Jennie menarik nafas lebih banyak setiap menyadari kemana tujuan kendaraan mewah yang dia naiki sekarang. Jari-jari tangannya juga sengaja dia gerakan untuk membalas pesan dari Jisoo, karena merasa gugup. Ditambah lagi sosok pendiam yang sangat fokus menyetir tidak mengatakan apapun sejak mempersilakan gadis itu masuk ke mobil, sehingga suasananya terasa lumayan hening dan sedikit menyesakan.
To : Jisoo
Aku merasa seperti patung hidup. Untuk menghirup oksigen saja, aku seperti sedang mencuri.
From : Jisoo
Kalau begitu kembalilah! Kita bisa tinggal bersama di apartment. Kau juga bisa bernafas dengan lega disini.
To : Jisoo
Haruskah? Baru 15 menit aku keluar dari sana. Jika aku kembali itu akan sangat kekanakan.
From : Jisoo
Lalu bagaimana denganku? Disana kau tinggal dengan suamimu, sedangkan aku sendirian.
Jennie yang membaca pesan itu tersenyum. Kalau sudah begini berarti Jisoo memang bukan hanya bercanda, tapi dia tidak rela tinggal sendiri.
To : Jisoo
Kalau begitu kau bisa ajak Seungcheol. Kalian juga akan segera menikah, tidak ada salahnya mencoba tinggal bersama.
From : Jisoo
Ommo! Meskipun aku kesepian, aku bukan orang yang segila itu mengajak pria untuk tinggal bersama.
From : Jisoo
Dan satu hal, kau tidak boleh menggodaku. Kau mungkin saja melakukan hal yang lebih daripada aku yang sudah berkencan selama 3 tahun!
"Uhuukkk. Uhukk--"
Dia pasti sudah tidak waras. batin gadis mendadak terbatuk tanpa penyebab membuat seorang Sekretaris Pribadi reflek mengulurkan sebuah botol air mineral ketika mobil berhenti di lampu merah.
"Saya belum meminumnya." ujar pria yang tidak lain adalah Jeonghan menggunakan bahasa formal.
"Ye? Kam-kamsahamnida." ucap Jennie yang tidak enak menerima botol itu. Dia juga langsung meminum isinya agar pria yang kembali melajukan mobil berhenti mengamatinya dari kaca spion depan.
Satu menit.. dua menit.. tiga menit berlalu, namun tidak ada yang memulai pembicaraan. Entah karena Jeonghan tidak ingin tahu apapun atau memang tidak bicara, tapi pria itu seolah menganggap Jennie seperti seseorang yang sudah dia kenal sejak lama.
"Ekhemm."
"Apa apa aku boleh bertanya sesuatu?" gadis itu berdeham pelan mencoba memberanikan diri.
"Jika itu bukan tentang hal pribadi saya bisa menjawabnya."
"Aniyo. Geunyang.. aku hanya penasaran apakah kau tidak sedikitpun merasa keberatan membantu Jeon Wonwoo mengurus pernikahan kerjasama ini?"
"Bukankah kau seperti dipaksa karena harus menjemputku di hari libur?"
Sekretaris Yoon yang menatap lurus ke depan terlihat menggeleng pelan. Ini memasuki daerah elit Cheongdam-dong, sebentar lagi mereka sampai ke rumah CEO LOYAL.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I'm Falling (WONWOO x JENNIE)
Fanfiction"Bagaimana jika sebenarnya aku sudah mengetahui hal itu sejak lama?"