Senin ini seperti biasa Jihyo berangkat pagi. Kali ini dia diantar oleh appanya karena Jimin masih tidur. Jihyo berjalan melewati koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Saat dia sampai kekelas, dia dikejutkan oleh seorang namja yang berdiri dipojok kelas dengan ditutupi oleh topi. Jihyo mendekat kearah orang tersebut.
"Nuguya? " tanyanya dengan sedikit takut. (Siapa?)
Namja itu melepas topinya
"Kau tak mengenaliku?" Tanya orang tersebut yang ternyata adalah Daniel.
Jihyo mendadak menjadi cuek, "Tidak." Jihyo pergi meninggalkan Daniel ketempat duduknya.
Daniel mengikuti Jihyo dari belakang.
"Jihyo-ya, kenapa kau memblokirku?" Tanya Daniel yang menompang kepalanya dimeja Jihyo.
Jihyo melirik sekilas Daniel lalu beralih mengambil buku dari tasnya.
"Yakk. Kau menyueki ku? Kau tega?" Tanyanya lagi.
Lagi - lagi Jihyo hanya melirik.
"Apa kau marah padaku?" Tanya Daniel.
Kali ini Jihyo hanya diam.
"Berarti iyakan? Apa salah dan dosaku Jihyo?" Tanya Daniel lagi.
Jihyo cuma diam tanpa bersuara. Tatapannya hanya terfokus pada buku yang tengah ia baca sekarang.
"Jihyo-ssi, mianhae. Kau marah karena aku menyebalkankan?" Tanya Daniel. "Sebenarnya aku ingin seperti orang lain yang romantis, yang puitis, yang gitaris, dan suka ngemis. Tapi aku gak bisa gitu. Aku ya aku. Aku emang nyebelin, tapi kalau untuk gak nyebelin itu susah buat aku. Kalo gak nyebelin itu bukan Daniel." Jelasnya. (Maaf)
Jihyo kini menatap Daniel dengan datar, "Terus?"
Daniel menghela nafas kasar, "Maaf."
"Aku mau pergi permisi." Kata Jihyo lalu berdiri dan berjalan menuju keluar.
Daniel yang ditinggal hanya bisa diam dan meratapi nasibnya sekarang.
Jihyo yang kini sudah berada diluar kelas sekarang sedang duduk dibawah pohon yang sama seperti saat dia menggambar dan ditemui Daniel waktu itu.
"Baru aja masuk udah disuguhi kayak gitu. Nyebelin banget deh." Monolognya.
Bel masuk telah berbunyi, Jihyo bergegas kembali kekelas karena tak mau terkena hukuman.
Dia berlari tanpa sadar dia menbrak namja yang berada didepannya.
Jihyo tersungkur dilantai, "Appo." Kata Jihyo. (Sakit)
"Kau yang menabrak tapi kau yang jatuh. Kalau jalan atau lari itu yang hati - hati." Kata namja itu dengan nada cuek.
Setelah mendengar suara itu Jihyo langsung mendongak agar dapat melihat wajah yang bicara tadi.