TEPI DANAU

44 11 2
                                    

Chapter 1

Saat sore datang ia membawakan sebuah pesan bahwa setiap kesedihan akan selalu ada pelipurnya dan kesenangan akan ada pula hymnenya.
Karmel yang tengah duduk menyendiri ditepian danau, memandangi ayunan air yang didorong oleh angin, memandangi dedaunan yang jatuh keatas air dan beberapa pasang kekasih yang mencurahkan cintanya, dan itu pemandangan yang sudah biasa Karmel pandangi namun tak pernah bosan ia memandanginya, karena ia telah menikmatinya sejak kecil. Angin sore dan eloknya danau, nyatanya telah mampu menggoda Karmel untuk selalu menikmatinya.

“apakah kau lebih suka memanikmati sore dan memandang setiap jatuhnya daun ke air yang tenang ini sendirian..?”
Ujar Danu yang membuyarkan lamunan Karmel.

Sekejap ia memandang wajah Danu yang tengah memandang kearah danau dan seolah ikut menikmati pemandangan dikala sore itu.

“aku telah melewati hal ini ribuan kali sejak aku kecil atau lebih tepatnya sejak aku mengerti arti kesendirian”
Jawab Karmel dengan santai dan menerima kehadiran Danu disampingnya.

“apakah kau tak pernah merasakan bosan dengan hal itu..?”

“jika kau telah tau cara menikmatinya dan telah terbuai pada kenikmatan itu maka bosan tak akan pernah hadir”

“jika kau ijinkan maka ijinkan aku untuk menemanimu mulai saat ini”

Karmelpun menggangguk dan menerima tawaran Danu. Meskipun tak seperti biasanya Karmel menerima tawaran seorang lelaki untuk dekat dengannya mungkin saja hatinya telah mampu diluluhkan oleh Danu.
Begitupun dengan Danu yang mulai menaruh rasa kepada Karmel, namun wajar saja siapapun yang melihat kecantikan Karmel dan kelembutannya, maka ia akan jatuh cinta padanya meskipun Karmel hingga saat ini belum pernah mencintai siapapun. Bahkan tak jarang lelaki yang datang kerumahnya dan berniat melamar Karmel namun tak yang ia terima, sampai tak jarang pula yang berniat melukai Karmel ketika lamarannya ia tolak namun tak pernah membuatnya jera karena baginya apa guna menjalin rumah tangga tanpa hadirnya cinta.

“kau tahu artinya sore dan kesendirian..
Tanya Karmel kepada Danu.

“yang aku tahu bahwa sore adalah keindahan semesta yang kita nikamti dan kesendirian adalah kesalahan sekaligus kemenangan”
Jawab Danu yang dari tadi arah pandangannya menuju ke arah Karmel.

“mengapa bisa kesendirian itu merupakan kesalahan..?”

“kau tahu berapa banyak orang yang membutuhkan hadirmu dan berapa orang pula yang mungkin akan jadi lebih baik jika kau temui.. namun kenapa kau memilih kesendirian tanpa berbuat apapun untuk orang lain..?”

“jika saja kau tahuu... kesendirianku ini bukan tanpa sebab dan alasan,..”

“dan itulah kesalahan dari kesendirianmu, kau merasa tak ada seorangpun yang berhak tahu atas kesedihanmu.. andaikan kau mau membuka sedikit celah untuk orang lain, aku yakin masih banyak orang yang mau mendengarkan curhatanmu”
Karmel hanya bisa terdiam dan mengangguk saja, seolah jawaban Danu menancap pada perasaan Karmel.

“lalu kenapa kesendirian juga kemenangan..?”
Tanya Karmel memburu pada Danu, dan menatap dalam-dalam wajah Danu.

“mungkin kau telah merasakan kemenangan itu hanya kau tak pernah memahaminya”

“kemenangan seperti apa yang aku tak pernah tahu..?”

“kemenangan dimana kau sendiri tak pernah menyadarinya bahwa kau telah mampu melewati kesedihanmu sendirian selama ini”

Mata Danu yang membalas tatapan tajam Karmel dan berkata “meskipun itu konyol”

Sontak Karmel langsung menundukan kepalanya, mengkerutkan dahinya dan memejamkan mata lentikanya lalu menarik nafas dalam-dalam.
Sore itu terasa berbeda dari sore yang biasa Karmel lewati, dia merasakan betapa sombongnya dia yang mencoba melewati setiap kesedihannya itu sendirian, dan menganggap bahwa tak ada lagi yang perduli pada hidupnya terkeceuali ibu yang telah mengasuhnya.

“mungkin saja perkataanmu itu benar Danu, selama ini aku tak pernah bisa percaya pada siapapun itu, sehingga aku selalu mecoba menikmati ini.”
Suara Karmel yang memelan sembari menelan ludah.

“kau tak salah Karmel hanya saja kau perlu memperbaikinya”
Kata Danu yang mencoba menenangkan fikiran Karmel.

“apakah kau mau menjadi temanku..?”

“tentu saja aku mau, bahkan aku siap menjadi bagian dari curhatanmu..”

“baiklah sekarang kita menjadi teman”
Kata Karmel dan mengulurkan tangannya pada Danu.

“baik sekarang kita teman”
Jawab Danu sembari menerima uluran tangan Karmel.

Sore segera pergi dan akan digantikan dengan malam, tepian danau mulai sepi dari orang-orang yang berkunjung, air danau yang menenang telah bersiap menyambut suara adzan berkumandang,

“hari akan segera malam dan aku harus kembali kerumah”
Seka Karmel diantara pembicaraan panjangnya dengan Danu

“pulanglah, semoga ada hari esok untuk kita bertemu lagi”
Karmel pergi dan meninggalkan Danu dan sesekali menoleh kebelakang dengan senyum manisnya begitupun dengan Danu.

****bersambung****

KARMELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang