Benteng Gagak Soca

442 16 0
                                    


Mendengar laporan dari telik sandi tersebut, membuat bhra Narapati sedikit ragu untuk mengambil tindakan.

Danang wirtana mencoba untuk mengusulkan agar dilakukan penyelidikan ulang.

" apakah kau meragukan kemampuan mereka Danang wirtana ? "

" hingga sejauh ini, hamba tidak pernah meragukan kemampuan mereka "

Bhra Narapati terdiam, namun bukan berarti isi kepalanya kosong, dia tidak ingin salah dalam melakukan penyerangan.

" pasti para prajurit asing itu membantu Wirabhumi "

" apa sebaiknya kita selidiki kembali tujuan mereka kesini ? "

" apapun tujuan mereka kesini, kita tidak tahu, tapi berada di tempat Gagak soca sama saja mereka ada di pihak Wirabhumi "

Tidak perlu bertanya lagi, Danang wirtana sudah mengerti apa yang harus dilakukan.

Benteng Gagak soca dekat dengan pelabuhan pantai utara, dan tidak termasuk pelabuhan yang ramai.

Siapapun mereka, dan apa tujuan mereka kesana, tidak akan menghalangi penyerangan yang telah bhra Narapati susun.

Puluhan perahu yang berisi para prajurit Majapahit mulai mendekati benteng Gagak soca.

" atas restu dewa, kita bisa mendarat dekat mereka tanpa sambutan "

Tali tali mulai dilemparkan dari atas perahu, secara perlahan perahu mulai ditarik menepi.

Tidak ada tanda tanda jika kehadiran mereka tercium oleh para prajurit Wirabhumi.

" bersiap....."

Teriakan itu membuat para prajurit langsung memasang tameng dari rotan ditangan kiri, dan pedang mereka ditangan kanan.

" bergerak ...."

Pedang terhunus kedepan, tameng dari rotan menutup seluruh badan.

" gusti bhra Narapati, kami sudah siap menanti perintah "

Bhra Narapati merasa kemenangan ada didepan mata, karena kehadiran para prajurit Majapahit yang dia pimpin tidak diketahui oleh mereka.

" serang ......"

Sementara didalam benteng, Gagak soca tidak menyadari yang akan terjadi pada mereka.

Dengan senyum penuh keramahan, Gagak soca sangat gembira menyambut tamu persahabatan tersebut.

Matahari bersinar tanpa ada awan yang menghalangi, suasana cerah dengan panas yang tidak terlalu menyengat, dan hembusan angin yang begitu kencang, seolah olah menjadi keindahan hari ini

Tidak ada awan hitam diatas langit, tidak ada tanda akan turunnya hujan, namun suara teriakan prajurit diluar, bagai guntur yang menggelegar, mengejutkan siapa saja yang mendengarnya, termasuk Gagal soca.

" kita diserang....., kita diserang..."

Dengan cepat kepanikan langsung melanda para prajurit Gagak soca, mereka berhamburan keluar untuk memberikan perlawanan.

Dalam kondisi tidak siap, perlawanan yang mereka berikan sama sekali tidak ada artinya bagi para prajurit Majapahit.

Bagai orang yang cuma ingin mengantar nyawa, mereka langsung dibantai seketika itu juga.

Berhamburan tidak tentu arah, ada kepanikan, kebingungan, dan tidak mengerti harus bergerak kemana

Rasanya ingin bertanya pada seseorang, bagaimana mungkin para prajurit Majapahit dengan mudah menyerang tempatnya ?, tapi itu sudah tidak ada gunanya, karena dengan mata dan kepalanya sendiri, dia melihat para prajuritnya dibantai oleh prajurit Majapahit.

Ksatria Majapahit 2 Bhre Tumapel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang