RELATIONSHIP |5

19.6K 1.1K 42
                                    

Bagi pria, prioritas tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupannya. Kadang mereka melakukan hal untuk prioritas mereka.

~

Seperti dugaan Kai, setelah pertemuan itu mereka kembali tidak berkomunikasi. Kai bisa menebak Alfath adalah pria yang lebih suka bertemu langsung daripada berbasa-basi di telpon atau chat. Dan tebakan Kai benar saat Alfath tiba-tiba menghubunginya akan mengantarnya ke bandara sore nanti setelah menanyakan kapan keberangkatan Kai ke Surabaya.

"Udah semua barangnya nak?" Tanya Mami yang baru pulang dari butiknya.

"Iya udah kok Mi."

"Ke Bandaranya di antar Pak Sadam atau gimana?" Tanya Mami yang memang sangat cerewet.

"Mas Alfath yang jemput" jawab Kai. Tatapan Mami Kai berubah jenaka lalu ia melangkah masuk dan duduk di tepi ranjang Kai. Kai yang baru saja selesai membereskan barangnya langsung menduduki kopernya dan menatap Maminya penuh selidik. Ia yakin sekali Maminya akan menanyakan hal aneh atau mengucapkan sesuatu aneh.

"Alfath tuh gentle ya, kemarin setelah dari rumah besoknya dia ke kantor Papi kamu loh buat bicara sama Papi. Mami baru nemuin pria yang deketin kamu nemuin Papi" ucap Mami. Kai menatap Maminya tak percaya.

"Kamu gak tau? Alfath gak cerita? Eh tapi ngapain juga ya dia ceritain kamu" ucap Mami lalu terkekeh.

"Dia bilang apa sama Papi?" Tanya Kai. Mami mengedikkan bahunya.

"Kamu yang tanya langsung sama Papi lah. Waktu Papi ceritain ke Mami tentang Alfath, Mami langsung memasukkan dia dalam kandidat menantu idaman keluarga Baratayudha" ucap Mami membuat Kai semakin penasaran.

"Ih Mami cerita aja" desak Kai. Mami Kai menggelengkan kepalanya menolak.

"Jangan terlalu jauh sama Papi mu nak, walaupun berbuat kesalahan tapi dia tetap Papi kamu. Papi itu sayang sama kamu." Ucap Mami Kai lembut

"Mami gak nyambung." Cibir Kai. Mami Kai hanya tertawa dan mengacak rambut Kai lalu beranjak keluar. Kai hanya mengerucutkan bibirnya kemudian memilih bersiap-siap ke Bandara karena pesawat yang ditumpanginya akan berangkat pukul 18.15

🔫

Alfath melirik jam tangannya, hampir pukul 3 sore dan dia masih terjebak macet, sepertinya dia tidak akan sempat kembali ke rumah dinasnya untuk mengganti seragamnya. Setelah 30 menit akhirnya Alfath bisa terbebas dari macet. Ia memilih singgah sebentar di masjid terdekat untuk menunaikan kewajibannya baru setelah itu ia memacu mobilnya menuju kediaman Kai.

Mengingat Kai selalu berhasil membuat Alfath tersenyum. Kai gadis yang selalu saja diluar dugaan. Dia juga gadis yang ramah walau kata Nina, Kai memiliki mulut seperti petasan banting.

Alfath tiba di kediaman Kai saat jam menunjukkan hampir pukul 4 sore dan langsung disambut dengan Mami Kai yang hangat dan lembut. Mengingatkan Alfath pada Mamanya.

"Eh nak Alfath, sini masuk dulu. Kai lagi siap-siap, bentar lagi selesai" ucap Mami Kai

"Ini udah selesai kok Mi" jawab Kai yang bersedekap di dekat sofa ruang tamu. Alfath tersenyum tipis pada Kai yang hari ini memakai gamis floral berwarna hitam dan jilbab polos berwarna maaron.

"Yasudah, kamu hati-hati disana. Jangan repotin Papi" ucap Mami. Kai melengos malas.

"Yang ada Papi yang repotin Kai" jawab Kai.

"Maksud Papi itu baik, biar kamu bisa liburan sejenak. Udah sana gak usah jawab ucapan Mami lagi. Kabarin kalau kamu udah tiba disana ya"

Kai hanya mengacungkan jempolnya sedangkan Alfath sudah mengambil alih koper Kai dan memasukkannya ke dalam bagasi mobilnya, bersampingan dengan ransel lapangannya. Kemudian Kai mencium kedua pipi Maminya dan mencium punggung tangan Maminya. Alfath mencium punggung tangan Mami Kai.

RELATIONSHIP [Dihapus Sebagian]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang