34

171 8 0
                                    

Sayang,
Lagi, lagi dan lagi bibirku tidak pernah lelah berkata; jika memang ingin pergi dan sudah bosan dengan jamuan yang kusuguhkan padamu di rumahku, silahkan, pintu keluar untukmu ada disebelah sana. Pintu yang sama saat kau mengetuk dan memaksa ingin masuk, padahal waktu itu, jelas-jelas aku melarangmu untuk singgah karena aku tahu pada suatu saat nanti kau akan bosan dan pergi meninggalkan sisa kenangan pada rumahku, meninggalkan aku sendiri tanpa sempat menata kembali rumahku yang kembali hancur berantakan karenamu. Tapi tak apa, aku sudah mulai terbiasa.

Sayang,
Untuk ke sekian kali aku mengatakan;
Tak apa jika kau ingin pergi. Aku sudah terbiasa begini, diberi bahagia walau pada akhirnya kembali memeluk lara yang setia. Dijadikan persinggahan walau selalu dijanjikan akan dijadikan tempat untuk pulang selamanya. Tak perlu sungkan padaku, sebab walaupun sulit, aku akan berusaha melepas kepergianmu, sungguh aku sudah mulai terbiasa dengan melepas dan ikhlas.

Sayang,
Kepergianmu, semoga
Akan kuterima dengan sebaik-baiknya.
Pintu keluar untukmu ada disebelah sana,
Masih sama seperti saat pertama kali kau mengetuk dan merangsek masuk pada rumahku.
Dan seterusnya akan selalu begitu,
Kapanpun kau ingin kembali singgah, entah untuk sekedar minum kopi atau kembali merajut mimpi,
Pintu untukmu masih dan akan selalu sama.

— GadisRembulan.

Coretan-Gadis.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang