Kabut berkabung itu masih terasa.seperti pagi biasanya Akhtar dan Vania berangkat sekolah bersama,ini bukan kemauan akhtar namun bundanya yang menyuruhnya untuk berangkat sekolah bersama Vania setiap hari.
"Ini terakhir kita berangkat bareng".ucap akhtar kepada vania karena keesokan harinya ia ingin berangkat sekolah bersama shabila tentunya.
Vania cepat-cepat melepaskan pelukannya dan berkata.
"Loh kenapa?gue ada salah sama Lo?".
Akhtar hanya menggelengkan kepala.
"Ngga salah apa-apa"."Oke lagian juga gue bisa berangkat sama pa Imron".vania mengerti mungkin karena hal kemarin akhtar kesal.
......
Di sepanjang jalan tak ada lagi percakapan antara mereka berdua diam dan hening jauh lebih berbeda dari biasanya.ketika ingin memasuki gerbang Akhtar ingat jika Shabila melihatnya tengah berbocengan dengan Vania pasti sakit hati.
Dan tanpa pikir panjang Akhtar menurunkan Akhtar di depan gerbang.
"Gue anter lo sampe sini aja".
"Kenapa emang?ngga mau ah".jawab Vania yang malah mengencang pelukannya.
Ia tak mau lagi basa-basi dari pada harus debat di situ ia lebih memilih masuk ke dalam parkiran sekolah dan Vania belum melepaskan pelukannya meski sudah memasuki area sekolah,banyak sekali murid yang melihat hal itu.
Baru saja Akhtar dan Vania sampai di parkiran teman-teman Akhtar sudah meledek Meraka.
"Wah pasangan baru couple goals sekolah kita".ledek raka yang mengetahui bahwa Vania dan Akhtar selalu saja berdua,kemana-mana berdua.
Dafa pun tak mau kalah ia ikut meledek aktar.
"Sejak kapan tuch".
"Kan dari dulu bego".ucap Raka kepada madafa.
"Belom ada setahun kite sekolah udah ada couple goals segala".balas Dafa sambil mengangkat jempolnya.
"Kan dari SMP tu orang berduaan Mulu ya ga?".tanya Manuel namun tak di balas oleh mereka.
"Udah-udah gue sm Akhtar duluan".pamit vania yang berjalan sambil bergandengan tangan.
"Ajak kita juga dong van".
"Kita juga mau di gandeng kayak truk gitu".
"Gandeng teruss jangan sampe putuss".
Kurang lebih seberti itu ledek dari sahabatnya,ternyata sejak tadi shabila memperhatikan kejadian itu dari koridor.
......
Pelajaran pertama...
Semua murid di dalam kelas shabila melakukan tes yang di perintahkan pa maman.banyak murid-murid yang mengerjakan soal itu dengan rasa gelisah,tegang dan gugup takut salah,namun beda lagi dengan madafa ia tetap menghadap ke depan namun dengan mata tertutup ya dia tertidur.beda lagi dengan Akhtar mengerjakan dengan santai tanpa takut salah,apakah semua anak pintar seperti itu?.
Akhtar selesai mengerjakan soalnya dan berulah menjahili shabila.
"Ayolah jangan serius ini cuma tes biasa".berbisik di dekat telinga shabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHTAR
Teen FictionHi! Tak ada yang tahu akan jadinya kehidupan kita di masa yang akan datang. Semua berharap masa depan yang cerah, sukses berkarir, merencanakan hal yang membahagiakan. Perlu di ingat "kita hanya bisa merencakan tapi tuhan yang menentukan". /jangan...