🐥Chapter 8

78 8 0
                                    

Fabi udah pulang dari Diklatnya dan aku juga udah kembali ke kos. Dua hari di rumah udah cukup mengisi ulang kembali moodku. Bermain bersama saudara kecilku disana.
Aku tersenyum melihat foto aku bersama anak balita,anak sebelah rumahku yg baru berusia 3 tahun. Yang lagi super aktivnya.

"Ay...kamu di dalam kan?" Fabi mengetuk pintu kamarku.

Aku membuka pintu.
"Ada apa Bi?"

"Hu..hu..hu Ayaaaa" Fabi memelukku sambil merengek.

"Ada apa? Kamu pulang dari Diklat kok jadi gini" Tanyaku.

"Aku di marahin abis-abisan sama senior" ujarnya masih merengek.
Kami duduk di tepi ranjang.

Aku menghela nafas.
"Pasti karena pouch make up kamu kan?"

Fabi menggangguk.
"Kan aku udah ngingiten kamu Bi, ngeyel si".

"Udah ah, gak usah di pikirin lagi. Kan udah terjadi juga. Mendingan kamu tidur sana,besok kita ada kelas pagi".

"Tidur sini boleh?"

"Yaudah...kamu bersih-bersih dulu sana"

Fabi mengganguk dan menuju kamar mandi.
Aku menggeleng keheranan.
"Dasar kamu Bi".

🐥🐥
🐥🐥
🐥🐥

Aku dan fabi kini sedang berada di kantin fakultas kami. Makan siang sambil menunggu kelas berikutnya.

"Ay...tugas dari Bu Rita udah dikerjain?" Tanya Fabi yang masih setia dengan soto kesukaannya.

"Tinggal dikit lagi..nanti malem aku mau rampungi."Ujarku yang kemudian aku masukan bakso kemulutku.

"Aku malah belom Ay".

"Kamu mah selalu sistem SKS Bi."

Fabi nyengir " Tau aja kamu Ay".

"Aya minggu depan sibuk gak?"
Tanya Randy yang tiba-tiba duduk di samping kami.

"Udah kaya tuyul aja si, tiba-tiba nongol gitu". Ujar Fabi

"Aku majikannya Bi." Jawab Randy cuek.

"Pantes mirip"

"Kamu mirip pengasuhnya."

"Siapa pengasuhnya?"

"Miss Kunti".

"Anjirr" Fabi mencubit lengan Randy.

"Ih..kok KDRT, sakit tau" rengek Randy mengusap-usap tangannya.

" Udah udah..Kok kalian malah ribut sendiri si, emang ada apaan?" Tanyaku

"Muncak yuk, udah lama banget ni gak tracking".

"Kemana?'

" Rencananya ke Slamet."

"Gak ah, mesti acara Mapala"

"Anak Mapala mau muncak? Kok aku gak tau, di group juga gak ada info." Ujar Fabi tiba-tiba

"Bukan acara Mapala kok Ay, beneran deh. Candra sama Dito ikut juga."

Aku masih diem gak menyahuti ajakan Randy.

"Kamu kemaren ke slamet gak nyampe puncak kan?"

Iya juga. Setelah selesai Ujian Nasional SMA. Aku bersama temen-temen muncaku termasuk Randy tracking ke Gunung Slamet salah satu Gunung tertinggi di indonesia.
Dan aku tidak bisa untuk menuju puncak di akibatkan salah satu temen cewekku kaki nya terkilir dan kami memutuskan untuk turun daripada dipaksakan nanti terjadi hal yang gak diinginkan.

"Ayolah Aya, nanti kita ramean."

"Aku pikir dulu deh, liat waktu juga. Banyak tugas".

"Hemmm...kok gitu si Ay. Ikut ya, gak ada kamu gak rame."
Randy tetep memaksaku. Sebenarnya aku pingin ikut. Tapi aku juga memikirkan tugas yang seabrek itu.

"Udah nanti lagi ngomongnya. Bentar lagi kelas kita mulai. Ayok Ay" potong Fabi

Aku melihat jam tanganku. Benar 5 menit lagi kelas dimulai.

"Yaudah yuk Bi. Ran kita masuk kelas dulu yah"

"Kalo kamu mau ikut dateng aja nanti malem jam 7 di cafe depan ya Ay"

"Ok Ran".

🦄🦄

Akhirnya kuputuskan untuk ikut muncak kali ini. Udah hampir setengah tahun aku tidak mengasah otot kakiku.
Dan mumpung aku lagi stress dengan tumpukan tugas aku ikut juga.

"Kamu jadi ikut Muncak Ay?" Tanya fabi yang sedanf berjalan bersama ku menuju ke cafe depan kampus untuk bertemu Randy.

Aku mengangguk.

"Aku ikut yah."

"Gak boleh"

"Ihhh...Aya pelit. Boleh yah"

"Enggak ya enggak Bi. Aku gak mau gagal muncak Slamet lagi Bi."

"Ihhh...janji gak akan kok Ay. Aku gak akan ngrepotin kok."

"Gak Bi enggak"

Fabi merengut.

Aku pun tidak menggubris ucapan Fabi lagi yang masih tetap merayuku untuk ikut.

Makasih buat yang sudah baca cerita aku..mohon maaf kalo ceritanya agak ngawur..newbie😊😊😊
Jangan lupa votenya yah..



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENGGAPAIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang