Seungri hanya terdiam memandang jendela disebelah kasurnya setelah selesai mendengarkan penjelasan dokter tentang kondisinya. Ya, kondisinya sekarang dan penyakit tambahan yang kini bersarang di tubuhnya. Tidak heran kenapa Jiyong bertingkah laku aneh terhadapnya dan memang ada sesuatu yang disembunyikan oleh hyungnya itu. Seungri meminta waktu untuk sendiri kepada hyungnya. Dia butuh waktu untuk merenungkan takdirnya sekarang. Meskipun tadi Jiyong tidak mau meninggalkan maknaenya sendirian. Tapi Daesung menarik tubuh Jiyong untuk keluar. Daesung mengerti perasaan Seungri saat ini yang memerlukan waktu sendirinya.
Airmata Seungri tidak terasa jatuh setetes demi setetes. Lalu dia pun menghapus perlahan airmatanya itu. Mendengar penjelasan dokter tadi membuat dirinya sangat sedih sekali. Bagaimana tidak penyakit jantungnya ini hanya bisa disembuhkan dengan transplantasi jantung. Kemungkinan mendapat jantung yang sesuai pun sangat sedikit. Memikirkan hal itu hanya membuat air matanya terus mengalir. Pupus sudah harapannya untuk konser bersama hyungya di panggung. Tidak mungkin dia akan melakukan konser dengan kondisi yang seperti ini. Bahkan untuk bernyanyi satu lagu pun di konser sepertinya sangat sulit buat dia. Seungri menarik nafasnya dalam2.
"Kenapa......kenapa Tuhan...."
Seungri bertanya dalam hati.
"Tidak cukupkah cobaan hidup dengan satu ginjal"
Airmata Seungri pun jatuh lagi. Hatinya benar2 sedih saat ini. Ketika kepercayaan dirinya mulai tumbuh lagi, kini dihadapkan pada kenyataan yang pahit, yang mungkin tidak akan sanggup dia hadapi. Karena saat ini Seungri sangat rapuh sampai tidak tau harus berbuat apa.
"Mungkin sebaiknya aku mati saja"
Sempat terlintas di benaknya saat ini. Mungkin mati adalah penyelesaian yang cepat. Tapi.....terlintas pula wajah hyungnya. Wajah hyungnya yang bersedih akan kepergiannya.
Menangis lagi....itu yang bisa dia lakukan saat ini. Bahkan ketika Jiyong telah duduk disampingnya selama 5 menit, Seungri pun tidak merasakannya sama sekali.
"Ri.....maknae...." Jiyong menggenggam tangan dingin Seungri perlahan. "Aku suapi ya? "
Seungri hanya menggeleng perlahan. Lalu mengusap airmata yg tadi telah jatuh.
"Bukannya kau ingin cepat pulang ke rumah?" Jiyong mencoba mengambil perhatian maknaenya. "Jadi sebaiknya sekarang buburnya dihabiskan dulu" Jiyong berkata sambil senyum.
"Hyung...." Seungri tiba2 memanggil Jiyong.
"Iya Ri?"
Seungri terdiam sejenak.
"Apakah kau akan selalu mengingatku jika aku telah tiada?" Seungri berkata perlahan.
Jiyong yang mendengar pertanyaan maknaenya terlihat kaget.
"Maksudmu?"
"Apakah kau akan melupakanku?" Seungri bertanya lagi dengan suara yang tertahan.
"Ri?"
"Apakah.....apakah.....aku....akan segera dilupakan olehmu?" Seungri berkata sambil terisak.
"Ri.....dengar aku....." Jiyong menatap tajam wajah maknaenya. "Aku tau pasti kau sangat terpukul dengan kondisimu sekarang ini. Tapi....masih banyak harapan yang masih menunggumu Ri... jangan putus asa....kita telah menghadapi berbagai cobaan...dan kita pun akan terus selalu bersama menghadapi cobaan yg akan datang kepada kita.." Jiyong terdiam sejenak. "Aku mohon Ri....teruslah berjuang... jangan pernah putus asa....kami akan selalu ada disampingmu...." akhirnya Jiyong meneteskan airmatanya setelah berusaha menahannya. Seungri yang melihat Jiyong menangis terlihat sedih. Seungri berusaha bangun dan memeluk hyungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm sorry
FanfictionPenyesalan ini akan menjadi penyesalan Jiyong seumur hidupnya. Penyesalan itu tidak akan membuat maknaenya kembali seperti dulu. Meskipun dia menangis darah sekalipun. Namun penyesalan itu membuat Jiyong bertekad menjaga maknaenya seumur hidupnya.