MOON AND SKY ; marah

96 28 4
                                    

H A P P Y  R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y  R E A D I N G

🌈🌈🌈


Setelah kejadian Langit mengancam Angela, gadis itu tidak pernah lagi mengganggu kehidupan Bulan. Keseharian Bulan juga lancar-lancar saja. Seperti saat ini Bulan sedang makan malam berdua bersama Langit di salah satu cafe dekat rumah mereka.

Bulan memesan nasi goreng seafood kesukaannya dan juga jus alpukat ditambah topping ice cream. Berbanding terbalik dengan Langit. Cowok itu hanya memesan segelas kopi hangat tanpa makanan. Dengan alasan sudah kenyang.

"Langit terpaksa ya anterin Bulan kesini?" Bulan bertanya seraya menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya.

Langit mengalihkan perhatian dari ponsel miliknya. Langit menatap Bulan bingung. "Terpaksa apanya sih Bulan?"

Bulan menyeruput jus alpukatnya lalu berkata, "buktinya Langit cuma mesen kopi. Terus ditambah Langit cuekin Bulan sambil main hp."

Langit menaruh ponselnya diatas meja. Lalu beralih lagi menatap Bulan. "Jadi aku harus tatap kamu aja gitu."

Bulan yang mendengar itu membuat pipinya bersemu merah. "Bu...kan gitu. Ya langit ngomong kek, apa kek. Masa cuma diem aja," balas Bulan membuat wajahnya dari Langit.

"Gak baik kalo lagi makan sambil ngomong," Langit memperingatkan Bulan. "Mending kamu cepat makannya. Jadi aku bisa ajak kamu ngomong," lanjut Langit.

Bulan berdecak. Tanpa menunggu lama gadis itu sudah menghabiskan makanannya. Kemudian meneguk jus alpukatnya yang masih bersisa. Setelah itu Langit memanggil salah satu pegawai cafe tersebut untuk meminta bill dan membayarnya.

Bulan melongo melihat Langit. Kenapa malah cowok itu yang membayar makanannya.

"Kok langit sih yang bayar?" tanya Bulan sedikit kesal.

"Lah emang kenapa? Bukannya dimana-mana cowok yang harus bayar?"

"Tapi 'kan...."

Bulan ingin membantah tapi Langit sudah mengangkat tanggannya pertanda untuk diam. Bulan pun membungkam mulutnya.

"Udah gak apa-apa. Ayok pulang udah malam. Besok sekolah."

Langit beranjak dari kursinya dan diikuti Bulan. Karena ini sudah malam dan angin malam tidak baik untuk kesehatan. Langit melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Bulan.

Bulan terkesiap. Dia melihat badanya yang sudah ditutupi oleh jaket Langit. "Langit apa-apaan sih. Bulan 'kan pakai baju lengan panjang. Ngapain dikasih jaket lagi? Entar kalo Langit sakit gimana?" tanya Bulan cemas.

Langit sudah naik diatas motornya. Dia menoleh kearah Bulan. "Aku itu cowok. Udah seharusnya tugas cowok kayak gitu."

Ucapan Langit sukses membuat kedua pipi Bulan merona merah. Bulan mengulum senyumannya. Rasanya ia sedang melayang diatas langit ketujuh. Ah senangnya.

moon and sky || oh sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang