CHAPTER 9 - Bayi Kembar

111K 9.4K 1.4K
                                    

“Bocil, sambil nunggu Ayah Nuga, gimana kalau kita main tebak-tebakkan.” Gue gandeng jari mungil Gara menuju gerai es krim. “Yang menang nanti boleh ambil es krim punya Ayah Nuga.”

Gara mendongak dan menggeleng-geleng lucu.

“Kenapa? Gara nggak mau main?”

“Alo es kim Ayah Nuga Gala ambil, Ayah Nuga mam apah?

Yahila bocil perhatian amat sama Ayah Nuganya.

“Ya Ayah Nuga nggak makan apa-apa lah. Orang es krimnya Gara makan.”

Gara menggeleng cepat berkali-kali. “Gala nggak mo ain. Tanjun aja yang ain.”

Bocil itu melenggang berjalan lebih dulu ninggalin gue. Susah memang ngelawan tim oposisi, nggak bisa diajak kompromi.

Gue kejar Gara yang sudah berjinjit di depan showcase es krim dengan muka mupeng. Anak itu kayaknya udah lama banget nggak makan es krim, pasti emaknya ngelarang garis keras. Mumpung emaknya lagi nggak ada, mumpung lagi sama gue, itu anak bebas mau makan apa.

“Gala mo tu, tu, tu, tu.” Telunjuk kecilnya mengarah pada beberapa rasa es krim yang ada di dalam showcase.

“Itu sih Gara mau semuanya.” Gue ikut menengok ke isi dalam showcase. Pantas Gara mupeng, emang enak seger banget kayaknya. Gue berjongkok menyamai tinggi Gara. “Makanya kita main tebak-tebakkan. Kalau Gara menang, Gara boleh makan semuanya. Gimana?”

“Ya ya.” Katanya sambil mengangguk-angguk nggak fokus.

“Sini liat Tanjun. Kalau mau main, harus liat Tanjun dong.” Gue putar badannya ke kanan menghadap gue, gue pegang kedua pipi gembilnya supaya nggak salfok ke showcase lagi. “Kita mulai ya. Es, es apa yang krim?”

Tanpa berpikir lagi Gara langsung menjawab cepat. “Es kim!”

“Woah pinter.” Gue bertepuk tangan pura-pura takjub.

"Sekali lagi ya. Tan, tan apa yang Jun?"

"Tan Jun!"

"Bener lagi. Kok Gara bisa pinter gitu sih. Ok, karena jawaban Gara bener, Gara boleh makan es krim sepuasnya. Yeaaaaay.”

“Holeeee.” Gara ikut bersorak dan kami menari-nari bersama di depan showcase.

“Sayang?”

Panggilan itu membuat gue dan Gara berhenti bergoyang. Mas Nugra sudah berdiri di belakang kami. Jidatnya berlipat tiga melihat gue dan Gara yang heboh sendiri nggak kenal tempat. Dia baru balik dari nyimpen belanjaan di mobil. Sementara gue dan Gara disuruh duluan ke gerai es krim.

"Ayah Nuga."

Gue sontak berdiri, sementara Gara langsung merentangkan tangannya yang disambut Mas Nugra dan dibawa dalam gendongan.

“Kok masih pada di sini? Nggak jadi beli es krimnya."

“Jadi dong, kita kan nungguin, Mas.”

Lagi-lagi Gara menunjuk ke dalam showcase. “Yah yah, Gala mo tu, tu.”

“Gara mau es krim itu?” Gara mengangguk lucu.

Gue maju memegang kaca showcase. “Tanjun juga mau, Yah. Mau yang itu.” Pinta gue dibuat-buat seperti Gara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang