Present

163 23 8
                                    

Thousand of candles can be lighted from a single candle, and the life of the candle will not be shortened. Happinesss never decreases by being shared –Budha-

Meregangkan kedua tangan dengan menariknya keatas, Seulgi bergumam lega, ia baru saja selesai mengurus berkas-berkas pengunduran diri, dan juga menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang belum tuntas di perusahaannya itu.

Seulgi memastikan bahwa semuanya sudah beres ketika dia kembali menginjakan kaki di KSG trax nanti. Melirik pada Jam yang menempel di dinding, rupanya baru pukul delapan malam. Itu menjadi rekor tercepat bagi diri Seulgi sendiri.

Soal Han Suyun yang dikurung Bee di dalam kandang Michi, sudah dibebaskan oleh Wendy setelah ia berhasil menahan Kang Daniel siang tadi , tapi pria tua itu tetap di tahan di tempat yang sedikit lebih layak dan Seulgi akan melakukan introgasi nantinya sebelum benar-benar menjebloskannya ke dalam penjara.

Mesin Faxmile yang Seulgi pastikan sudah mati, tiba-tiba saja menyala dengan sendirinya, Seulgipun jadi berhenti menata barang miliknya di dalam kerdus berukuran sedang, dia berdiri lalu menghampiri mesin Fax tersebut, satu kertas muncul keluar perlahan-lahan, melengok ke kanan dan kekiri kendati di dalam ruang tersebut hanya ada dia seorang diri, diambilnya kertas tersebut, kembalilah dia dapati sebuah kalimat bertuliskan 始めましょう(Ayo kita mulai) .Muka Seulgi seketika mengerut, ia membolak-balikan kertas itu mencari-cari siapa yang mengirim Fax , tapi sekali lagi tidak ada yang dapat dia temukan selain satu kalimat yang tertulis itu.

Dilipatnya kertas tersebut lalu dimasukannya ke dalam kardus, Seulgi memakai jasnya yang tergantung sebelum meninggalkan ruang kerja itu sambil membawa kardus miliknya, di jalan pulang tak pernah henti-hentinya Seulgi mencari makna dari pesan Faxmile itu, ini bukan pertama kalinya dan dia tahu bahwa itu pesan dari Kami-sama, namun apa yang akan dimulai?Lalu apa yang harus dia mulai? , menjadi lebih fokus memperhatikan jalanan serta deretan bangungan yang dilewatinya Seulgi memutuskan untuk mengabaikan dan tak terlalu memikirkan pesan tersebut.

Mobil Jip hitam mengkilap milik Seulgi akhirnya berbelok anggun menuju pelataran rumahnya yang besar berhenti tepat di depan pintu masuk rumah, Seulgi yang duduk di jok belakang segera turun dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan istri dan kedua anak kesayanganya, saking tidak sabarnya dia hampir terjatuh sewaktu mau turun dari mobil besarnya.

Menyerahkan kardus yang dibawanya kepada salah satu penjaga rumah secara terburu-buru, dia memasang senyum lebar ingin mengejutkan mereka dengan pulang lebih awal, Tapi Senyumnya luntur ketika Seulgi mendapatkan suasana sepi di dalam rumahnya bahkan ruang tengah dan kamar lampunya dimatikan, tidak mungkin mereka sudah tidur jika dilihat lagi belum terlalu malam, paling juga masih pergi keluar ,Begitulah yang Seulgi pikirkan.

Seulgi menghempaskan tubuhnya di sofa depan Tv setelah menyalakan lampu lalu matanya menangkap sepiring kue hangat di atas meja kecil dekat tumpukan majalah milik Irene, Kue Jehe! Kue kesukaan Seulgi kalau tiap menjelang natal, tapi kan ini belum natal kok sudah ada kue jahe? Mengedikan bahu, Seulgi mecomot kue itu tanpa berpikir apa-apa , mungkin saking laparnya kue jahe itu jadi habis dimakannya dalam waktu satu menit.

Berniat ingin masuk kamar suara deritan pintu lebih dulu menyita perhatiannya,Seulgi menoleh ke belakang sana rupanya pintu ruang kerjanya yang terbuka, satu alisnya terangkat keatas, jadilah dia bertanya-tanya di dalam hati. Siapa yang membuka pintu itu?, jika tidak ada orang di rumah pintu itu selalu terkunci, tidak mungkin pekerja rumahnya berani masuk ke dalam sana meski hanya ingin membersihkannya saja mereka tetap menunggu Seulgi atau Irene ada di rumah dulu.

Akhirnya Seulgi memutuskan untuk pergi dulu ke ruang kerjanya, untuk memastikan kenapa pintu ruangnya terbuka sendiri, mendorong maju pintu tersebut menjadi terbuka lebih lebar, Seulgi menyentakan kedua alisnya ke atas sewaktu mendapati sebuah kotak besar kira-kira besaranya seperti kardus kulkas dua pintu, lebih besar lagi, Kotak itu berwarna merah muda persis seperti kotak kado, pelan-pelan Seulgi mendekati kotak tersebut, menyentuhnya dengan pelan dan hati-hati, tidak perlu ditanya ia sudah tahu bahwa itu pasti hadiah dari Bee.

Unmei (Sequel of Bee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang