Note: percakapan digarismiring masih bahasa Inggris.
Happy & enjoy reading 💜
Waktu memang tidak bisa diulang. Tapi kesalahan masih bisa diperbaiki, walau lukanya tetap akan membekas💕
🐰
Amerika
Waktu berumur 5 tahun aku pernah merasa sangat sedih, saat daddy pergi ke Amerika. Aku pikir, waktu itu dia akan kembali seperti biasanya. Setiap malam, aku selalu menunggu daddy pulang, sampai tengah malam di depan pintu kamar. Saat pagi hari juga, selalu bersemangat untuk pergi ke meja makan, berharap bisa menemukan daddy sudah duduk di sana.
Bertahun-tahun aku selalu melakukan kebiasaan itu. Sampai akhirnya dewasa dan mengerti, apa artinya itu perceraian. Dititik itu, aku tidak pernah menunggu lagi, sudah mengetahi jika mami dan daddy tidak bisa hidup bersama lagi.
Akhirnya untuk bertemu Daddy, aku yang harus selalu pergi ke Amerika. Hal itu selalu menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan setiap libura sekolah.
Pada waktu masih SMP, aku juga pernah merasa sangat sedih. Saat mendengar kabar, bahwa kak Rafa tabrakan dan dibawa ke rumah sakit. Waktu melihat dia tidak sadar dengan banyak alat-alat medis menempel di tubuhnya, hatiku hancur melihatnya. Walaupun hanya kakak tiri, tapi dia sudah seperti kakak kandung bagiku. Saat itu, aku benar-benar sangat takut kehilangan dia.
Aku pikir, dua kejadian itu adalah kejadian terburuk yang akan dialami. Tapi saat ini, tepatnya seminggu setelah ulang tahun yang ke 17 hal buruk kembali terjadi.
"Arghhhh ...!"
Aku sudah tidak peduli lagi orang-orang yang lewat mengatakan gila. Ini Amerika, kan? Bukannya di sini bebas melakukan apapun? Termasuk berteriak-teriak di pinggir jalan, seperti apa yang aku lakukan sekarang.
Seharusnya, aku tidak pergi ke club, tidak menerima minuman sembarangan. Mungkin saat ini, aku masih merasakan nikmatnya berlibur tapi sekarang, semuanya sudah berantakan.
Aku udah hancur!
Aku tidak tahu, apa yang harus dilakukan sekarang? Tidak mungkin pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini. Sekarang aku hanya bisa duduk di trotoar, menunggu kak Britney datang. Beruntung pas keluar hotel, menemukan telepon umum, langsung menghubungi kak Britney dengan membayar mengunakan uang yang ditemukan di kantong jaket dengan jumlah yang hanya cukup untuk biaya telepon saja.
Miriskan. Aku seperti sampah yang dipakai lalu dibuang. Lebih parahnya, aku tidak kenal siapa yang memakai. Lebih sialnya lagi, tas, dompet dan ponsel semuanya ada di mobil kak Britney. Persis seperti gelandangan sekarang!
"Xa, ya Tuhan! Kamu kemana aja? Semalam, aku cari kamu!"
Kak Britney setengah berlari, ikut duduk memandang seluruh tubuhku. Mungkin dia berpikir dan meyakinkan diri, apakah benar ini adiknya? Atau seorang gelandangan?
"Kamu kenapa, Xa?"
Aku langsung menghambur untuk memeluk kak Britney sambil menangis. Sekarang untuk berbicara saja, rasanya sudah tidak sanggup. Bahkan, tadi sempat terpikir untuk mengakhiri hidup tapi setelah dipikir tidak lucu juga, jika harus mati dengan cara seperti itu? Pergi liburan ke Amerika, hanya untuk masuk berita karena bunuh diri. Memalukan!
Setelah puas menangis, tiba-tiba tanpa komando perutku berbunyi. Akhirnya, kita memutuskan untuk pulang dan makan di rumah karena kondisiku yang sudah tidak memungkinkan. Sepanjang perjalanan, kak Britney tidak banyak berbicara. Seolah, dia memberikan aku kesempatan untuk bercerita setelah sudah tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Babies (Tamat)(Pindah Ke Dream)
Novela JuvenilDon't copy and and silent riders 💜 Ini bukan cerita fanfic💜 Berniat berlibur ke Amerika, Alexa malah terjebak di sebuah club malam karena ajakan kakak tirinya. Tanpa sadar terkena jebakan serta terbangun di pagi hari bersama seorang lelaki tanpa s...