Siang yang panas, seorang gadis kecil sedang berlari lari dari ayunan yang dinaikinya menuju tukang eskrim yang bertengger di depan taman kanak-kanak nya.
"Baangg, athuu mwauu esklim thatuu-!" Pinta gadis kecil itu dengan jari telunjuk yang diacungkan, menunjukkan angka satu.
Si penjual eksrim itu hanya terkekeh, lalu membuatkan eskrim rasa vanilla, rasa yang biasa dibeli oleh anak ini.
"Nihh buat gadis kecil yang lucuu," Penjual itu memberinya ke gadis yang sekarang matanya berbinar menatap eskrim didepannya. Dan memberi bayaran ke penjualnya.
"Telimakathiih-!"
Lalu gadis kecil itu beranjak kembali menuju ayunannya, tapi malah bertabrakan dengan lelaki yang seumuran dengannya namun jauh lebih tinggi darinya. Membuat eskrim yang bahkan belum sempat ia cicipi jatuh ke tanah.
Dengan sigap, tangan si gadis mengambil kembali eksrim yang beberapa bagiannya sudah jatuh ke tanah.
Lelaki tadi menatap jijik gadis kecil didepannya, "Kamu emang ga diajarin kebersihan sama orang tua kamuu?!"
Gadis kecil itu, Putri. Malah memelototi lelaki yang tadi mengejeknya.
"Diajaliin-! Tadii itu kamunaa yang ndaa liat liatt-!" Balas Putri tak mau kalah.
Putri yang sudah pandai membaca, langsung membaca nametag dari lelaki didepannya, Arkasa.
Arka. Menyebalkan. Satu kata pertama dari gadis itu untuk lelaki didepannya.
"Kalo diajarin gausah ngambil makanan yang udah jatoh," Cibirnya.
"Tapii putlii nda punya uangg ladhii-!" Gadis itu menunduk, mulai menangis.
"E-eh kok nangis? Aku beliin lagi sini, ayo." Ajak Arka, untuk meredakan tangis gadis yang menurutnya memang sedikit—lucu?
"Benelaan??" Mata Putri berbinar.
"Iya cadel."
▶️▶️▶️
"Nama kamuu Alkaa?" Tanya Putri dengan mulut yang masih memakan eksrimnya.
"Arka. Bukan Alka." Jawabnya.
"Iyaa Alkaa-!" Balasnya tak mau kalah.
"Arka."
"Iyaa putli tauu Alkaa..."
"Tapi nama aku Arka bulan Alka!"
"Tapi than putli ndaa bithaa bilang l"
"Dasar, cadel."
Memakan cone eskrim itu sampai habis, sekarang matanya memelototi lelaki disampingnya, "Ndaa uthah ngejekk-!"
"Fakta, ya." Lalu Arka meninggalkan Putri di ayunan sendirian dengan perasaan kesal.
"Ko Alka ngethelinn??"
▶️▶️▶️
"Hahahahahhaa ngakak banget dulu anying," Siyeon ketawa ampe perutnya sakit.
"Dasar cadel hahahaha," Otot bisep Jeno dipukul ama Siyeon pas udah bilang gitu.
Mereka sekarang lagi duduk di kamar Siyeon, liat liat poto mereka pas masih kecil. Ada juga poto bersama kelas TK Pelita dulu.
Terus ngakak ngakak nginget mereka dulu sekonyol apa.
Siyeon rebahan di karpet kamarnya, diikuti Jeno. Mereka natap langit-langit kamar Siyeon yang ada hiasan bintang, bulan, dan sistem tata surya lainnya yang bisa glow in the dark.
Tapi ga nyala, cuma liat aja. Masa mereka di kamar lampu dimatiin??
Yang ada digebukin warga.
"Jadi lo Arka si nyebelin yang sombong itu?" Ucap Siyeon diiringi gelak tawa keduanya.
"Jadi lo Putri si cadel penyuka eskrim vanilla?" Jeno ikut ngejek Siyeon.
"Sekarang panggilannya nama gaul yagak hahahaha," Siyeon ketawa lagi.
Malam yang bikin sakit perut banget.
Jeno bangun dari posisi tidurnya, duduk lalu mulai bergegas berdiri. Sekarang udah mau jam 10.
Gaenak dong jam 10 masih bertamu di rumah orang??
"Gua balik, ya. Udah malem," Pamit Jeno.
"Iya sono balik," Usir Siyeon dengan tangan yang dikibas kibaskan.
"Ngusir dasar cadel!" Ledek Jeno terus Siyeon ngakak lagi.
"Tuhkan malah ketawa lagi, kapan gua baliknya nih? Disini bikin diabetes," Ucap Jeno yang kini sudah diambang pintu.
Denger kata-kata gombal Jeno yang pasaran itu, Siyeon geli tapi anehnya malah deg-degan. Ini Jeno kenapa?
"Yaudah balik balik!"
"Gamau nganterin gua ampe pager?"
"Gak."
Jeno ketawa, "Daah!" Tangannya melambai ke Siyeon lalu menutup pintu kamarnya.
Siyeon sempet kikuk sebentar, lalu membalasnya ketika Jeno benar benar jauh dari kamarnya, "D-daah, Arka."
▶️▶️▶️
ada kata kata dari jeno disini yang bikin author de javu lagi...
udah lama bgt ini nulisnya wkwkw
ohiya, salah satu alasan kenapa covernya poto mereka kecil adalah karena ini HEHE.
alasan kedua sih, gabisa ngedit :v
ini diedit sama freakybubb
pengguna
thankyouuuuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
bad ¦ jeno siyeon
Ficção Adolescente"gua ngga pernah berpikir, bahwa omongan pedes dari dia bakal terdengar semenyenangkan ini." -Arkasa Jeno Praditto "gaboleh goyah ama berandal gapunya etika kayak si sialan itu. gaakan pernah." -Siyeon Putri Wijaya ©sheysnatt [+] started ; 27-07-19 ...