"Tahukah Anda, di mana sisi ketiga dari sekeping koin?"
Dunia pengetahuan gempar atas kecelakaan maut yang menimpa seorang peneliti muda, ahli patogen, Profesor Dimitri Ivanosky. Ada yang janggal dalam kematiannya, disusul dengan ilmuwan-ilmuwan mud...
DENGAN tenaga yang tersisa, setelah luka di pundaknya hampir merenggut daya hidupnya, Felix menyikut selangkangan Satria lalu mendorong si tentara itu hingga jatuh terjerembab menghajar nisan batu.
Felix tidak menunggu waktu lagi ketika dilihatnya Ivan memejamkan mata, bersiap menjemput ajalnya. Sepersekian detik kemudian, Felix sudah melemparkan dirinya di antara Ivan dan sebutir peluru yang melesat dari pistol yang ditembakkan Anggita.
Peluru itu menembus dada Felix dan menyarangkan diri, membawa maut yang nyaris seketika.
Anggita memekik pelan.
Ivan membuka matanya, melihat pemandangan di hadapannya. Semburan darah segar mengenai kemeja Ivan.
Felix berlutut menghalangi Ivan dari Anggita, tangan mendekap dada yang berdarah.
Felix terjatuh miring, dengan kepala terantuk ujung makam 'palsu' Ivan.
Dengan kemarahan yang menguasainya, Ivan mendorong Naufal ke belakang. Naufal, yang turut terperangah dengan aksi penyelamatan Felix yang tak terduga, tidak siap akan konfrontrasi Ivan. Naufal tergelincir dan terperosok, dengan badan terguling menghantam makam milik Fanes.
“Tidak! Tidak, Felix! Tidak!”
Ivan mengerang dan meraih jasad sahabatnya. Ivan tak kuasa menatap sepasang mata yang kini kehilangan pendarnya. Perlahan tubuh Felix kaku dalam pelukannya. Felix telah tiada.
Ivan memeluk Felix dan menangis. Steven melepaskan diri dari Dewa.
“ANGGITA!” Ivan berteriak murka.
Anggita bersiap menembak Ivan, namun Steven menerjang Ivan, mendesam Ivan hingga tubuh mereka menunduk terlindung di balik makam batu, sehingga terselamatkan dari tembakan Anggita.
Anggita menarik nafas dan menyiapkan tembakan kedua. Namun tembakan itu tidak pernah dilepaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahesa, sang Kapten Scorpion Menace, menahan pistol di tangan Anggita. Anggita membelalak pada sang penginterupsi. Mahesa mencekal pistol itu, meremas dan merenggutnya dari Anggita, lalu membantingnya ke rerumputan. Mahesa memandang Anggita bagaikan pemangsa yang siap menerkam.
Dewa akhirnya berhasil mengendalikan rasa sakit akibat serangan Steven, yang hendak melepaskan diri, melihat Mahesa berdiri mengancam bosnya.
Dewa bangkit menerjang Mahesa, mendorong sang Kapten hingga mundur beberapa langkah.