6. Party - Alex

12.9K 565 16
                                    


Happy & enjoy reading💜




🐰






Yes! Akhirnya gue berhasil lolos. Beruntung kakek sudah tidur, jadi acara kabur ini berjalan lancar.

Akhirnya karena gue pergi tanpa izin, jadi tidak bisa membawa mobil. Alhasil, sekarang harus meminta Aryo untuk menjemput.

Gue melirik ujung jalan sebelah kanan berulang-ulang. Sialan, ini lama! Katanya 15 menit lagi sampai, ini sudah hampir setengah jam gue di sini, tapi dia belum datang juga.

"Masuk, Bro! sorry lama. Biasa macet!" seru Aryo dengan wajah tanpa bersalah, kepalanya keluar dari kaca mobil.

Gue cuma melirik dia sinis. Langsung membukan pintu kursi belakang dan menutupnya sedikit kasar.

"Bro, gue bukan supir lo. Kenapa malah duduk di belakang?"

"Berisik! Cepet jalan!"

"Elah ... gue kira lo 2 tahun di Amrik bikin kalem dikit lah Bro, ternyata sama aja."

"Gue kira 2 tahun gak ketemu lo udah waras, ternyata sama aja," balas gue songong. Songong dan brengsek nama belakang gue, jadi jangan kaget.

"Brengsek lo!"

"Thanks ... jangan banyak bacot, kalo di sana lo masih mau gue traktir."

"Oh ... asiap Bos!" jawab Aryo cepat. Dasar, modal gratisannya tidak berubah.

Namanya juga Aryo, mulut dia sudah lahir dengan kondisi berteriak. Jadi diamnya Aryo cuma bertahan sekitar 5 menit, karena setelah itu mulutnya kembali mengoceh menanyakan hal yang tidak penting. Terpaksa, akhirnya gue harus menyalakan musik di ponsel dan memakai headset. Biar saja Aryo berbicara sendiri, siapa tahu dia beruntung ada hantu yang menjawab.

Setelah dua tahun, akhirnya malam ini gue bisa kembali menginjakan kaki lagi ke club yang gue ikut investasi di dalamnya. Sebrengsek-brenseknya gue, tapi masih sadar jika hidup harus terus maju. Gue tidak tahu kedepannya akan menjadi bagaimana. Setidaknya, dari sekarang mulai menyisikan uang jajan untuk investasi dibeberapa usaha seperti beberapa cafe dan salah satunya club ini yang pemiliknya masih kenalan gue. Termasuk juga club langganan gue di Amerika.

"Woi Lex, apa kabar, Bro?"

Baru saja membuka pintu di ruangan private yang sudah dipesan, Aldi langsung berlari memeluk. Lebay itu anak, gue mendorong tubuhnya. Secara bergantian yang lain dari mulai Bagas dan terakhir Justin merangkul pelan, tidak seerat seperti Aldi tadi.

"Eh ... Lex, si Aryo mana?" Saat kita semua sudah duduk, tiba-tiba Aldi menanyakan Aryo.

Gue juga baru sadar jika Aryo tidak ada, soalnya tadi dia masih ada di belakang.

"Alah ... biarin. Palingan juga tuh, anak nyantol diculik jalang," jawab Bagas masa bodo. Dia sudah mengangkat gelas, mengajak kita semua untuk bersulang.

Kita semua dengan senang hati balas bersulang. Memang mereka teman-teman brengsek yang paling tahu apa yang gue mau. Mereka sudah memesan beberapa minuman, walaupun yang bayar tetap gue semua. Sudah biasa.

"Gue sudah pesen beberapa bitch buat menemani kita malam ini," kata Aldi, melirik gue sebentar. "Eh ... Lex, lo masih suka main kaya dulu? Gue kasih primadona di sini buat lo. Pokoknya mantap, lah."

"Lo pikir, lelaki tanpa wanita bisa hidup. Mereka kaya tempat pelepasan hormon kita yang terealisasikan," balas gue songong.

"Guys ... si Angel, sexy banget parah!" teriak Aryo setelah masuk secara tiba-tiba.

Married For Babies (Tamat)(Pindah Ke Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang