🍒43

13.7K 1.6K 362
                                    

komen dari kalian bakalan jadi semangat buat author ^^

-Kawin || Minhee-

"Bunda tumben ngajak Caca ketemuan diem diem gini bun?" hari ini Caca di kasih kabar sama bundanya buat ketemuan di kafe yang udah dikirim alamatnya sama bunda. Tapi anehnya bahkan gabole ketahuan sama Minhee.

Jadi hari ini tuh ujian terakhir, setelah empat hari berturut turut otak kebakar. Akhirnya kelar juga, dan pulangnya harus nyari nyari alesan ke Minhee biar bisa kabur ketemu bunda.

"Ada hal penting yang harus kamu tau sayang," bunda megang telapak tangan gue, dan anehnya perasaan gue tiba tiba gaenak.

"Bunda ini ada apasih? jangan buat aku mikir macem macem deh bun--"

"Papanya Minhee kritis dari beberapa hari lalu," Caca menutup mulutnya tidak percaya soal ini.

"Terus kenapa ga di kasih tau ke Minheenya Bunda? bukannya seharusnya lebih baik dia tau astaga" muka Caca udah panik banget sekarang.

"Iya bunda juga maunya gitu, tapi mamanya Minhee tuh keras kepala banget. Dia gamau Minhee kepikiran soal papanya,"

"Terus apa sekarang keadaan papanya masih belom ada perkembangan bun?" bunda ngegelengin kepala.

"Dokter bilang kesempatan hidupnya tinggal beberapa persen saja, sangat mustahil untuk sehat kembali seperti semula" okeh. Caca semakin panik. Bagaimana mungkin kabar seperti ini harus di rahasiain? konyol.

🍁🍁🍁

Minhee berjalan kekanan, kemudian balik lagi jalan ke kiri di halaman rumahnya. Gitu terus, intinya dia kaya orang lagi kebingungan. laki laki itu kawatir dengan Caca yang tiba tiba ga ada kabar dari pulang ujian tadi.

kemana sih Ca, jangan buat aku kawatir deh.

kriekk

Suara gerbang yang terbuka membuat pandangan Minhee terarah sepenuhnya ke seseorang yang baru saja datang.

"Kamu abis dari mana aja sih Ca? aku kawatir." Caca hanya diam, berusaha memperbaiki ekspresinya agar terlihat baik baik saja.

"Tadaa" Caca ngeliatin sebungkus makanan kucing, tadi gadis itu sempat mampir sebentar ke supermarket. Sebagai alasan jika ia tadi pergi untuk membeli makanan kucing.

"Kamu ya, ga pulang pulang cuma buat beli ginian doang?" Caca nganggukin kepalanya, kemudian berjalan ke arah kucingnya.

"Hai Minca, kamu gemes banget sih" Mereka berdua memberi nama kucing itu dengan singkatan nama mereka berdua. Sangat lucu bukan? sungguh.

Caca berjongkok dan mengusap lembut kepala kucing itu, sedangkan Minhee hanya menyilangkan tangannya dan sedikit mengukir senyumnya melihat interaksi Caca dan kucing itu.

"Kamu dari pada ngurusin kucing, mending ngurusin yang laen deh Ca" kata Minhee,

"Contohnya?" tanya Caca, tapi matanya masih fokus ke arah kucing.

"Ngurus anak misalnya" jawab Minhee dengan di akhiri kekehan.

"Ngaco deh, kamu kenapa sih akhir akhir ini ngebet banget pengen punya anak"

"Abisnya aku tuh gemes banget tiap ngeliat anak kecil, kan seru aja nanti aku punya temen maen di rumah" Tanpa mengindahkan penjelasan Minhee, Caca kembali masuk kedalam rumah. Karna jika terus Caca tanggepin, Minhee bakalan makin ngelantur jawabannya. Kan sebel ya.

[1] KAWIN || KANG MINHEE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang