Akhir Gagak Soca

430 14 0
                                    


Kapak kecil bermata tiga itu dia genggam dengan erat, aliran darahnya mulai ada amarah yang sangat besar.

" akan aku habisi kalian..."

Dengan berlari kencang, dia langsung menerjang kearah para prajurit Majapahit.

Dalam waktu yang singkat, beberapa prajurit Majapahit sudah terjungkal tidak bernyawa.

" ayo.,..,majulah, Gagak soca ada disini "

Sudah cukup banyak prajurit Majapahit yang terjungkal karena sabetan kapak tersebut.

Gagak soca kian menjadi jadi, dan tidak ada prajurit Majapahit yang mulai berani mendekat kepadanya, mereka paham, bahwa kapak itu bisa membawa kematian bagi mereka.

Seorang prajurit Majapahit melompat dari atas kuda yang dia tunggangi, dengan menggenggam keris, langsung menyerang Gagak soca.

Gerakannya begitu cepat, tusukan kerisnya terus tiada henti, namun Gagak soca bukanlah prajurit biasa, karena tiap serangannya masih bisa ditangkis dan dihindari.

" Danang wirtana, kau tahu siapa aku "

" kita lama berteman Gagak soca, tapi pilihan kita berbeda "

Cuma sampai disitu dialog kedua tokoh ksatria tersebut, karena Gagak soca langsung menyerang Danang wirtana.

" aku tahu Gagak soca kemampuannya di atasku, tapi aku tidak boleh terlihat jika berada di bawahnya "

Ujar Danang wirtana dalam hati.

Tidak bisa dipungkiri, setiap tangkisan keris Danang wirtana, tangannya terasa seperti kesemutan.

" ayo...tunjukkan kemampuan terbaikmu Danang wirtana.."

Teriak Gagak soca.

" aku harus bisa menghabisinya "

Ujar Danang wirtana.

Tapi dia sendiri juga bingung, harus dengan cara apa untuk bisa mengalahkan Gagak soca.

" mampus kau Danang wirtana..."

Gagak soca melompat dengan posisi kapak ada diatas kepala, dan telah siap diayunkan pada Danang wirtana.

" aku harus bisa menangkisnya "

Danang wirtana memang berhasil menagkis ayunan kapak itu dengan kerisnya, tapi ada hal yang sangat mengejutkan, kerisnya patah.

Sejenak Danang wirtana langsung terperangah, tanpa dia sadari, kaki Gagak soca bergerak dengan cepat.

Tendangan itu cukup keras menghantam tubuh Danang wirtana, dia langsung terjengkang ke belakang.

Tubuhnya langsung terjatuh ke tanah, dia langsung mencoba untuk bangkit, namun dia melihat Gagak soca kembali melompat dengan kapak diatas kepala.

" mati aku "

Danang wirtana sudah pasrah dengan keadaan dirinya.

Dalam kepasrahan, saat kapak itu telah mengayun kearah kepalanya, tiba tiba dia merasakan tubuhnya ditarik dengan keras oleh seseorang.

" bangsat ..."

Sejenak Gagak soca berhenti melanjutkan serangan, dia ingin tahu siapa yang telah menyelamatkan Danang wirtana.

" Panji "

" biarkan aku yang menghadapinya tuan Danang wirtana "

Bukannya senang dengan yang Panji ucapkan, namun rasa khawatir yang Danang wirtana rasakan.

" kamu yakin Panji ? "

Danang wirtana tidak menyadari, bahwa perasaan sebaliknya justru di rasakan oleh Gagak soca.

" Panji.., apa kamu yakin ? "

Panji tidak menjawab, sorot tajam matanya tertuju pada Gagak soca yang berdiri beberapa langkah di depannya.

" aku tidak ingin kamu mati Panji "

Kembali Panji tidak menjawab, dia malah bergerak cepat menyerang Gagak soca.

Pedang yang dia genggam bergerak dengan cepat menghujani Gagak soca dengan sabetan.

Kedua orang ini langsung terlibat pertarungan seru, saling menyabetkan senjata masing masing.

Danang wirtana masih berdiri mematung, melihat pertarungan keduanya dengan perasaan was was.

Ada rasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini, bagaimana mungkin Panji bisa menandingi kemampuan Gagak soca.

Karena yang dia tahu, Gagak soca adalah lulusan terbaik olah keprajuritan Majapahit di Dahanapura kala itu, hal ini sudah menjadi bukti, jika para ksatria seangkatan dengan dirinya, pasti kemampuannya dibawahnya Gagak soca.



Ksatria Majapahit 2 Bhre Tumapel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang