3. Terbuka

91 11 1
                                    

WARNING!

Part ini banyak mengandung bahasa Sunda :v

"Apapun yang terjadi, jangan merasa kamulah yang paling sengsara. Nyatanya, orang yang terlihat baik-baik saja bisa menyimpan banyak luka."

-LoveYourSelf-

🌷

"Lala Kangen" ucap Lala sambil mengusap nisan di depannya, bahunya bergetar

"Hampura Lala karek tiasa sumping ayeuna, Lala sibuk ngurusan eskul sakola jadina teu sempet kadieu" dengan air mata masih menetes, Lala memanyunkan bibirnya merutuki kesibukannya

"Tos hiji taun mamah ninggalkeun Lala"

"Kamari Ayah berantem deui sareng nini, tos kitu Ayah indit dugi ka ayeuna acan balik tos 3 poe" Lala menyedot ingusnya yang selalu ingin keluar, ia memulai sesi curhatnya

"Lala hayang sareng mama, hayang dipeluk siga baheula, Ayah tos beda saenggeusna mama indit ninggalkeun Lala,  Ayah tos teu sayang deui sareng Lala" Lala menyeka air matanya

Kini ia tersenyum "Ieu kembang Gardenia nu dipikaresep pisan ku mama, kembangna geulis siga mama, Lala oge hayang geulis siga kembang ieu" kemudian meletakkan bunga putih itu diatas makam

"Sakitu heula nya ma, tos sore. Bisi dipilarian ku nini, Lala pamit heula nya ma. Love you"

Lala mengusap pipinya, mencoba menghilangkan jejak airmata, kemudian ia berbalik

"ASTAGFIRULLAH!! "

Niko meringis melihat Lala yang sedang memegang dadanya karna kaget

"hay" dengan kikuk Niko bersuara

Lala gelagapan, ia heran kenapa Niko ada disini. Lala malu, lagi-lagi menangis didepan pemuda satu ini

Lala refleks memegang pipinya "gue nggak nangis" tegasnya

Niko terkekeh "nangis juga gapapa kali, lagian juga ngga haram kan"

Lala menciut, mencoba memandang ke arah Niko lagi "ngapain lo disini?"

Kini giliran Niko yang gelagapan, ia melirikkan matanya kesana kemari mencari alasan

"aaa... Gue abis dari warung situ, terus liat lo kesini jadi gue samperin" ucapnya menunjuk warung sepi di dekat kuburan

Lala ikut melirik, awalnya ragu kemudian ia menganggukkan kepala
"darikapan? "

Niko membasahi bibirnya "dari awal lo kesini"

"Tenang! Tenang! Gue gatau lo ngomong apa aja, gangerti bahasa sunda, tapi kayaknya tadi lo sedih banget" lanjutnya sambil menggaruk tengkuk yang sebenernya ngga gatel

Lala menghela napas bersyukur manusia satu ini ngga ngerti ucapannya

Walaupun Niko nggatau Lala ngomong apa, tapi Lala tetap saja merasa malu, ia menutupi mukanya dengan kedua tangannya, mencoba menguasai diri kemudian berbalik beranjak pergi

Niko tersentak "Lho...Lho kok pergi? Lo marah gue liat lo nangis lagi?"

Lala tak menghentikan langkahnya "gue malu tau! Kenapasih lo selalu liat sisi lemah gue, heran deh" gerutunya

"ya bagus dong"

Lala melotot kecil mendengar ucapan Niko

Niko tersenyum "gue jadi ngerasa harus ngelindungin gadis lemah macam lo ini"

GARDENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang