Bab 8, Perubahan (Part 2/3)

1.1K 66 0
                                    

"Kau gila Minji?! Kenapa kau melepaskannya?!" Teriak seorang pria paruh baya itu dengan amarah.

"Ayah, aku tidak bisa melakukannya!! Gadis itu terlalu polos untuk kau manfaatkan!!" Balas Minji yang tak kalah lantang.

Ayahnya menghela nafas menahan amarah, semua usaha yang diam diam ia lakukan terbuang sia sia karena anak gadisnya yang tolol ini melepaskan mangsanya begitu saja.

Ia tentu tidak akan bisa mengambil gadis itu kembali karena pasti gadis itu tengah dijaga sangat ketat oleh keluarganya, satu satunya jalan untuk meraih ambisinya saat ini adalah dengan merebut gadis itu atau sesuatu yang lebih beresiko, yaitu membunuhnya.

Karena dia adalah asset paling berharga yang dimiliki perusahaan itu, dengan kepemilikkan saham yang dimiliki gadis itu serta bakat sang ayah yang menurun padanya. Tidak diragukan lagi jika Ye Na adalah kunci dari segala  ambisi yang dimilikinya bahkan ia tidak akan segan untuk melakukan hal licik demi keinginannya.

"Apa aku harus membunuhnya?" Gumam Jiyoung geram.

Mendengar hal itu Minji terdiam sesaat, tidak menyangka jika sang ayah memiliki pemikiran semacam itu. Membunuh Ye Na? Gadis itu bahkan tidak tahu menahu perihal masalah ini, ia hanya terlibat karena kelebihan yang dimilikinya.

"Tidak ayah, kita tidak bisa membunuhnya!" Jerit Minji frustasi, membunuh Ye Na hanya akan membuat semuanya semakin rumit lagipula ia tidak akan rela jika ayahnya membunuh gadis itu.

"DIAM! Atau kau yang akan kubunuh!" Jelas Jiyoung tajam.

Minji menatap tak percaya mendengar perkataan ayahnya itu, ia mulai menangis karena tidak menyangka jika ayahnya akan mengatakan hal yang begitu sanggup mengoyak hatinya.

Ia memang dikenal tidak memiliki bakat apapun berbeda sekali dengan saudaranya yang sangat pintar dan ahli dalam akademiknya mungkin karena hal itulah yang membuat gadis itu begitu dilakukan berbeda dengan kedua orang tuanya.

Ia sering kali dijadikan semacam tumbal untuk mendapatkan apa yang kedua orang tuanya inginkan, maka dari itu kedua orang tuanya menyembunyikan fakta bahwa mereka memiliki dua orang putri dari dunia luar.

Karena mereka berpikir bahwa ia dan saudarinya berguna namun memang dalam artian yang berbeda, jika saudarinya berguna karena diperlukan dalam beberapa perusahaan ayahnya berbeda dengan dirinya yang berguna karena bisa dijadikan sebagai umpan untuk musuh ayahnya.

Keadaan memang tak pernah berpihak padanya, rasa benci dan tidak adil ia rasakan selama ini menuntutnya untuk  melakukan hal keji sekalipun demi mendapat perhatian kedua orang tuanya namun ia tetap mencoba mencintai kedua orang tuanya selayaknya anak anak diluar sana.

"Ayah! Aku mohon jangan lakukan itu!!" Minji kembali berteriak bahkan ia rela bersujud agar ayahnya tak lagi berencana menyakiti Ye Na.

"KUBILANG DIAM BRENGSEK!" Bentak Jiyoung menampar pipi mulus anak bungsunya.

Minji terdiam, menahan emosinya yang mulai meluap. Hal ini adalah hal sudah biasa Jiyong lakukan padanya namun tak pernah sekalipun ia berniat untuk melawan karena jika ia melakukannya, dirinya hanya akan semakin dibenci.

"Bukankah kau terlalu kasar padanya ayah?" Ucap seseorang yang datang dengan santainya berjalan menuju meja kerja ayahnya itu.

"Ah Mina sayang, kau sudah kembali rupanya. Bagaimana liburanmu di Jepang?" Tanya Jiyoung yang mendadak lembut pada putri sulungnya. Byun Mina.

"Membosankan, ayah kau tau aku tak suka tempat itu dan kau malah tetap membawaku kesana? Ck mengesalkan!" .

"Baiklah, maafkan ayah sayang. Ibumu yang mengatakan bahwa itu adalah tempat yang tepat."

7 Idiot brothers.S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang