RUN AGAIN

1.1K 184 6
                                    

Entah atas dasar apa Jimin menuduh Kyuhyun hendak membunuhnya. Yoongi penasaran dan menghirup aroma yang ada di minuman Jimin. Jelas sekali ada bau asing seperti obat-obatan. Yoongi mengernyitkan dahi, bau tersebut membuatnya mual. Ia kembali menatap Jimin yang masih memegang kerah sang ayah. Ia tidak akan mencegah pria itu berbuat di luar nalar. Karena sudah terlihat jelas bila Jimin tidak mengambil asumsi sendiri, melainkan sudah terbukti.

Yoongi segera mengambil kunci mobil yang diletakkan ayahnya di atas meja. Lalu ia menarik Jimin. "Mari kita pergi. Pradugaku mengatakan bahwa Kyuhyun-ssi ini memang berbahaya. Kita harus cepat pergi dari sini agar selamat. Oh ya, aku ingin mengatakan sesuatu padanya," ujar Yoongi sembari memegang bahu Jimin.

"Kyuhyun-ssi, kau bukan lagi ayah yang buruk. Kini kau terlihat seperti manusia yang buruk. Terima kasih atas afeksimu selama ini, aku sangat menghargainya. Lalu lupakan bahwa kau memiliki seorang putri dan istri bernama Min Seungmin!" tegasnya sebelum menyeret Jimin untuk pergi dari sana.

Tatapan mata Kyuhyun seperti kosong saat mendengar nama yang sudah lama tidak didengarnya. Min Seungmin adalah istrinya yang kini menghilang entah ke mana. Sang istri tidak menyukai perbuatan Kyuhyun yang merebut aset orang lain. Maka dari itu, ia pergi dan ingin mengkhianati Kyuhyun. Dengan menjadi seorang pembawa berita di sebuah media.

Jimin masih terseret oleh Yoongi yang berjalan tergesa. Gadis itu tidak bisa berlari atau jantungnya akan bermasalah. Jadi, dengan inisiatif sendiri, Jimin menggendong Yoongi di lengannya dan berlari. Langsung ke depan gerbang di mana mobil mewah yang dibawa Kyuhyun belum dimasukkan ke garasi. Mereka berdua kembali bertemu dengan Paman Jung yang tadi ditemuinya.

"Aku tahu kebenarannya, Paman. Apa kau tahu di mana Ibu?" Perkataan yang keluar dari mulut Yoongi seakan sebuah ultimatum. Paman Jung hanya meraba sakunya, kemudian menemukan sebuah kertas memo berwarna kuning pudar yang kusut. "Ini tempat kerja Nyonya Min. Kau akan menemukannya di sana," katanya.

Lalu Jimin kembali berjalan masuk ke mobil. Yoongi diletakkan di kursi penumpang, sementara dirinya menjadi pengemudi. Menyadari bila dirinya didudukkan di kursi penumpang, Yoongi protes, "Hei, biarkan aku yang menyetir. Kau tidak akan bisa, Jim!"

Tidak mengacuhkan, Jimin langsung memasang sabuk pengaman untuknya dan Yoongi. Ia menyalakan mobil dan langsung menginjak gas. Hanya saja, gerakan dari mobil membuat Yoongi terkejut. Karena pria itu mengemudi mundur, bukan maju.

"Park Jimin!"

***

Napasnya masih terengah, dengan dada sedikit sakit. Yoongi berdesis dan menggerutu sedari tadi. Jimin dengan seenaknya menyetir mundur. Untung saja sudah sampai, tapi tetap saja Yoongi merasa masih gemetaran. Bahkan wanita itu dituntun oleh Jimin karena terlalu lemas seperti sehabis olahraga. "Pulang nanti aku saja yang menyetir, Jim. Aku tak mau mati muda karenamu," ungkapnya jujur.

Jimin hanya diam dan lanjut memapah Yoongi untuk masuk ke dalam gedung tinggi dengan nama SBC di atas. Keadaan gedung tersebut sepi, tidak ada penjaga yang berkeliaran. Mungkin karena jam makan malam, dan waktu untuk pulang. Yoongi dan Jimin terus berjalan hingga menemukan seorang wanita paruh baya yang masih cantik berdiri sembari menggenggam ponsel. Wanita itu terkejut saat melihat Yoongi dan Jimin.

"Min Yoongi, kaukah itu?"

Merasa namanya dipanggil, Yoongi meminta Jimin untuk berhenti. Ia mendekati wanita paruh baya itu yang sudah memasang raut wajah sedih. "Ya, aku Min Yoongi. Maaf sebelumnya, apakah Ahjumma mengenal seseorang bernama Min Seungmin?" Bukan jawaban yang didapat, melainkan pelukan erat dari wanita tersebut.

"Yoongi, aku Ibu. Aku Min Seungmin," ujar wanita paruh baya itu yang ternyata adalah Seungmin, Ibu Yoongi. Sontak saja gadis itu membalas pelukan wanita yang telah melahirkannya itu. Mereka melepas pelukan saat menyadari ada seseorang lagi di antara mereka.

"Ibu, perkenalkan ini Park Ji—"

"Park Jimin, putra tunggal serta penerus asli Myungsei Corporation yang mendirikan Rumah Sakit Jiwa, Bank, dan Perusahaan Konstruksi. Aku membutuhkannya untuk memberikan kesaksian di Pengadilan nanti." Seungmin langsung memerhatikan keadaan Jimin, mengusap keringat pria itu layaknya anak sendiri. Jimin sendiri hanya menunduk dengan tatapan mata kosong.

Yoongi terdiam, ternyata Rumah Sakit Jiwa yang ditinggalinya adalah milik Jimin. Namun, ia menyayangkan dengan kondisi Jimin yang seperti itu. Berarti Jimin adalah orang berpengaruh di Korea Selatan, hanya saja terhalang oleh kondisi mentalnya. Mendengar Seungmin menyebut Pengadilan, Yoongi bertanya, "Apa ada kasus di masa lalu terkait Jimin, Bu?"

Seungmin menghela napas. "Ayahmu merebut hak keluarga Park, menjual narkoba, dan membunuh kedua orang tua Jimin. Jimin sendiri bukan gila sampai harus dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa. Kyuhyun hendak membunuhnya dengan mencekoki narkoba dosis tinggi. Hanya saja, yang terbunuh adalah kedua orang tuanya, Jimin selamat. Namun, berakhir dengan seperti ini, harusnya dikirim ke Pusat Rehabilitasi," katanya.

Yoongi menutup mulutnya dengan tangan. Ia menatap Jimin yang menengok ke sana-sini dengan pandangan penasaran. Ya Tuhan, pria tidak bersalah itu mendapat perlakuan seperti itu, ditambah saat di Myungsei. Benar duganya, Kyuhyun bukan hanya orang tua yang tidak baik, tapi sebagai manusia pun sama buruknya. Mengingat Kyuhyun sangat bersalah, Yoongi dengan mantap setuju menangkap ayahnya itu. "Aku akan ikut sebagai saksi, Bu!"

ILLEST [MINYOON GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang