9. Perubahan Shaka

17 12 1
                                    

Shaka sedang mengamati dirinya di cermin . Sudah bertahun-tahun semenjak dunia nya hancur ia mengubah dirinya menjadi Shaka yang gelap dan tidak tersentuh . Berpenampilan sederhana , dan tidak bergaul . Baginya cukup memiliki satu orang berharga saja , itupun orang yang tidak akan meninggalkan nya dengan alasan apapun seperti Loshi . Loshi sangat tahu kehidupan Shaka tetapi ia sama sekali tidak menjauhi Shaka .

"Apa gue harus kembali seperti dulu?" Tanya Shaka pada cermin atau dirinya sendiri .

"Mungkin iya! Gue harus kayak dulu . Gue udah dapat penerang gue sekarang . Jadi ga ada alasan gue slalu terperangkap dikegelapan gue sendiri " ucap semangat Shaka . Ia pun mengubah penampilannya seperti dulu .

**

Shaka keluar dari kamar dan segera turun untuk pergi kesekolah , sebelum itu ia melihat seorang gadis menangis , seperti suara ibunya . Shaka berusaha tidak perduli dan berlalu saja .

Shaka sudah sampai disekolah nya , saat Shaka turun ia mendapati suara teriakkan histeris dari siswi perempuan seangkatannya atau pun adik kelas nya . Shaka tidak menggubris ia berjalan santai menuju koridor .

Banyak kata-kata memuji yang didengar Shaka .

Astaga tuh murid baru ya?

Wih gila ganteng parah!!!

Sebelas dua belas ya sama kak Teenza .

Kok kayak Shaka yak?

Anjir itu kan kak Shaka yang kemarin bareng Shasa .

Begitulah suara-suara yang Shaka dengar . Shaka hanya menatap datar .

Nersa dan Feli yang berada dikoridor  tak jauh dari parkiran melongo takjub "astaga gak nyangka gue kak Shaka ganteng banget ternyata" kagum Nersa tanpa mengedipkan mata .

Feli mendengus "lebay Ner . Gantengan kak Teenza sih masih" ujar Feli membanggakan kekasihnya itu .

"Iya sih masih gantenglah kak Teenza , dan gue kesel kenapa elo yang dapet modelan kak Teenza" sinia Nersa .

Feli tertawa "iri aja sih" sindir Feli . Mereka kembali melangkah menuju kearah kelas dan ingin secepatnya menemui Shasa untuk memberi tahu hal ini .

Shasa berada dikelas dan berkutat dengan novelnya tanpa memperdulikan kehebohan kelas . Sedikit yang bisa shasa dengar , ia mendengar teman sekelasnya menceritakan tentang kakak kelas yang tampannya hampir mengalahi ketampanan kakaknya yaitu Teenza . Tetapi Shasa tidak menggubrisnya .

Sampai suara teriakkan sahabatnya mampu membuat Shasa kesal dan menatapnya dengan tajam "apaan sih Ner!!!!!" Kesal Shasa .

"Lo harus tau ini Sha" ujar Nersa sambil mengontrol nafasnya .

"Apa!"

"Dih biasa aja engga gue kasi tau ya lo" ancam Nersa .

"Gue udah tau" ujar Shasa dengan nyeringai "ada kakak kelas yang tampan hampir mengalahi kak Teenza kan?" Tanya Shasa .

"Oh oke , dan lo tau siapa yang dimaksud?" Tanya Nersa dengan nada sedikit sinis .

Shasa menoleh Nersa "emang siapa?" Tanya nya.

"Kak Shaka!!" Teriak Nersa dan Feli bersamaan . Shasa membulatkan matanya .

Secepat mungkin Shasa beranjak dan berniat menemui Shaka , tetapi sayangnya Shasa seakan menabrak dada bidang seseorang lagi .

Brukkkkk

"Aduh" desis Shasa mengelus jidatnya . Ia pun mendongak dan mendapati mata indah gelap itu .

"Kebiasaan deh , hoby banget ya nabrak dada gue?" Tanya Shaka dengan menggoda .

Shasa melongo tak percaya mendapati Shaka dengan penampilan berbeda , terkesan badboy . Kembali dengan kesadarannya Shasa pun menunduk .

"Maaf kak hehe"

"Gpp , kok buru-buru mau kemana?"

"Mau keluar" singkat Shasa sebenarnya ia sangat gugup saat ini .

"Oh mau lihat kakak kelas yang mau ngalahin kakak lo ya?" Ledek Shaka dengan nyeringai .

Shasa memukul lengan Shaka , Shaka terkekeh geli akan hal itu . Shasa menatap kesal Shaka " ejek aja aku terus kak" kesal Shasa dan meninggalkan Shaka didepan pintu kelasnya .

Sedangkan suara riuh semakin terdengar dikelas Shasa , segera mungkin Shaka pergi dari kelas itu berusaha melarikan diri .

You The Light To MyDrakness (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang