Daniel dan Jihyo akhirnya memutuskan untuk jalan - jalan ke mall. Bukan mereka sih, tapi Daniel. Daniel bilang kalo cuci mata itu bisa naikin mood. Awalnya Jihyo mau nolak, tapi karena dirinya memang lagi bosen, jadinya dia ikut.
Mereka berdua bener - bener cuma cuci mata doang. Sama sekali gak beli dan nyentuh barang - barang yang ada di mall itu. Dan yang mereka lakuin hanyalah jalan. Daniel sesekali menggoda cewek - cewek yang berpapasan dengannya. Gombalanya seperti...
"Cewek suit suitttt."
"Cantik amat sih."
"Neng minta nomer WA nya dong."
"Jalan sama abang kuy."
Dan masih banyak lagi. Jihyo yang melihat itu malah jadi tambah badmood. Niatnya ngeubah mood malah memperburuk mood. Jihyo berpamitan dengan Daniel karena ia bener - bener unmood sekarang.
"Ngapain sih pulang? Kan kita kesini mau cuci mata." Tanya Daniel.
"Iya cuci mata. Cuci mata ngeliatin CEWEK BENING yang lewat terus kamu GOMBALIN pake jurus seribu bayangan kamu." Jawab Jihyo sambil menekan beberapa kata.
Daniel terkekeh, "Ohh jadi kamu cemburu ya?" Tanyanya.
Jihyo memutar bola matanya malas, "Apaan sih. Enggak ye. Mending aku pulang. Bye." Jihyo berjalan menjauhi Daniel.
Secepat dan sebesar apapun langkah Jihyo, Jihyo tetap kalah jika harus berjalan dengan Daniel. Alhasil Daniel berhasil menghalangi jalan yang akan Jihyo ambil.
"Minggir ih!" Pinta Jihyo.
"Gak mau." Jawab Daniel.
"Minggir gak?!"
"Enggak!"
"Kalo gak minggir aku ba-"
"Jangan pulang dulu sebelum beli es krim." Potong Daniel.
"Emang aku anak kecil kalo lagi marah dibeliin es krim terus luluh?" Jihyo jalan didepan Daniel. "Kamu yang traktir kan? Ayo kalo gitu." Lanjutnya.
Daniel geleng - geleng melihat sifat Jihyo yang berubah - ubah. Ia kira Jihyo bakal tambah marah, tau - taunya malah dia yang ngebet beli es krimnya. Tanpa bimbambum (plesetan dari babibu) lagi, Daniel mengikuti Jihyo yang sudah jauh didepannya.
Jihyo kini sedang memesan dua es krim kesukaannya. Bukan untuk dimakan sendiri, melainkan yang satu untuk Daniel. Dia pun ikut duduk bersama Daniel disalat satu kursi stan di mall tersebut.
"Nih buat kamu." Jihyo menyerahkan satu es krim yang ia bawa.
"Buat aku?" Tanya Daniel polos.
"Iyalah. Kan aku ngasihnya kekamu." Jawab Jihyo.
Daniel menerimanya, "Wah makasihhh."
"Gak usah bilang gitu, inikan kamu yang beli." Kata Jihyo.
"Kan udah jadi milik kamu. Udah sepatutnya aku bilang makasih." Kata Daniel.
"Yaudah sama sama." Jawab Jihyo.
Mereka pun duduk sambil menikmati es krim yang Jihyo beli.
Sedang enak - enaknya makan, tiba - tiba ada cewek yang menghampiri mereka berdua. Bukan. Lebih tepatnya Daniel.
"Eh Niel, lu kok gak bilang sih mau kesini?" Tanya cewek itu tiba - tiba.
Daniel dan Jihyo menoleh kesumber suara.
"Jennie? Kamu kok disini?" Kejut Daniel.
Cewek yang dipanggil Jennie tersenyum, "Iya aku lagi cuci mata disini." Jawab Jennie.
"Wah sama dong. Jangan - jangan kita...." goda Daniel.
"Jodoh gitu?" Kekeh Jennie.
"Mungkin. Eh kalau kita jadi suami istri gimana ya jadinya?" Tanya Daniel yang menarik Jennie ketempat duduk yang awalnya dia pake duduk bersama Jihyo. Jihyo? Hanya berdiri disamping Daniel. Kenapa Jihyo gak ikutan duduk? Karena kursi itu hanya muat dua orang. Nyesek gak sih?
Jennie dan Daniel asik mengobrol satu sama lain. Bahkan Daniel sampai lupa jika dia membawa Jihyo kemari.
Karena merasa terkacangi, Jihyo pun memilih untuk pergi tanpa pamit.
'Aku pamit.' Batinnya.
Dia pun bergegas keluar mall agaf dia bisa bernafas dengan lancar. Ketika sudah sampai diluar, tanpa terasa air matanya jatuh tanpa ijin darinya. Ya. Jihyo menangis. Bagaimana tidak? Orang yang mengajak dia untuk mengubah mood malah memperburuk dengan cara dia melupakan yang lama karena sudah bertemu yang baru. Bad relationship.
Jihyo menangis dalam diam. Dia tak ingin malu karena dia menangis hanya karena cowok. Jihyo menangis karena Daniel?
"Aku bodoh. Kenapa aku tidak sadar jika aku itu hanya mainannya? Kenapa juga aku terlalu baper sama bualannya? Kenapa aku gak ngaca kalau diriku ini jelek dan pendek yang tidak bisa mengalahkan cantik dan tinghinya cewek tadi? Kenapa aku harus menangis karena dia? WAEYOOOOO????" Tangis Jihyo pecah.
Orang orang yang mendengar itu langsung menjadikan Jihyo sebagai pusat perhatian. Jihyo tak peduli. Yang ia pikirkan kenapa dengan bodohnya ia bisa seperti ini.
Tangis Jihyo tak berhenti - henti, sampai - sampai ada seorang cowok yang mendekap tubuhnya dalam pelukannya.
"Bukan kau yang bodoh. Tapi dia yang bodoh karena sudah membiarkan gadis baik sepertimu sakit hati karenanya." Kata cowok itu.
Jihyo mendongakan kepalanya, "Suga?"
Huaaaaa
Hampir 2k readerssss...
Gak nyangka loh yakin.
Kegabutan ini membuahkan hasil.
Terima kasih semuanyaaaaaaaaaa
Jangan lupa vote comment follow yaaaaa^_^