5. Pulang (2) - Alexa

13.8K 614 2
                                    

Note: kalimat digaris miring masih bahasa Inggris

Happy & enjoy reading💜

Noda hitam yang telah tertoreh, tidak akan semudah itu hilang. Jejaknya akan terukir abadi, menemani setiap jejak waktu💕





🐰




Sebenarnya sisa liburan masih tersisa seminggu lagi, tapi aku memutuskan untuk pulang lebih cepat karena liburan kali ini sudah sangat berantakan, mood jalan-jalanku di Amerika juga sudah hilang.

"Kamu yakin mau balik sekarang, Xa!" tanya Kak Britney untuk yang kesekian kalinya. Aku tahu dia pasti tidak rela, pasalnya kita sangat jarang bisa bertemu.

"Kak Britney tau pasti, alasannya apa." Aku hanya bisa menunduk menjawab pelan. Semuanya memang terasa sangat berat.

Kehilangan kehormatan, benar-benar pukulan terberat untukku. Sebisa apapun aku berusaha untuk melupakan, tapi nyatanya itu tidaklah mudah. Kejadian itu, selalu terus saja menghantui pikiranku.

"Xa, udah dong. Semua bakal baik-baik aja, ok. Hidup kamu masih panjang dan belum berakhir." Kak Britney kembali berusaha menghibur, walau dia tahu hasilnya sia-sia.

Aku menggeleng. "Ini gak semudah itu, Kak."

"It's ok, sini ayo!" Kak Britney akhirnya menyerah, merentangkan tangann untuk memelukku.

Aku mendorong pelan dia. *
"Apaan deh, sok romantis. Paling ujung-ujungnya, Kakak jitak."

"Tau aja kamu." Dia terkekeh, tapi  tetap memelukku erat. Aku sungguh beruntung mempunyai kakak seperti dia. Walau kejadian buruk ini turut ikut andil, tapi dia selalu ada dimasa terburuk ini.  

"Ingat obatnya selalu diminum yah, Xa!" Aku mengangguk pelan, setelah kita sama-sama melepaskan pelukan.

Aku harap semuanya akan baik-baik saja, kamu tidak usah khawatir. Hidup kamu masih sama seperti  dulu. Cukup melupakan kejadian kemarin dan semuanya akan kembali normal. Iya, aku akan baik-baik saja.






"Sayang, gak mau ditunda aja pulangnya?"

Aku hanya menggeleng, ikut sedih melihat Daddy yang seakan tidak rela melepas pergi. Aku tahu, Daddy selalu menunggu berbulan-bulan untuk kita  bisa bertemu. Sekarang, saat liburanku masih tersisa seminggu lagi, tetapi malah memutuskan untuk pulang.

"Maaf Daddy, teman-teman udah nungguin buat ngerjain tugas kelompok." Aku semakin merasa bersalah saat harus berbohong seperti ini.

Akhirnya, Daddy mengijinkan aku  pulang lebih cepat, dia tidak bisa menolak saat urusannya tentang tugas sekolah. Aku ingin mengatakan yang sebenarnya, tapi tidak bisa. Aku tidak mau melihat dia merasa kecewa karena sudah gagal menjagaku, kenyataannya ini terjadi karena aku yang tidak pandai menjaga diri. Bukan salah orang lain.

"Hati-hati, Sayang. Kasih kabar kalau sudah sampai." Mommy memeluk erat, suaranya bergetar menahan tangis. Jadi, sudah berapa orang yang sudah kubuat menangis?

"Iya, Mommy. Nanti libur sekolah, Lexa ke sini lagi." Aku balik memeluk erat Mommy. Sungguh dia adalah wanita terhebat kedua dalam hidupku setelah mami.

Akhinya, aku terpaksa harus melepaskan pelukan mommy saat pengumuman penerbangan sudah diumumkan. Aku tidak mau ketinggalan pesawat. Jadi setengah jam sebelum berangkat, harus sudah segera masuk.

Married For Babies (Tamat)(Pindah Ke Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang