,ia membalikkan badannya ke arah air ya benar saja ada sebuah motor yang melewati selang air.

Ia segera menghampiri si pemilik motor,rasa kesal yang membara hilang begitu saja ketika melihat wajah akhtar.

Akhtar yang baru saja membuka helm ya melihat gadis di hadapannya dengan kondisi bsah kuyup.

Mereka melakukan aksi tatap-tatapan.

Shabila terkejut melihat tangan akhtar ingin mendarat di pipinya,ia mengerutkan tubuhnya tanda takut,tak di sangka.

Akhtar menyelamatkan dirinya dari lemparan bola bisbol yang ingin menghampiri pipinya itu.

Setelah itu akhtar mengetuk pundak kiri shabila dan pergi dengan tangannya yang sakit,because menangkap bola bisbol tadi.

Hari-hari telah mereka lewati,hingga pada waktunya shabila ulangan dan mendapat nilai buruk yaitu 54.

Akhtar mengetahui hal itu,karena nilai di sebutkan stu persatu oleh ketua kelas.

Esok harinya..

Shabila keluar rumah bersama ayahnya,berniat berangkat bareng.

Saat di mana shabila membuka gerbang matanya menangkap tubuh akhtar melewati rumahnya berboncengan dengan seorang wanita,mukanya sangat bahagia bahkan tertawa ria.

Ia mengenal wanita itu ya dia adalah vania sekelas dengan mereka.

Namun anehnya di sekolah mereka tidak dekat hanya sesekali mereka berbicara.

.......

Mereka belajar seperti biasa sesekali akhtar menganggu shabila,namun ia tetap cuek acuh tak acuh terhadap akhtar.

"Shabila". Pak reza memanggil.

"saya pa". mengacungkan tangannya.

"presentasikan di depan apa yang kamu kerjakan tadi". Ucap pak reza.

Shabila berjalan ke depan wajahnya memerah malu.

"saya shabila ingin mempresentasikan apa yang saya kerjakan.....".kurang lebih seperti itu ucapan shabila.

"ada yang ingin di tanyakan?". Ucap shabila hening tak ada jawaban.

"ya sudah kalau..." belum selesai berbicara sudah di potong oleh akhtar.

"saya". Ucapnya.

"silakan".

Shabila memilih menundukkan mukanya itu dari pada harus bertatapan dengan wajah akhtar yang membuatnya tergoda itu.

"maafin gue soal kencan kemarin ya". Kata itu mampu membuat shabila dan murid di kelas terkejut.

"lo gila atau apa sih?". Ucap shabila merasa malu sekali.

"ada kencan ko ga bilang-bilang". Ledek madafa.

"uuuuuuuuuuu". Sorak semua murid.

Shabila lagi-lagi menu duk malu, pipinya memerah tangannya yang panas dingin sejak tadi pun tak reda-reda.

"sudah-sudah, oke shabila boleh kembali". Ucap pa reza.

AKHTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang