Note: percakapan digaris miring masih bahasa InggrisHappy and enjoy reading💜
Amerika serikat
Kita dipertemukan hanya untuk satu urusan. Setelah ini selesai, berarti semua berakhir💜
**
"Alex, biar malam ini aku temenin mau? Aku bakal kasih kamu service sepuasnya."
"Sama aku aja, Lex. Kita main sampai pagi."*
"Eh ... bict**, Alex ini milik aku."*
"Berisik! Pergi gak kalian! Aku mau sendiri!"
Akhirnya setelah dibentak, para wanita jalang itu pergi. Tidak bisa apa mereka membiarkan gue sendiri?
"Kenapa, man? Kebiasaan suka pilih-pilih. Ambil aja satu buat nemenin."
Gue mendengus, saat melihat Albert sudah duduk di sofa seberang ditemani dua jalangnya.
"Sorry ... gue lagi mumet," jawab gue asal. "Satu hal lagi, gue gak main sama wanita bayaran."
Albert tertawa, sementara dua jalang di sampingnya menatap gue seolah tersinggung. Memangnya, ada lagi sebutan lain yang cocok untuk mereka? Wanita bayaran? Jalang? Bitch? Sepertinya sama saja. Sampah!
Albert sudah kembali asyik mencumbu dua jalangnya. Mata gue berkeliling menatap ke sekitar. Dunia club malam memang sudah menjadi dunia gue. Setelah dunia nyata perlahan menghilang, dunia ini seakan datang sebagai pengganti.
Tanpa sengaja mata gue menangkap seorang wanita yang tampak kebingungan duduk di depan bartender, setelah satu teman wanitanya pergi. Penampilan wanita itu semakin membuat gue tertarik dengan baju dress putih yang ketat menampilkan bentuk tubuhnya yang sexi. Wajah orientalnya, menunjukan kebingungan dan ketidaknyamanan semakin terlihat cantik.
"Lex, aku main dulu!"
Gue hanya mengangguk singkat, menjawab Albert yang sudah berlalu untuk menuntaskan kesenangannya. Mata gue tetap fokus melihat wanita itu. Sampai gue sedikit tersentak, saat ada seorang lelaki yang menawarkannya minuman.
Gue tidak bodo untuk tidak tahu apa maksud dari minuman itu. Rasanya, ingin pergi ke sana untuk menghajar lelaki sialan yang menggunakan cara kotor untuk seorang wanita.
Fix ... gue tidak bisa menahan diri lagi untuk berdiam diri. Gue memang lelaki brengsek, tapi sekalipun itu, tidak pernah meniduri wanita karena paksaan apalagi dengan cara kotor seperti itu. Semua wanita teman kencan gue selalu menyerahkan diri dengan sukarela. Satu hal lagi, gue juga tidak pernah memakai wanita untuk kedua kalinya karena itu sudah jadi bekas, sampah!
"Don't touch, man. She is mine."
Gue tarik wanita yang sedang asyik berjoged yang sepertinya sudah terkena efek obat. Lelaki yang tadi mendekatinya perlahan mundur menjauh, saat tahu gue yang berbicara. Siapa yang tidak mengenal gue di sini? Salah satu pemilik saham terbesar di club ini!
"Are you ok?"
Gue mencoba bertanya pada wanita itu yang masih asyik berjoged, tapi dia mengabaikan dan tetap asyik dengan aktifitasnya. Gerakan dia yang terlihat sexi, membuat gue menarik pinggang semakin merapatkan tubuhnya. Tiba-tiba kedua tangannya melingkari leher gue. Shit ... gue menjadi kehilangan fokus. Mata gue cuma terfokus dengan bibir tipisnya, yang seakan terus menggoda untuk disentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Babies (Tamat)(Pindah Ke Dream)
Teen FictionDon't copy and and silent riders 💜 Ini bukan cerita fanfic💜 Berniat berlibur ke Amerika, Alexa malah terjebak di sebuah club malam karena ajakan kakak tirinya. Tanpa sadar terkena jebakan serta terbangun di pagi hari bersama seorang lelaki tanpa s...