Malam hari Shasa masih memikirkan tabrakkan terindah yang terjadi disekolah tadi. Terdengar aneh bukan? Masa iya ada tabrakkan terindah. Shasa masih saja memikirkannya, hingga ia melamun tanpa ia sadari ada seseorang disampingnya .ll.
"Melamun aja, kesambet baru tau" ledek Teenza menatap adik nya yang sedang melamun.
Shasa terlonjak kaget, mentap tajam Teenza, "Ih kakak kok ga ketuk pintu dulu sih sebelum masuk?"tanya Shasa dengan kesal karena Teenza nyelonong masuk ke kamarnya.
Teenza yang mendengar keluhan Shasa pun menggeleng "Dasar budeg! Tadi gue udah ketuk tu pintu sampe merah nih jari gue lo ga bukain"omel Teenza tak kalah kesalnya.
"Masa sih kak?"tanya Shasa dengan polosnya tanpa dosa.
"Tau ah kesel gue" ujar Teenza dan berlalu dari hadapan Shasa tanpa pamit.
Perginya Teenza membuat Shasa semakin kesal kakaknya slalu saja begitu jika ditanya, datang sesuka pergi pun sesukanya. Egois!kesal Shasa.
Shasa pun segera menutup matanya, ia berharap akan berjumpa dengan pria yang ditabraknya tadi. See you at dreams my prince dark, gumam Shasa asal.
**
Matahari telah bersinar, seorang gadis mungil masih saja menutup mata indahnya itu tanpa berniat membukanya. Hingga ketukan keras dari pintunya membuat ia bangun dan berkomat kamit.
Shasa pun beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu dengan perasaan kesal.
"Yaampun anak mami yang cantik kok kebo sih" omel Vani mama Shasa yang sudah jengah sikap anak perempuannya ini.
"Ih mama! Shasa masih ngantuk mah" rengek Shasa dengan muka bantalnya. Vani terkekeh melihat wajah lucu putrinya ini.
"Udah ih mandi sana, nanti kak Teenza ninggalin kamu lagi" perintah lembut Vani sambil mengusap kepala Shasa dengan lembut.
Shasa mengangguk dan berlari menuju kamar mandi secepat mungkin .
Setelah selesai mandi Shasa pun menuju meja makan untuk sarapan"Ma, pa, Shasa mimpi indah loh kemarin" ucap Shasa dengan mata berbinar, Teenza mendengus mendengar curhatan adiknya itu.
"Emangnya mimpi apa sayang?"tanya Veno papa Shasa dengan menatap putrinya hanya.
"Ada deh ga boleh tau" ucap Shasa dengan santainya, sontak membuat mama,papa dan kakaknya mendengus kasar.
Setelah sarapan Teenza dan Shasa pun berpamitan untuk pergi kesekolah.
Sesampainya disekolah, Teenza dan Shasa berjalan diparkiran untuk menuju kelasnya masing-masing. Teenza segera memisahkan diri karena melihat sahabat Shasa yang akan menghampiri ia dan Shasa "Kakak duluan" singkat Teenza dan berlalu .
Shasa mengangguk sekilas dan menatap ke depan yang sudah ada sahabatnya itu. "Huh pantes kakak gue cabut" sinis Shasa dengan nada meledek.
"Masih pagi sih udah mau ngajak ribut ni orang" kesal Nersa, Shasa hanya terkekeh dan Feli tertawa kecil mendengar kekesalan Nersa.
Mereka bertiga pun melanjutkan perjalanan menuju kelas mereka. Shasa membulatkan matanya saat ia sadar tadi berpapasan dengan cowok yang ia tabrak kemarin.
"Huaaaa dia lewattttttt"teriak heboh Shasa, langsung saja Nersa membekap mulut Shasa.
Masih dengan dekapan di mulut Shasa, Nersa menatap tajam Shasa, "Astaga kaget gue Sha!" marah Nersa tanpa melepaskan bekapannya.
"Ada apa sih Sha kok sampai teriak gitu? Tanya Feli karena ia juga kesal mendengar teriakkan Shasa.
Shasa memberi kode kepada Nersa untuk melepaskan bekapannya dari mulut Shasa. Nersa pun melepaskannya dengan terpaksa, "Mangkanya toa tu dikondisiin" sinis Nersa
Shasa mengatur nafasnya terlebih dahulu "Ga sadar nih orang, biasa lo juga toa!" kesal Shasa memutar bola matanya malas.
"Eh cowok tadi siapa sih?"tanya Shasa dengan menggebu.
"Yang mana?" tanya balik Nersa
"Yang lewat samping gue"jawab Shasa dengan penasaran dan mata berbinar.
"Hemm gak salah namanya Shaka . Ha iya Shaka Sha" ujar Feli dengan antusias dan menyengir
Shasa dan Nersa melongo tak percaya, Feli yang ia kenal tidak terlalu melirik cowok bisa tau dengan Shaka? Apa yang Shasa lewatkan selama ini?
"Hah Shaka?" batin Shasa .
KAMU SEDANG MEMBACA
You The Light To MyDrakness (Proses Revisi)
Teen FictionTanpa desk.. -Salam hangat Shaka