H a p p y R e a d i n g
🌈🌈🌈
Matahari sudah terbenam sejak tadi tergantikan oleh sang rembulan. Saat ini Langit berada didalam kamarnya. Ia sudah ada didepan meja belajarnya untuk mengerjakan tugas-tugasnya serta mengulang beberapa pelajaran. Ia mengambil buku tugasnya dan mulai mengerjakan. Saat sedang fokus seperti ini Langit berharap tidak ada yang mengganggu-nya. Apalagi oleh kehadiran Bulan. Ya, rumah Langit dan Bulan bersebelahan. Entah takdir apa yang menimpa Langit sepertinya ia memang ditakdirkan untuk terus bersama Bulan. Baik keluarga Langit dan Bulan juga sudah saling mengenal satu sama lain.
Bukan hal tabu lagi jika Ana dan Dimas, Bunda dan Ayah Langit melihat sosok Bulan sering datang kerumah mereka. Itu sudah menjadi tontonan mereka setiap hari. Seperti saat ini Bulan sudah ada diruang tamu keluarga Langit. Ana membawakan beberapa cemilan untuk Bulan.
"Makasih Bunda Ana," ucap Bulan saat melihat Ana membawa cemilan untuknya. Alih-alih memanggil 'Tante', Bulan memilih untuk memanggil Ana dengan sebutan 'Bunda'. Menurutnya Bunda Ana sudah dianggap seperti ibu kandungnya sendiri. Dan Ana yang mendengar itu tidak mempermasalahkannya.
"Iya sama-sama," balas Ana tersenyum ramah.
Bulan mengambil beberapa cemilan dan memasukkannya kedalam mulut. "Bunda, Langit lagi belajar ya?" tanya Bulan seraya mengunyah cemilannya.
"Iya dia lagi belajar. Bulan tunggu sebentar lagi ya kalau mau ketemu Langit. Kalau sekarang entar dia marah-marah lagi kayak kemarin itu," jawab Ana mengingatkan Bulan. Ya, beberapa waktu lalu Bulan menyelonong masuk kedalam kamar Langit dan mengganggu-nya belajar. Alhasil Langit marah kepada Bulan.
"Om Dimas belum pulang?" tanya Bulan lagi seraya mengedarkan pandanganya kepenjuru rumah Langit. Dia belum menemukan batang hidung Ayah Langit.
"Om Dimas belum pulang. Mungkin sebentar lagi."
Bulan mengangguk mengerti. "Yauda deh Bunda, Bulan pulang dulu ya. Kayaknya Bulan lupa kalo ada tugas." Bulan menunjukkan cengirannya.
Ana mengerutkan keningnya. Tidak seperti biasanya Bulan ingin pulang sebelum bertemu Langit.
"Kenapa pulang? Bulan 'kan belum ketemu sama Langit?"
"Tadinya sih gitu. Tapi Bulan lupa kalo ternyata Bulan juga punya tugas," kilah Bulan cepat. Tanpa menunggu jawaban Ana, Bulan berdiri dari tempatnya. "Maaf ya Bunda udah ngerepotin," lanjut Bulan.
Ana tersenyum lagi. Ia mengelus rambut Bulan. "Iya gak apa-apa sayang."
Setelah itu Bulan keluar dari rumah Langit menuju rumahnya. Ana hanya menggeleng sembari tersenyum melihat Bulan.
Tiga puluh menit berlalu Ana kembali kedapur untuk membuatkan Langit segelas susu. Lalu beranjak dari dapur menuju kamar putranya. Sampai disana Ana mengetuk pintu kamar Langit. Sang empunya kamar mempersilahkan Bundanya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
moon and sky || oh sehun
Teen Fiction❝Langit kalo kamu gak ada, begitu juga bulan. Jadi jangan pergi dari bulan ya.❞ Sepenggal kisah manis dan pahit perjalanan Bulan menggapai Langit. • Copyright ©2019