"Jeno~ Pegangin~"
"Iya iya, ini juga lagi Jeno pegangin."
Y/n mengeratkan pegangannya pada tangan Jeno yang tampak sangat besar di banding tangannya sendiri.
Dengan sabar, Jeno terus menuntun Y/n yang ingin bisa main sepatu roda. Meski berulang kali jatuh, Y/n tak pernah menyerah. Ia bangkit lagi dan lagi untuk mencoba.
Mereka mainnya tidak jauh. Hanya sekitaran rumah saja. Paling jauh itu 30 meter dari rumahnya. Lalu balik lagi. Seperti itu berulang.
"Jeno, Jeno jagain aku nya dari depan aja." Kata Y/n.
"Loh? Emangnya Y/n bisa?"
"Bisa. Jeno di depan, tapi jangan jauh-jauh. Kalau aku maju, Jeno mundur. Jangan tangkep aku kalau belum nyampe di depan rumah."
"Kalau Y/n jatuh?"
"Bangkit lagi."
"Y/n yakin?"
"Iyaa, seratus persen yakin. Udah, cepetan Jeno disana."
Jeno menurut saja. Ia berdiri satu meter di depan Y/n. Tangannya terlentang untuk menangkap Y/n.
Seperti apa yang di katakan oleh Y/n tadi, Jeno akan mundur setiap Y/n melangkah maju. Hingga akhirnya, Jeno berdiri di depan rumah keluarga Lee karena memang disitulah batasnya.
Y/n melajukan sepatu rodanya agak kencang untuk sampai di Jeno. Ia tak menghentikan lajunya sama sekali hingga membuatnya berhenti tepat di pelukan Jeno yang sedang berjongkok.
"Aduh, hati-hati, Y/n." Kata Jeno.
Y/n tertawa kecil, "Gakpapa. Kan sengaja biar bisa meluk Jeno."
Mendengar itu, Jeno tersenyum lembut dan perlahan melepaskan pelukan.
"Y/n bisa meluk Jeno kapanpun." Ujar Jeno yang buat Y/n tersenyum semakin lebar.
"Itu artinya.... Jeno cuma punya aku dong?"
Jeno mengangguk, "Iya, Jeno kan cuma punya Y/n."
Tentu saja Y/n senangnya bukan main. Lantas ia memeluk leher Jeno.
"Aku seneng denger Jeno bilang gitu. Jadi tambah sayaaaaangg banget sama Jeno."
"Jeno juga seneng kalau Y/n seneng. Dan Jeno juga akan selalu sayang sama Y/n."
Y/n mengangguk, "Aku tau, Jeno."
-----
Seusai bermain sepatu roda, Jeno dan Y/n kembali ke dalam rumah dengan Y/n yang di gendong oleh Jeno.
Mereka memilih untuk melakukan aktivitas lain. Seperti menggambar atau mewarnai di ruang tengah.
"Jeno Jeno," Panggil Y/n.
Jeno menoleh, "Ya?"
"Ini topinya kasih warna apa ya?"
"Em... Coklat?"
Y/n menggeleng, "Jangan. Itu warna gelap."
"Kuning?"
"Kuning? Em...." Y/n agak berpikir sejenak, "Warna yang bagus."
Waktu terus berlalu. Dan mereka asik mewarnai sebuah gambar menggunakan pensil warna.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Ini adalah waktunya untuk tidur siang bagi Y/n.
Jeno memang di kasih jadwal apa saja yang harus Y/n lakukan. Seperti kapan makan, kapan tidur, dsb. Jeno menghafal dengan sangat baik sebelum di bawa ke rumah ini tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Human Robot For Me : Jeno X You [HIATUS]
FanfictionLee Jeno adalah robot berwujud manusia yang di ciptakan oleh seorang ayah untuk menemani anaknya. © Heavenmineisthere