Vote dan commentnya yang banyak say
..
.
Perjalanan hidup anak Adam di muka bumi ini diawali dari lahirnya ia ke bumi. Bernapas untuk pertama kali, menangis, berjalan, berlari, memulai pendidikan. Dari TK, SD, SMP, SMA, kuliah, kerja dan berakhir pada pernikahan. Semua terasa sempurna kalau itu sesuai rencana. Tapi ada banyak jalan yang membuat semua rangkaian rencana hidup itu berjalan tidak pada alurnya. Contohnya perceraian.
Saat memutuskan untuk menikah ada satu hal yang luput dari perhatian manusia, yaitu perceraian. Kenapa gue bilang begitu, karena sejatinya perceraian itu adalah bayang-bayang yang terus mengikuti pernikahan. Ia terlihat samar tapi berpengaruh besar. Jika mendapatkan cahaya yang tepat ia akan menghitam dan meninggi. Menunggu kapan ia bisa mengambil alih.
Perceraian pun ada dua jenis. Cerai hidup dan cerai mati. Konsekuensinya mendapat title baru di belakang nama. Ia tak terlihat tapi membekas, janda atau duda dengan konotasi yang sedikit kurang baik. Misalnya 'si A janda si Anu'.
Ketika orang itu cerai mati, ada rasa sebagai janda atau duda yang lebih terhormat. Artinya status barunya tak senista pandangan terhadap janda atau duda cerai hidup. Dalam artian jika cerai hidup, dia adalah laki-laki atau perempuan yang diceraikan, orang yang gagal. Tidak mampu membina rumah tangga. Gagal mempertahankan kepercayaan pasangan untuk tetap bersama, dan gagal menjadi istri atau suami yang baik. Padahal nyatanya tidak selalu begitu.
Zafran harus berakhir pada opsi kedua. Cerai hidup setelah digugat cerai Aneska dengan alasan klise tidak adanya kecocokan lagi di antara keduanya.
"I love her so much!"
Kalimat itu lagi. Dalam setengah jam kami berada di kafe ini, terhitung Zafran udah bilang kalimat itu delapan kali.
"But she doesn't love you."
Oke, lihat bagaimana reaksi bucin satu ini.
Zafran menggeram tampak tak senang. Badannya tegap dengan mata nyalang. "Apa maksud you nih?"
Eng ing eng.
Dia emosi pemirsa.
Pertanyaan itu diucapkan lantang bernada sinis hingga beberapa pengunjung kafe menoleh penasaran.
"Dude, kalau memang dia juga cinta, nggak mungkin cinta lu dibayar dengan surat cerai."
Jawab gue santai sambil mengambil berkas yang sudah disiapkan oleh Kani dan meletakkannya di meja. Menanggalkan segala tetek bengek keformalan antara lawyer dan klien.
"You don't know about us. Jangan cakap macam you tau semuanya!"
Ya makanya kasih tau dong, Bambang!
Gue meneguk oren jus sejenak. "Nah untuk itulah gue di sini. Sebagai orang yang didapuk menjadi pengacara lu, gue harus tau duduk perkara yang sebenarnya, sebelum mengambil langkah apa yang harus kita tempuh." Ekspresi Zafran melunak. "Jadi gimana ceritanya lu berdua bisa ngambil keputusan cerai begini?"
Zafran mendesah mengusap wajahnya. tampangnya keruh. "I tak pernah cakap oke dengan perceraian ini. I pilih berkhawin bukan untuk bercerai!" katanya tegas. "Sampai bila-bila masapun takde rumah tangga yg luput dari silap . Tapi I tak nak pilih bercerai, itu bukan jalan untuk selesaikan masaalah."
Jidat gue mengernyit. "Jadi selama ini nggak ada kesepakatan untuk bercerai?"
"Takde. Itu keputusan satu pihak yg di ambil anes. I tak pernah cakap oke. Walaupun kita orang bergaduh, I'll never divorce her. Unless I sudah tak ada hidup lagi, whatever dia nak macam mana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceSequel of the story 'Suami Satu Semester' ----- Setelah gagal apakah harus menyerah? Nggak coeg! Masih ada kesempatan kedua. Tapi gimana kalau sudah di kasih kesempatan kedua malah timbul masalah baru? Hidup siapa sih yang nggak punya masalah? Hel...