Bab 11, Perjuangan (Part 2/4)

701 55 4
                                    

Enam bulan telah berlalu, namun Baekhyun tak kunjung membuka kedua matanya. Pria itu tampaknya sudah terlalu nyaman berada dalam kegelapan. Satu persatu teman temannyapun selalu mengunjunginya, menguatkan sang bunda jika Baekhyun akan segera bangun.

Namun seorang ibu tetaplah seorang ibu, yang hanya bisa menangis ketika melihat anak semata wayangnya terbaring tak berdaya dengan alat alat rumah sakit yang membantunya untuk tetap bertahan hidup.

"Tante, udah dong ya. Baekhyun baik baik aja tan, dia sebentar lagi juga pasti bangun." Chanyeol menyemangati, tidak tega melihat Boyoung terus menangis ketika mengunjungi anak semata wayangnya itu.

"Iya Chan, makasih karena selalu menyemangati tante. Maaf karena tante tidak bisa menahan rasa sakitnya ketika melihat Baekhyun terkapar tak berdaya seperti ini." Chanyeol mengangguk mengerti dan mengusap lembut lengan atas Boyoung, masih berusaha untuk memberikan semangat.

"Ah iya, tante tiga puluh menit lagi ada rapatkan? Mending tante berangkat dari sekarang, biar Chanyeol yang anter."

"Lalu Baekhyun?"

"Bang Jin dan saudaranya yang lain bentar lagi sampe kok tan, mereka yang bakal jagain Baekhyun disini jadi tante bisa ikut rapat dengan tenang."

Mendengar itu Boyoung mengangguk, ia memang sering bertemu dengan ketujuh bersaudara itu untuk bergantian menjaga Baekhyun. Mungkin mereka juga merasa bersalah dan khawatir pada putranya, namun ia sama sekali tidak menyalahkan mereka atas apa yang menimpa Baekhyun lagipula mereka juga kehilangan adiknya dan Boyoung cukup mengerti bagaimana perasaan mereka kini.

Ruanganpun kembali kosong, hening mengelilingi ruangan tersebut. Hanya terdengar semilir angin yang melewati jendela dan suara alat bantu yang berbunyi secara teratur. Benar benar damai seakan tidak akan ada permasalahanpun yang datang.

Tiba tiba saja terdengar derit pintu yang terbuka secara perlahan, memamerkan sesosok gadis yang kini tengah memerhatikan ranjang Baekhyun dengan sendu. Gadis itupun berjalan mendekati ranjang tersebut, menatap wajah yang ia rindukan itu tengah terpejam dengan tenang.

Mata yang selama ini selalu membuatnya berdebar kini seolah enggan melihat dunia kembali, seakan benar benar  tertutup rapat karena tak ingin melihat dunia yang semakin kejam seiring berjalannya waktu.

"Hei." Panggilan pelan yang lembut itu terdengar disebelah Baekhyun, seolah membawa rindu yang selama ini tak kunjung terungkap, "Aku datang berkunjung Bee."

Gadis bernama Ye Na itu terdiam, masih memandangi wajah sang kekasih yang tetap terlihat menawan walau sedikit pucat. Alat bantu pernafasan dihidungnya seolah membuat gadis itu semakin terluka kemudian diraihnya tangan yang belum lama ini menggenggamnya penuh kehangatan, Ye Na menciumnya dengan lembut.

"Lihat bukan? Kamu tetep menawan mau apapun keadaannya." Gumam gadis itu seraya merasakan liquid bening yang telah lama ditahannya mengalir begitu saja.

Ye Na terdiam, masih tidak bosan memandangi Baekhyun yang benar benar terlihat sangat tenang. Ia ketakutan jelas, takut jika mata indah itu tak lagi terbuka. Takut jika obrolan mereka kemarin adalah obrolan terakhir yang bisa mereka rasakan.

"Ini sudah enam bulan, kapan kamu akan bangun hm? Aku nunggu kamu dari jauh buat liat kamu bahagia, bukan ini yang aku mau Bee. Aku gak bisa berpisah dari kamu." Ye Na meneteskan air matanya, pilu dihatinya kembali menyeruak mengatakan hal yang begitu menyayat hati. Ia menarik nafas dalam dan membuangnya secara perlahan mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Kamu pernah bilangkan kalau kamu mau ngelamar aku? Nikahin aku? Kamu harus bangun sayang buat bisa ngewujudin itu, kita harus berjuang sama sama ya?" Gumamnya mulai sesegukkan, mengingat kenangan bersama Baekhyun selalu berhasil menyentuh hatinya.

Ia menggenggam dengan erat sebelah tangan Baekhyun yang terdapat infusan tersebut dengan lembut, berusaha menguatkan pria yang selama ini selalu berhasil mengalihkan dunianya. Tengah berusaha menyalurkan energinya pada sang kekasih, "Aku ... cinta banget sama kamu Byun Baekhyun, Baekhieku yang cantik jadi aku mohon bangun ya? Kamu gak maukan pisah sama aku secepet ini?"

Ye Na masih bergumam sembari menangis, tak menghiraukan ketujuh pria yang kini tengah menatap kedua insan itu sendu seakan ikut merasakan rasa sakit yang diderita adiknya itu. Mereka benar benar melihat betapa rapuhnya gadis itu jika sudah berkaitan dengan Baekhyun.

"Mending kita pergi aja dulu, mereka butuh waktu buat sendiri." Ucap Jin memberi interupsi yang langsung disetujui oleh keenam saudaranya.

Sebenarnya mereka cukup terkejut melihat Ye Na yang tiba tiba saja berada di kamar Baekhyun tersebut, namun saat ingin menghampiri gadis itu mereka terhenti melihat betapa rapuhnya Ye Na dihadapan Baekhyun yang sedang tak sadarkan diri itu. Membuat mereka mau tak mau mengurungkan niatnya untuk menghampiri gadis itu.

"Abang." Panggilan pelan nan lembut itu berhasil menghentikan langkah mereka dan berbalik secepat mungkin.

"Ye Na?" Jin menyahut sembari berjalan dengan perlahan menghampiri gadis itu yang sepertinya akan terjatuh jika ia tidak memeluknya.

Ye Na menangis merasakan pelukan hangat itu, tubuhnya merosot saking lemahnya ia sehingga membuat Jin ikut menurunkan tubuhnya sehingga mereka terduduk di lorong rumah sakit itu sembari berpelukan.

Saudaranya yang lainpun menghampiri mereka berusaha menguatkan gadis kecil itu untuk tetap bertahan menghadapi kondisi ini, mereka tahu jika saat ini hanya Jinlah yang bisa menenangkannya.

"Udah, Baekhyun bakalan baik baik aja." Jin berusaha menenangkan, mengusap lembut kepala adiknya itu yang masih sesegukkan.

"Baekhyun koma bang, dia koma karena gue. Dia–"

"Baekhyun baik baik aja, dia kuat Ye Na. Jangan nyalahin diri sendiri gini hm?"

Jin memotong perkataan gadis itu sembari masih mengelus lembut kepalanya. Mendengar itu Ye Napun menangis semakin sesegukkan, menumpahkan semua yang ia rasakan pada pelukan kakak tertuanya itu. Saudaranya yang lain hanya bisa terdiam melihat Ye Na yang begitu rapuh saat ini sesekali Jimin ikut mengelus lembut kepala gadis itu untuk menguatkannya.

Dia adalah gadis yang kuat namun bisa menjadi serapuh ini hanya karena Baekhyun, Ye Na benar benar mencintainya. Bagaimana bisa mereka membuatnya terpisah dari Baekhyun? Sesaat Jin geram ketika memikirkan itu, akan ia pastikan mereka membayar semuanya.















🍃🍃🍃

Tbc...
Bee kapan kamu bangunnya :( Baekhyunnya tidur terus gtkan, cape dia kemarin habis bertempur sama aku huehehe
Lempar bantal loh ya, jangan macem macem 🌚

Jangan lupa vomentnya
Luvluv💜

7 Idiot brothers.S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang